Semua Bab Mengejar Cinta Om Alan: Bab 41 - Bab 50
87 Bab
Chapter 41 - Siapa yang Berani?
Bentley kuning milik Alan masuk ke dalam mansion mewahnya. Sesuai arahan sang asisten, Alan tak kembali ke kantor karena para reporter berdiri di depan gerbang gedung Satou Group untuk mewawancarainya. Begitupun dengan Kimberly yang terpaksa harus ikut ke mansion."Kim, kita sudah sampai."Alan membangunkan gadisnya yang terlelap."Hem? kota sudah sampai di mansionmu, Om?"Kimberly masih mengerjap-ngerjapkan matanya. Manik hitamnya mulai mengelilingi ruang parkir khusus yang terletak di basement. Disana terparkir beberapa mobil keluaran Eropa dan Asia. "Kau bisa melanjutkan tidurmu di dalam, mau ku gendong?" goda Alan dengan senyum khasnya yang mahal."Hem? Kau yakin berani menggendongku?" tantang Kimberly."Kenapa harus takut? Kau tunggu disini."Alan keluar dari mobil dan melangkah ke pintu samping, membuka pintu sebelah kemudi dan bersiap menjalankan tantangan gadisnya."Eh.. eh.. tidak perlu! Aku bisa jalan sendiri," cetus Kimberly saat Alan sudah siap menggendongnya."Kau terlam
Baca selengkapnya
Chapter 42 - My Moon
"Dipecat? Siapa yang berani memecat bosnya?""Iiish.. tentu saja managerku, Om. Pak Bandy pasti memecatku kalau tahu hari ini aku tak kembali ke cafe.Si polos Kimberly tak melihat wajah Alan yang penuh teka teki. Gadis itu tak menyadari ada sesuatu yang tersembunyi dibalik kalimat yang Alan ucapkan."Kau tenang saja, tak akan ada yang berani memecatmu, Gadis Nakal!"Alan gemar sekali memeluk tubuh mungil itu, memberi kehangatan dan perlindungan yang dibutuhkan Kimberly setelah orang tuanya tak ada."Om..""Hem?""Kanaya marah?""He em.""Kau tak berusaha menenangkannya?""Sudah.""Dengan cara apa?" Kimberly melepas pelukan Alan dengan cepat."Dengan... dengan apa? Aku tak mengerti maksudmu. Menenangkan seseorang yang marah memangnya harus dengan apa?"Wajah Alan tampak bodoh. Pria itu sama skali tak mengerti maksud Kimberly."Hhh.. ternyata kau bisa jadi bodoh juga," cetus Kimberly membuang wajahnya dengan malas."Hh? Kau bilang aku bodoh, Kim?""Ya! Kau memang bodoh! Begitu saja tak
Baca selengkapnya
Chapter 43 - Jangan Merebut Milik Orang Lain!
"KIMBERLY!"Kanaya menggaungkan nama gadis itu dengan teriakannya. Emosi dan kemarahannya tersalurkan dengan sebuah teriakan yang membuat beberapa pelayan datang melihat pertengkaran itu, termasuk bibi Jeni."Brisik! Telingaku tidak tuli, Miss! Kau ini senang sekali berteriak!"Setelah memberikan cebikan dari mulutnya, Kimberly berlalu begitu saja meninggalkan Kanaya yang masih terlihat emosi. Satu tamparan yang melayang di pipinya masih terasa perih, namun harga diri wanita itu lebih terasa perih akibat ulah Kimberly."Aku belum selesai bicara, Anak kecil!""Hei! Aku bukan anak kecil! Usiaku hampir 21 tahun!"Kimberly menepis tangan Kanaya yang tadi menarik tangannya agar berhenti melangkah."Kalau kau bukan anak kecil harusnya kau mengerti, merebut milik orang lain itu tak boleh! Kudengar kau berasal dari keluarga berpendidikan, jadi harusnya kau mengerti bagaimana etika dalam sebuah hubungan. Alan adalah tunanganku, pergilah dari kehidupannya!"Ucapan Kanaya masih bercampur emosi y
Baca selengkapnya
Chapter 44 - My Sugar Daddy
Aaaaa...."Kau senang sekali berteriak, Kim.." goda Alan yang telah menempelkan hidung mancungnya di hidung Kimberly."Kau mau apa? Ja-- jangan macam-macam. Aku, kan, masih marah!" dengus gadis itu seraya membuang mukanya."Jadi jika kau tak sedang marah aku boleh macam-macam, hm?"Alan terus menggoda Kimberly, menggosok-gosokkan hidung perosotannya di pipi gadis itu."Om, geli tahu!"Kimberly tak bisa menghalau tindakan Alan karena tangannya lagi-lagi terkungkung oleh telapak tangan besar laki-laki itu. Ia hanya bisa menggoyangkan wajahnya agar Alan berhenti menggosokkan hidung di pipinya."Aku tahu, dan aku sengaja.""Om, berhenti. Nanti kumakan hidungmu!" ancam Kimberly seraya tertawa karena kegelian."Daripada memakan hidungku lebih baik kau kecup bibirku, Moon.."Alan menghentikan kegiatannya, menatap serius wajah yang selalu memberi candu padanya."Kenapa kau suka sekali menciumku," tanya Kimberly tiba-tiba."Karena aku suka," jawab Alan."Cih.. jawabanmu adalah pertanyaanku, Om
Baca selengkapnya
Chapter 45 - Kejutan
"Kita mau kemana?"Kimberly sudah berada di dalam mobil bersama Alan. Setelah puas bermain-main di atas ranjang, Alan meminta gadis kecilnya untuk bersiap-siap mendapatkan surprise darinya."Nanti kau akan tahu," sahut pria itu."Hh.. kau selalu penuh teka teki. Aku tak suka!""Diam dan duduk manis saja disini, Moon.. sebentar lagi kita sampai." Alan mengacak-acak rambut Kimberly.Mereka berhenti di sebuah gedung perkantoran. Alan menuju ke dalam basement gedung tersebut setelah diijinkan masuk oleh beberapa pihak keamanan yang berjaga di pos depan gedung."Ini dimana? Kau membawaku ke gedung kantor siapa, Om? Eee.. Alan."Kimberly masih belum terbiasa memanggil pamannya hanya dengan nama saja. Tatapan tajam Alan selalu menyadarkannya jika ucapannya keliru."Dewantara Group," sahut Alan pendek."Dewantara Group? Sepertinya aku pernah mendengarnya, tapi... dimana, ya?"Entah bertanya atau hanya bergumam sendiri, gadis itu tampak mengingat-ingat sesuatu. Alan hanya tersenyum kecil melih
Baca selengkapnya
Chapter 46 - Dia tak Pernah Tulus
"Brengsek! Kalian berdua memang brengsek! Kalian tertawa bahagia di atas tangisanku. Kau brengsek, Alan.."Kanaya tersungkur lunglai di bawah ranjangnya. Mendengar tawa bahagia antara Kimberly dan Alan tadi membuat hatinya tercabik-cabik. Ia tak bisa melakukan atau memprotes apapun, rasa sakitnya hanya bisa ia telan sendiri. Perih, sakit, serta terinjak-injak. Itu semua bercampur menjadi satu menempa tubuhnya hingga lirih tersungkur. Namun lagi-lagi rasa cintanya yang begitu besar pada Keinchiro Alan Satou membuat wanita itu menahan semua rasa sakit yang ia terima. Baginya rasa sakit kehilangan seorang Alan Satou akan lebih menyakitkan dibanding kesakitannya melihat Alan dan Kimberly bermesraan. "Aku akan membalasmu, Kimberly! Akan kubuat Alan meninggalkanmu selamanya!"*"Apa kabar setelah menyebarkan berita fitnah untuk menusuk kekasihku, Rea Dewantara?"Alan menyapa Rea yang ada di sudut pintu ruangan ayahnya. Dengan kaki masih menopang di atas kaki yang lain, serta tangannya tak
Baca selengkapnya
Chapter 47 - Kau Wanitaku
"Om..""Hem?""Bagaimana jika hubungan kita dikecam? Apa kau akan baik-baik saja?"Kimberly menatap lamat wajah pamannya. Mencari adakah keraguan di wajah itu untuk tetap menjalani hubungan mereka seperti sekarang?Alan menepikan mobilnya, "kau mengujiku, Kim?"Alih-alih langsung menjawab, Alan justeru balik bertanya pada gadis itu. Senyum simpul terulas di sudut bibir lelaki yang berkulit pucat itu.Kim menggeleng, "tapi aku harap kau jawab dengan jujur. Aku tak mau karena hubungan kita yang mungkin akan terdengar aneh di telinga orang lain membuat karier dan perusahaanmu hancur. Aku mencintaimu bukan untuk menghancurkanmu.. Alan.."Untuk kali ini Kimberly menepis kepercayaan diri yang selama ini menjadi keunggulannya. Kecewa dengan sikap mantan sahabatnya membuat Kim kesulitan untuk meyakini seseorang benar-benar tulus padanya."Kalau perusahaanku hancur, kolegaku memutuskan semua kontrak kerja kita, apa kau mau tetap di sampingku?""Selama itu bukan karena kehadiranku, aku akan tet
Baca selengkapnya
Chapter 48 - Menungguku Pulang
'Kimberly sudah menjadi pemilik Cafe ini, jadi buang saja mimpimu untuk menyingkirkannya dari sini jika tak mau kau yang tersingkir.'Febby menatap Kimberly dari kejauhan, mengingat apa yang diucapkan pak Bandy saat ia memberikan laporan bulanan."Gadis hebat! Usahamu menjadi sugar baby pria kaya raya tak sia-sia, Kimberly."Febby tersenyum sinis karena gumamannya sendiri. Upayanya untuk menyingkirkan Kimberly dari Town Cafe ternyata justeru memakan dirinya sendiri."Kim, bisa bantu aku?" seru Febby yang sengaja memanggil rivalnya itu."Oke..""Kim, kau bawa ini ke meja nomor tiga, setelahnya tolong bantu aku mencuci piring-piring kotor ini. Hari ini pelanggan cafe sangat ramai, kita dibuat kelelahan olehnya."Febby sedikit mendumal, kesal dengan pengunjung cafe yang terus saja berdatangan hingga mereka kesulitan beristirahat."Bukankah bagus jika cafe kita ramai, Feb? Mungkin pak Bandy akan memberi insentif besar bulan ini."Dengan senyum polosnya gadis itu menjawab ocehan Febby tanp
Baca selengkapnya
Chapter 49 - Dia Melamarmu?
"Hem.. hem.. hem.. hem.."Sejak beberapa menit yang lalu Naina terus memperhatikan Kimberly yang terus bersenandung. Tak seperti biasanya, wajah gadis mungil itu hari ini terus memancarkan senyum tipis yang membuat Naina keheranan."Kim, kau baik-baik saja?" tanyanya."Hem? He em.." Kimberly mengangguk seraya menoleh sebentar ke arah sahabatnya."Apa-- kau mendapat undian berhadiah hari ini?" bisik gadis itu yang tak puas dengan jawaban Kimberly."Undian berhadiah? Hh.. kalau aku dapat undian berhadiah kau orang pertama yang kuajak shopping, Nai..""Lalu? Hari ini kau aneh, Kim. Jangan-jangan kau kerasukan jin tersenyum."Naina mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah sahbatnya dengan seksama seraya memicingkan mata. Gadis itu benar-benar penasaran dengan tingkah Kimberly yang tak biasa."Iiish.. gadis ini! Aku baik-baik saja, Nai. Sungguh! Memang kenapa kalau aku tersenyum? Pengunjung cafe kita pasti senang jika dilayani dengan full senyum." Kimberly berdalih dan melanjutkan pekerjaa
Baca selengkapnya
Chapter 50 - Dia Kekasihku..
"Om, lepaskan aku. Disini masih banyak orang."Kimberly melirik sekeliling di parkiran cafe. Meski sudah tutup setengah jam yang lalu namun terkadang anak-anak muda masih setia duduk-duduk di kursi depan cafe sebelum benar-benar gerbangnya dikunci oleh keamanan."Jadi jika tak ada orang aku boleh--"Iiish.. kau ini! Ayo, cepat kita pulang."Kimberly melepas tangan Alan dari pinggangnya dan merangsek masuk ke dalam mobil. Wajah gadis itu terlihat gugup dan menahan malu karena sadar beberapa kamera memotret mereka berdua. Berbeda dengan Alan yang tampak santai dengan mengulas senyum mahalnya. Seketika ia melihat ke arah seorang perempuan muda yang masih mengambil gambarnya,"dia kekasihku," ujarnya pada perempuan itu."Huaaaaaaaa....."Sontak beberapa anak muda yang masih memberikan atensi pada pasangan itu berteriak histeris. Ya, setelah Rea melakukan permintaan maaf di akun sosial medianya pasangan itu mulai menjadi bahan perbincangan publik. Dengan status Alan Satou, meski bukan seor
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status