All Chapters of Antara Dendam dan Penyesalan: Chapter 31 - Chapter 40
1305 Chapters
Bab 31
Hampir saja Harvey tertipu oleh senyuman yang berada sangat dekat dengannya. Akal sehat membuatnya kembali ke kenyataan.Dia mengernyitkan alisnya dan berkata dengan wajah tidak senang, "Selena, permainan macam apa lagi ini?"Selena berkata dengan serius, "Aku serius, aku cuma ingin memberitahumu kalau aku hanya minta waktumu selama tiga bulan saja. Setelah tiga bulan ini berlalu, kamu bisa menikah dengan Agatha atau memiliki anak dengannya. Aku nggak akan ambil pusing lagi."Saat itu, harusnya dia sudah hampir mati. Dia akan mencari tempat sepi untuk menjalani sisa hidupnya.Harvey bertatapan dengan mata Selena yang serius. Makin lama, dia benar-benar makin kesulitan mengenali Selena. Mulanya Harvey mengira kalau Selena akan membencinya setelah membahas masalah ini. Tak disangka Selena malah membuat keputusan macam ini.Harvey menyapukan pandangannya ke arah Selena dengan dingin. "Gimana kalau aku nggak setuju?""Yah, kalau gitu aku nggak akan tandatangan surat cerai ini selamanya. Ak
Read more
Bab 32
Kalau dihitung-hitung, sama saja seperti Harvey menemaninya melewati tahun baru. Selena mengacungkan jempolnya seperti dulu. "Oke, sudah sepakat, ya!"Harvey tertegun, Agatha menghadap ke arah Harvey dan mendengus manja. "Harvey!"Harvey tidak menoleh ke arah Agatha. Dia mengulurkan jarinya perlahan dan mengaitkan jempolnya ke jempol Selena. "Sepakat."Permintaannya sudah terkabul.Bisa dibilang, ini juga satu-satunya cara yang terlintas di benak Selena. Dengan Harvey setuju menemani Selena selama sebulan, maka Selena akan membalas kebaikan Harvey ini dengan cara melepaskannya untuk selamanya.Agatha berkata dengan kesal, "Bukannya aku mendesakmu untuk bercerai, tapi gimana dengan status anak-anak ... "Melihat tingkah Agatha yang seperti itu, Selena jadi mual. "Aku ke toilet dulu."Harvey adalah orang yang sempurna, sayangnya tidak dengan seleranya.Meskipun Agatha memang pernah menjadi tetangga Harvey, tapi tidak perlu sampai membiarkan orang seperti ini menyiksa diri sendiri, 'kan?
Read more
Bab 33
Selena merupakan wanita yang sangat cantik. Apapun yang dia lakukan, bahkan diam atau menangis sekalipun, dia tetap cantik, membuat orang lain merasa kasihan padanya.Saat ini Chandra memanggil dengan suara rendah, "Nyonya, Tuan Harvey sudah menunggu."Panggilan ini membuat Selena tersadar, lalu dia meraba wajahnya yang basah, tapi entah kenapa dia malah menangis lagi."Chandra, perawakanku sekarang pasti sangat jelek, 'kan?"Chandra sudah bertahun-tahun mengikuti Harvey, jadi tentu saja pernah melihat Selena yang begitu bersemangat. Namun, dalam waktu dua tahun ini, Selena seperti bunga yang belum sepenuhnya mekar tapi sudah keburu layu."Tidak, tidak ada satu orang pun yang dapat menyaingi kecantikan Nyonya," ujar Chandra sambil memberikan selembar tisu.Selena menyeka air matanya sambil berkata, "Dulu aku paling benci melihat orang yang cengeng, tapi sekarang aku malah berubah jadi sosok yang paling aku benci. Aku sebelumnya mungkin gak mengerti, tapi sekarang aku paham kenapa seseo
Read more
Bab 34
Harvey menjawab, "Oke."Ini adalah pertama kalinya dalam setahun mereka berdua berhenti berdebat. Selena memeluknya erat seperti sebelumnya, sementara jari-jari Harvey yang awalnya mulai bergerak, tapi akhirnya hanya tergeletak di samping.Setelah sampai di perusahaan Harvey, dia menyuruh Alex untuk membawa Selena pulang.Selena tidak langsung pulang, tapi dia pergi ke rumah sakit. Meskipun Arya sampai saat ini masih belum siuman, dia sudah dipindahkan ke bangsal biasa.Selena sudah memberhentikan perawat yang menjaga Arya. Saat ini dia secara pribadi yang melap wajah dan tangan Arya.Selena berkata, "Ayah, aku sudah tahu rahasiamu. Aku berharap semua itu palsu. Ayah cepat bangun, bantah semua kenyataan ini. Bilang padaku kalau sebenarnya bukan Ayah yang membunuh Kezia!""Ayah, aku kena kanker perut, Harvey sama sekali tidak tahu akan hal ini. Tapi tidak apa-apa, kalau aku memberikan nyawaku padanya, dia tidak akan balas dendam lagi, 'kan?""Hidupku selalu berjalan dengan baik, bahkan
Read more
Bab 35
Selena awalnya bingung kenapa Agatha bereaksi seperti itu, bahkan sampai terjatuh. Ternyata dia sedang menciptakan situasi saat ini.Agatha sudah tahu bahwa Harvey akan datang, tidak heran anak kecil itu bisa muncul di sini, dan tidak heran juga Agatha bisa memeluk anak itu dan bahkan terjatuh sampai anak itu mungkin terluka!Agatha begitu licik sampai rela menjadikan anak kecil sebagai alatnya. Semua itu dia lakukan hanya untuk mencapai tujuannya.Saat melihat Harvest hampir mengenai tanah, gerakan Selena lebih cepat dari kesadarannya. Dia menangkap Harvest tepat waktu dan membiarkan Harvest terjatuh di tubuhnya.Sebagian besar bebannya berada di lengan tempat Selena memasang kateter intravena. Dokter berulang kali memberi tahu Selena untuk tidak mengangkat benda berat, apalagi sampai melukai lengannya.Ketika anak itu jatuh, Selena tidak memedulikan hal yang lain. Meskipun Harvest bukanlah anak kandungnya, tapi bagaimanapun juga anak itu masih sangat kecil. Selena bahkan tidak memiki
Read more
Bab 36
Selena terus menghitung sampai Harvey masuk ke mobil, tetapi Harvey tidak pernah menoleh ke belakang.Selena yang dilupakan saat ini mempertahankan posisinya dan berbaring di bawah. Meskipun efek kemoterapi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang pertama kali, tubuhnya masih sangat lemah. Kejadian barusan seperti mematahkan tulangnya.Chandra dan yang lainnya pergi mengantar Harvey. Dulu masih ada Benita, tetapi setelah Benita pergi, vila besar itu tampak kosong.Salju tipis turun dari langit, hawa di sekitar sedingin es membuat tangan dan kaki Selena membeku.Selena ingin seseorang menolongnya, siapa pun juga boleh.Tasnya berada tidak jauh dari posisinya, tetapi dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bergerak.Selena hanya bisa melihat kepingan salju yang beterbangan. Air mata mengalir pelan di pipinya sembari terus menghitung dengan lembut, "885, 886 ... "Tepat ketika hitungannya mencapai 1038, Selena sudah merasa jauh lebih baik, jadi dia menggunakan tangan satu lagi untu
Read more
Bab 37
Lewis tidak tahu apa yang terjadi pada Selena selama beberapa hari ini. Padahal, dulu Selena memiliki semangat bertahan hidup yang tinggi, tetapi sekarang sorot matanya seperti hidup segan mati tak mau.Bagaikan air danau yang tenang, sama sekali tak beriak."Apa gara-gara dia tanganmu jadi luka begini?"Selena menggelengkan kepalanya. "Bukan.""Tapi tetap ada hubungannya dengan dia, 'kan? Adik kelas genius yang kukenal selama ini nggak seharusnya jadi kayak gini."Sepintas, terlihat ekspresi tidak tahan di wajah Lewis. Dia menghela napas sambil melihat ke arah salju yang sedang turun di luar jendela. "Mungkin, dia memang benar-benar mencintaimu saat itu, tapi sekarang dia sudah bersama dengan orang lain. Kamu nggak bisa terus-terusan sedih kayak gini."Di mata orang lain, Selena sudah kehilangan dirinya sendiri karena dibutakan oleh cinta. Padahal, mereka tidak tahu kalau rasa benci di antara mereka berdua tidak akan pernah berakhir.Selena tahu kalau cinta Harvey padanya sudah berlal
Read more
Bab 38
Bahkan, Selena pun berdiri dengan gontai dan tersenyum lemah. "Aku sudah menyukainya sejak pertama kali melihatnya, aku sudah mencintainya dari dulu dan aku ... nggak bisa melepaskannya."Melihat jejak air mata di wajah Selena, membuat Lewis ingin membantu Selena menghapusnya. Namun, saat menyadari bahwa Lewis tidak berhak, dia hanya bisa menahan diri sambil menatap Selena.Selena tersenyum getir dengan air mata menggantung di dagunya yang lancip. "Aku tahu kalau sekarang aku terlihat memalukan, tapi begitu aku membayangkan kalau dia akan menikah dengan wanita lain, hidupku pasti akan lebih menyedihkan dibandingkan sekarang. Kalau memang hidupku sudah nggak ada artinya lagi, lebih baik aku mati saja.""Baru-baru ini aku sempat membaca sepatah kalimat, kalau memang kamu tidak ditakdirkan bersama orang ini, tapi kamu malah sangat mencintainya, apalagi yang kamu mau? Sebuah proses, sebuah hasil, atau melangkah pergi?"Selena menertawakan dirinya sendiri. "Kalau aku nggak bertemu dengannya
Read more
Bab 39
Harvey tidak mengungkap kebohongan yang Selena katakan barusan. Dia berdiri di samping meja makan dan berkata, "Cuci tanganmu, terus kita makan."Sorot lampu jatuh tepat mengenai tubuh Harvey yang tidak mengenakan satu set jas lengkap dengan sepatu kulitnya. Gumpalan-gumpalan bulu yang ada pada sweaternya membuat Harvey terlihat sedikit lebih hangat, begitu juga dengan garis wajahnya yang tajam jadi tidak terlihat begitu dingin.Bahkan, tubuhnya juga dibalut oleh celemek yang Selena berikan kepada Lewis 3 tahun yang lalu. Seolah-olah semuanya tidak mengalami perubahan.Selena tersenyum dan berjalan ke arah Lewis dan melihat meja makan yang penuh dengan makanan pedas yang dia suka. Jika saja Benita memperhatikan masakan yang dia buat akhir-akhir ini untuk Lewis, dia pasti tahu kalau selera Lewis telah berubah.Lewis tidak lagi memperhatikan Selena seperti dulu. Mereka berpura-pura tetap hidup seperti dulu, meski sebenarnya hubungan mereka berdua sudah sangat rapuh dan tidak mungkin kemb
Read more
Bab 40
Laki-laki yang dulu bersedia membuat satu kebun bunga mawar selama setengah tahun lamanya hanya karena satu kata dari Selena, kini malah sama sekali tidak mau meluangkan waktu untuk dirinya meski hanya beberapa hari.Saat Harvey mencintai Selena, laki-laki itu mencintainya dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya, saat sudah tidak cinta lagi, laki-laki itu terasa seperti tidak punya perasaan.Selena menarik ujung bajunya dengan lembut sambil memohon, "Waktuku sudah nggak banyak lagi, turuti saja permintaanku, ya?""Selena, jangan keterlaluan!" Harvey menatap Selena dengan dingin dan langsung menolak dengan tanpa belas kasihan saat dia berbicara tentang sisa waktunya yang hanya satu bulan."Memangnya ini keterlaluan?" Selena tersenyum kecut. "Kamu merasa menemaniku itu buang-buang waktu dan kamu ingin mempersiapkan pertunanganmu, iya, 'kan?"Harvey mengetuk meja dengan ujung jarinya yang ramping dan menatap Selena dengan acuh. "Aku 'kan sudah bilang padamu dari awal kalau aku akan tunangan."
Read more
PREV
123456
...
131
DMCA.com Protection Status