All Chapters of Istri Sah Presdir Arogan: Chapter 21 - Chapter 30
110 Chapters
20. Fakta Lain
Setelah menyuapi dan membacakan cerita untuk Zayn, putranya itu akhirnya kembali terlelap ketika jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 2 siang. Caleb mengirim pesan akan menjemput Zsazsa dan Zaiden jadi memintanya untuk menghubungi sopir yang diutus Lucius dan membiarkan kedua anaknya ikut bersama sang paman untuk makan siang dan akan membawa mereka ke rumah sakit. Ia tengah melamun dengan tangan menggenggam tangan Zayn yang ditempeli jarum infus ketika pintu ruangan diketuk dari luar. Calia memutar kepalanya dan menatap lubang kaca di tengah pintu. Sepertinya seorang pria melihat setelan jas berwarna biru gelap yang dikenakan orang itu. Lucius tak mungkin mengetuk pintu dan Caleb sedang bersama si kembar.Wajah Calia segera memucat menyadari siapa yang tengah berdiri di balik pintu tersebut. Ia sudah bangkit berdiri, mencegah pria itu masuk. Namun terlambat, pintu sudah digeser terbuka dan Lukas melangkah masuk.“Apa yang kau lakukan di sini, Lukas?” Calia menghadang
Read more
21. Rencana
“Aku sama sekali tak memiliki masalah dengannya, Lucius.”Wajah Lucius mengeras. “Kalian bertemu di rumah sakit.”“Caleb memintaku untuk memberikan berkas padanya.”“Dan dia datang ke sini untuk mengambilnya?” sinis Lucius dengan kekesalan yang semakin menumpuk.“Dia sedang ada urusan di sekitar sini.”“Kau pikir ini sebuah kebetulan?”Calia mendesah pelan. “Aku tak peduli ini sebuah kebetulan atau tidak, Lucius. Tapi kau tahu ini hal yang berbeda. Tidak bisakah kau memisahkan hal ini?”“Kau istriku, Calia.”“Ya. Dan pekerjaanku tidak ada hubungannya dengan pernikahan kita.”“Apa?” Mulut Lucius menganga tak percaya dengan pernyataan tersebut.“Aku mendapatkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup dan aku menyukai pekerjaanku. Tidak ada hubungannya dengan perusahaan itu milik Alex Morgan atau fakta bahwa kalian saling bermusuhan. Apakah alasan itu tidak cukup bagimu membiarkan hal ini?”Lucius bergeming, menatap lurus ke kedua mata sang istri.“Delapan tahun, Lucius. Aku berusaha memperta
Read more
22. Tak Ada Penyesalan
Lucius menoleh ke samping, menatap sisi wajah Calia yang dipucati kecemasan. Kedua tangan wanita itu saling meremas di pangkuan, tak berhenti menatap pintu putih di depan mereka sambil menggigit bibir bagian dalam. Ia pun tak kalah cemasnya dengan Calia, membuatnya mau tak mau membayangkan ketika wanita itu menghadapi semua ini seorang diri.Calia tersentak pelan ketika tangan Lucius menyentuhnya. Membawa kedua tangannya dalam genggaman pria itu. Kepalanya berputar perlahan, menatap Lucius yang juga menatapnya.“Kau bilang dia anak yang kuat, kan?” gumam Lucius rendah. Menambah tekanan dalam genggamannya dan ujung bibir yang tersenyum. “Dia pasti bisa melewatinya kali ini.”Kata-kata Lucius perlahan menguatkan hatinya. Ia mengangguk pelan dan merasakan dukungan yang besar merangkulnya. Salah satu tangan pria itu bergerak merangkul pundaknya. Membawa tubuhnya bersandar pada pria itu. “Ya. Dia terlihat rapuh dan lemah tetapi selalu berhasil menguatkanku.”“Dia selalu menguatkan kami se
Read more
23. Ada Rahasia Lain?
"Kau hanya pamannya, Caleb. Aku ayah kandungnya. Hakmu tak akan lebih besar atasku. Bahkan untuk delapan tahun penuh kebohongan kalian.""Kau tak menjawab pertanyaanku." Caleb lalu mendengus mengejek. "Jangan gunakan alasan ini hanya untuk mengikat Calia dengan pernikahan kalian yang seperti cangkang kosong."Lucius sama sekali tak terpengaruh dengan ejekan tersebut. Lebih karena genggaman tangan Calia di lengannya yang semakin menguat. "Kau tak akan mendapatkan jawaban yang kau inginkan dariku, Caleb. Kau hanya perlu tahu Zayn akan menjadi tanggung jawabku dan keinginanku agar dia sembuh, tak akan melebihi keinginanmu.""Dia sudah seperti anakku.""Aku bisa melihatnya. Tapi … kau bukan ayah kandungnya, kan?"Wajah Caleb mengeras. Pandangannya menajam dan kedua tangannya mengepal kuat di kedua sisi tubuh. Jika tak ingat mereka tengah berada di ruang perawatan Zayn, bisa ia pastikan tubuhnya sudah melayang ke arah Lucius dan mendaratkan satu tinjunya tepat di hidung sang ipar."Caleb?"
Read more
24. Alex Morgan
"Apa kau juga tak akan memberitahuku apa yang coba direncanakan oleh Lucius?" tanya Caleb begitu Lucius keluar karena mendapatkan panggilan dari seseorang. Sesaat ia yakin pria itu mendapatkan panggilan yang mencurigakan melihat ketegangan yang sempat muncul di wajah sang ipar, tapi ada satu hal yang masih mengganggunya yang harus ia dapatkan dari Calia."Aku percaya padanya, Caleb. Dia tidak akan membahayakan anak kami." Calia memastikan suaranya terdengar normal."Ck," decak Caleb akan kata sang adik yang menggunakan kata 'anak kami'. "Sepertinya hubunganmu sudah membaik dengannya, kan?"Calia menghela napas rendah. "Apakah itu buruk?""Kau seharusnya tak semudah itu memaafkannya, Calia.""Dialah yang memberiku kesempatan, Caleb. Kau tahu apa yang sudah kulakukan padanya."Caleb terdiam, meski sorot matanya tetap tak terima dengan Calia yang selalu lebih membela Lucius. "Tetap saja ...""Aku mengkhianatinya. Akulah yang menghancurkan pernikahan kami.""Tapi kau tetap tak berhak deng
Read more
25. Semua Tak Pernah Menjadi Sebuah Kebetulan
“Aku tak tahu apa yang kau katakan, Divya.” Calia memastikan suaranya tenang. Menatap lurus kedua mata licik Divya. “Alex menyewa pengacara untukku? Kenapa dia harus repot-repot melakukan itu untuk istri dari musuhnya sendiri?”Divya mendengus mengejek. “Hanya karena kau menyangkalnya, bukan berarti hubunganmu dan Alex Morgan tidak pernah benar-benar ada, Calia.”“Dan hubungan apa yang kau bicarakan, Divya?” tandas Calia dengan tegas.“Pembohong.”“Satu-satunya pengkhianatan yang kulakukan di belakang Lucius adalah dengan Lukas. Kau memastikan semua orang tahu tentang ini, kan? Kenapa sekarang mencari kambing hitam lain di tengah masalah dalam pernikahan kami? Berapa banyak lagi kau harus ikut campur dengan rumah tangga kami?”“Kau memang tak pernah puas dengan satu pria saja, kan? Kau merasa bangga dengan semua perhatian para pria …“Lalu bagaimana denganmu?” Mata Calia menatap lurus ke kedua mata Divya, kali ini ada ancaman yang tersirat di sana. Yang seketika membuat Divya menutup
Read more
26. Tak Sesederhana Itu
Pegangan Alex pada ponselnya semakin menguat. Mencengkeram kuat hingga buku-buku jarinya memutih sebelum kemudian melempar benda pipih tersebut ke dinding. Memantul di dinding lalu lantai dan berhamburan menjadi tiga bagian.Bukannya suara Calia yang ia dengar begitu panggilannya tersambung, melainkan suara desahan dan erang kenikmatan. Menunjukkan betapa panasnya suasana di seberang sana. Dan semua ini pasti perbuatan Lucius.Amarah di dadanya bergemuruh, naik hingga ke ubun-ubun. Seolah belum cukup dengan Calia yang menolak perasaannya, sekarang wanita itu sudah kembali menjadi istri Lucius dengan begitu tololnya.Setelah pecampakan Lucius selama bertahun-tahun dan hubungan keduanya yang tak lagi saling berkontak, ia berpikir hanya perlu menunggu. Sedikit lebih lama lagi setelah Zayn tiba-tiba mendapat penyakit sialan itu. Yang malah menjadi gerbang baru untuk hubungan Lucius dan Calia tanpa ia duga.Sial beribu sial. Semua gara-gara anak itu usahanya berakhir hancur lebur seperti i
Read more
27. Tamu Tak Diundang
Part 27 Tamu Tak Diundang“Mungkin Lucius membutuhkan sesuatu, Lukas.” Calia gegas mengendalikan ekspresi wajah dan suaranya dengan baik. “Ya, membutuhkan sesuatu itu yang pasti, kan?”“Maksudku tidak seperti yang kaupikirkan.”“Memangnya apa yang sedang kupikirkan?” Salah satu ujung bibir Lukas tertarik ke atas, tatapan pria itu tampak mendesak jawaban dari Calia.Calia mengedipkan mata sekali dan memberikan jawaban yang tegas. “Apa pun itu, sepertinya bukan urusanmu, Lukas,” pungkasnya kemudian berjalan lebih dulu dan gegas masuk ke dalam kamarnya. Ia menutup pintu di belakangnya dan tak melihat Lucius di tempat tidur yang berantakan.Pikirannya masih digeluti tentang Alan Khu yang datang di rumah ini dan urusan pria itu ada di tempat ini. Ia mencoba mengingat, memastikan semua masa lalunya sudah terkubur di belakang. Tertutup rapat dan tersimpan dengan baik. Seharusnya seperti itu, kan. Rahasia pasien tidak akan sembarang diakses, pun jika orang itu memiliki kekuasaan sebesar Luci
Read more
28. Menghadapi Kepengecutan Masa Lalu
“Sepertinya aku harus menunggu di sini, Lucius,” lirih Calia. Yang segera mendapatkan tatapan tajam dari Lucius.“Apa kau melakukan kesalahan sehingga harus menghindari mereka?”“Mereka orang tua Divya. Tunanganmu.”“Divya bukan tunanganku,” tegas Lucius. Menangkap pinggang Calia dan membawa wanita itu melangkah menuju pintu ruangannya.“Akan menjadi tunanganmu, bukan.”Lucius mendesah kasar. Berhenti tepat di depan pintu dengan salah satu tangan memegang gagang pintu. “Sejak awal, rencana pertunangan itu memang seharusnya tak pernah ada. Aku membiarkan mama dan Divya mengatur semua ini hanya karena aku sudah bosan mendengar celoteh mereka selama delapan tahun ini. Dan semua ini karena kau. Tidak bisakah kau bertanggung jawab sedikit untuk semua kekacauan yang kau tinggalkan delapan tahun yang lalu, hah?”Calia segera terdiam. Saat meninggalkan kediaman keluaga Cayson delapan tahun yang lalu, tentu saja ia tahu mama Lucius akan melanjutkan rencana perjodohan tersebut.“Sekarang, sebai
Read more
29. Kemungkinan Itu
“Saya memahami kekhawatiran Anda, Nyonya Cayson,” ucap dokter Kirana menyela keheningan yang sempat melingkupi pasangan di depannya.Lucius mengerjap, kecurigaan pada Calia perlahan meluruh digantikan dengan kekesalan pada dirinya sendiri mengetahui usaha Calia selama delapan tahun ini. Yang ia pikir hidupnya jauh lebih baik dari dirinya sendiri. Ia kemudian hanya menatap sisi wajah sang istri yang melanjutkan penjelasan, kali ini dengan suara yang lebih tenang.Dokter Kirana mengangguk-angguk pelan, mendengarkan dengan seksama sembari mengisi beberapa hal di berkas yang ada di hadapan wanita itu. Mengajukan beberapa pertanyaan dan akhirnya melakukan beberapa pemeriksaan pada Lucius dan Calia. Setengah jam kemudian, Calia dihempas kelegaan begitu keluar dari ruangan dokter. Semuanya baik-baik saja seperti yang diharapkan oleh Calia. Rahimnya dalam kondisi yang sangat baik. Lagipula, semua yang ia khawatirkan hanyalah sebuah kemungkinan. Jika ia menjaga kehamilannya tetap baik, kemung
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status