Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 31 - Bab 40
734 Bab
Bab 31
"Tobi, buat apa kamu telepon? Kamu pikir kamu kerabatnya Pak Damar?" umpat Tania dengan marah. Di saat genting seperti ini, pria itu masih berani membual."Widia, jangan pedulikan dia. Sekarang masih ada waktu, cepat cari Tuan Joni. Mana tahu dia menyelamatkanmu."Mendengar itu, Widia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada gunanya. Lagian, Tuan Joni sudah kenalkan banyak pejabat senior Serikat Dagang kepadaku hari ini. Dia sudah sangat membantu."Widia merasa harapannya telah pupus. Apalagi, masalah kuota ini telah diputuskan oleh Pak Damar. Jangankan Joni, meski ada orang yang lebih hebat dari Joni, dia yakin keputusan ini tidak akan berubah lagi."Tapi kita nggak mungkin diam saja dan nggak melakukan apa-apa, 'kan? Aku tanya-tanya temanku dulu."Tania bangkit dari tempat duduknya dan pergi.Melihat Tania pergi, Widia menghela napas tak berdaya.Dalam hatinya, masalah ini tidak akan berubah lagi.Tobi berjalan ke samping, mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Damar. Se
Baca selengkapnya
Bab 32
Nada suara Yudi terdengar sangat dingin."Ya, ya ...."Wajah Willy seketika memucat. Hatinya dilanda ketakutan sekaligus tidak senang. Kepala Keluarga Saswito adalah anggota senior Serikat Dagang Lawana, jadi mereka tidak berani menyinggungnya.Dia terpaksa membawa adiknya meninggalkan perjamuan itu dengan pasrah.Karena ruang perjamuannya sangat luas, ditambah penyelesaiannya cepat, masalah ini pun tidak begitu menarik perhatian banyak orang.Semuanya berjalan sesuai keinginan Yudi. Dia ingat pamannya bilang Tuan Tobi sangat rendah hati dan tidak suka membeberkan identitasnya.Yudi buru-buru memberi hormat kepada Tobi, "Halo, Tuan Tobi."Tobi mengangguk dan bertanya, "Sebelumnya, bukankah kamu sangat hebat? Mengapa kamu tiba-tiba pergi begitu saja?"Yudi tersenyum pahit dan menjelaskan, "Saya lihat Anda memegang kartu hitam Lawana. Pak Damar bilang dia memberikannya kepada tokoh hebat bernama Tobi.""Ternyata begitu!"Tobi menganggukkan kepalanya sambil menambahkan, "Barusan itu, teri
Baca selengkapnya
Bab 33
Saat ini, Tania kembali dengan ekspresi wajah tak berdaya.Selain Joni, dia sama sekali tidak punya kenalan orang hebat. Jadi, dia pun mencari pria itu dan menjelaskan situasi yang terjadi kepadanya.Mendengar itu, Joni perlahan menggelengkan kepalanya. Jika masalahnya seperti ini, dia juga tak berdaya. Ayahnya juga tidak bisa memberikan bantuan apa pun.Namun, di depan Tania, Joni harus berlagak dan berpura-pura menelepon ayahnya.Setelah itu, dia pun kembali menemui Widia bersama dengan Tania."Widia, aku barusan dengar Tania bilang Keluarga Lianto nggak bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana?" tanya Joni dengan wajah prihatin.Widia menganggukkan kepalanya."Huh, nggak disangka akan terjadi hal seperti ini, tapi jangan khawatir, aku sudah telepon ayahku dan minta bantuannya.""Kamu minta bantuan ayahmu?"Widia termenung sejenak, bertanya-tanya dalam hatinya, jangan-jangan Pak Damar meneleponnya bukan karena Tobi melainkan ayahnya Joni?Benar juga. Lagi pula, Tobi baru saja turu
Baca selengkapnya
Bab 34
Lalu, mengapa Keluarga Lianto bisa bergabung dengan Serikat Dagang Lawana? Masa itu karena Tobi?Tidak mungkin!"Ya. Tuan Joni, terima kasih banyak atas bantuanmu kali ini," ucap Widia."Sama-sama. Aku merasa jauh lebih senang dibandingkan saat keluargaku sendiri bergabung dengan Serikat Dagang Lawana." Joni tidak peduli begitu banyak lagi. Dia cepat-cepat mengambil alih kontribusi sebesar ini."Tobi, lihat itu. Hanya dengan satu panggilan telepon, Tuan Joni berhasil menyelesaikan masalah besar yang hampir menentukan nasib Keluarga Lianto.""Kalau kamu? Hanya bisa duduk termenung saja. Apa kamu pantas dibandingkan sama Tuan Joni?"Begitu mendengar itu, wajah Joni penuh dengan ekspresi bangga, lalu dia berkata, "Nggak juga. Aku rasa, Tobi juga punya keahlian lain, contohnya pintar merayu wanita. Bukankah wanita tadi begitu melindunginya?"Ucapan itu mengingatkan Widia kepada Jessi. Dia makin kesal mendengarnya.Tobi benar-benar tidak berdaya. Dia kemudian bertanya dengan nada datar, "Ka
Baca selengkapnya
Bab 35
Damar mengedarkan pandangannya ke seluruh hadirin, bahkan dia sengaja menatap Tobi sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Terima kasih telah hadir di jamuan hari ini. Aku yakin semua orang sudah mendapatkan hasil yang baik hari ini."Semua orang menjawabnya, "Tentu saja."Setelah salam pembuka yang sederhana, Damar pun menambahkan, "Sekarang aku akan mengumumkan satu-satunya keluarga yang bergabung dengan Serikat Dagang Lawana tahun ini. Dia adalah ...."Sampai di situ, Damar sengaja menghentikan kalimatnya dan melihat sekelilingnya.Mendengar itu, anggota yang mempunyai peluang besar untuk bergabung itu menahan napas dan menatapnya lekat-lekat.Begitu juga dengan Widia. Matanya juga terpaku pada Damar yang berada di atas panggung.Meski sudah diberitahukan sebelumnya, selama tidak diumumkan ke publik, semuanya masih bisa berubah."Grup Lianto yang dipimpin oleh Bu Widia!" ucap Damar dengan suara menggema.Benar-benar Grup Lianto. Widia langsung bersorak kegirangan.Dia tahu beban yang
Baca selengkapnya
Bab 36
Wajah Joni makin gelap. Melihat situasi di atas panggung, dia yakin Pak Damar tidak mungkin menyebutkan nama dokter ajaib itu.Sekalipun Damar menyebut nama dokter itu, dia juga bisa mengatakan dokter ajaib itu dicari oleh ayahnya. Dia kemudian berkata, "Keluarga Luhardi juga termasuk keluarga hebat di Kota Tawuna, jadi menemukan dokter ajaib yang hebat bukanlah hal sulit.""Haha!"Tobi tersenyum geli.Melihat senyuman ini, Joni merasa tidak nyaman, seolah-olah ada yang tidak beres.Namun, Tania tidak tahan melihat itu dan langsung memarahinya, "Tobi, mengapa kamu tertawa? Apa yang dikatakan Tuan Joni salah? Kalau bukan Keluarga Luhardi, memangnya kamu yang menemukannya?""Kamu benar-benar penjilat yang nggak tahu diri. Apa kamu nggak takut menjilat orang yang salah?" kata Tobi sambil menggelengkan kepalanya. Wanita ini menyebalkan sekali."Apa kamu bilang?" hardik Tania."Tobi!"Kali ini, Widia juga marah. Dia merasa Tobi sudah keterlaluan, lalu membentaknya, "Jangan bicara lagi!"Di
Baca selengkapnya
Bab 37
Wajah Joni sangat muram, dia tidak menyangka kalau dokter ajaib ini adalah Tobi.Barusan dia bahkan berpikir untuk menjadi anak buahnya.Apalagi dia sengaja berpura-pura mengambil jasa Tobi, kemudian menggunakannya untuk mengejek dan menyerang Tobi.Sungguh memalukan sekali.Apalagi, kini Tania menatapnya tajam, dia ingin mencari lubang dan bersembunyi di dalamnya.Widia mulai memercayai ucapan Tobi.Terutama, saat dia tahu guru Tobi adalah dokter ajaib tua yang sering disebut kakeknya. Meskipun dia tidak percaya pada dengan dokter ajaib, dia lebih percaya pada kemajuan medis saat ini.Namun, mungkin saja dokter ajaib tua itu punya obat mujarab yang mampu mengatasi segala penyakit parah.Widia tidak menyukai Tobi, tetapi kali ini dia memang bersalah. Jadi, dia pun berkata, "Tobi, aku sudah salah paham kepadamu, aku minta maaf."Tobi tertegun sejenak, menggelengkan kepalanya dan berkata dengan pelan, "Kita 'kan suami istri, nggak perlu minta maaf gara-gara masalah sekecil ini."Pipi Wid
Baca selengkapnya
Bab 38
Nada ayahnya Joni terdengar murung. Awalnya, dia berencana untuk bertemu orang penting yang disebut Pak Damar itu untuk menyelamatkan perusahaannya, tetapi kini harapannya sudah pupus.Tidak ada seorang pun dari Serikat Dagang Lawana yang bisa membantunya.Joni menutup teleponnya. Sorot matanya tampak dingin.Setelah dipikir-pikir, saat ini hanya Keluarga Lianto yang sangat memercayainya. Selain itu, mereka juga sangat mudah ditipu.Namun, dia masih belum mendapatkan tubuh Widia. Jika dia tidak bisa menang melawan pecundang seperti Tobi, hatinya benar-benar tidak rela.Di dalam mobil, meski hati Tania diliputi rasa bersalah kepada Tobi, dia masih dendam saat Tobi mempermalukannya. "Tobi, mengapa Pak Damar nggak menyuruhmu naik ke atas panggung untuk berpidato sebentar?" tanya Tania dengan sengaja memancingnya.Tobi tertegun sejenak, lalu menjawab, "Mungkin dia sibuk kali.""Tentu saja dia sibuk, tapi 'kan hanya beberapa menit saja. Sepertinya, dia nggak mau bicara sama kamu dan malas b
Baca selengkapnya
Bab 39
"Salah paham? Memangnya kenapa?" tanya mereka sambil memasang ekspresi kaget"Bukan begitu. Kali ini masalah bergabung dengan Serikat Dagang nggak ada hubungannya sama Tuan Joni, tapi ini semua berkat Tobi," terang Widia."Nggak ada hubungannya sama Tuan Joni, tapi berkat Tobi?""Widia, apa kamu sakit?"Wajah orang tuanya tampak tercengang, tidak percaya sama sekali.Bahkan Kakek Muhar pun tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Namun, beliau tahu cucunya tidak akan berbohong. Apalagi, Widia juga benci kepada Tobi."Benar."Dengan cepat, Widia menceritakan kejadian malam itu."Ternyata begitu!"Kakek Muhar berkata dengan gembira, "Tobi, nggak disangka, ilmu medismu begitu hebat. Sepertinya dokter ajaib tua sudah menemukan penerusnya.""Kakek, kamu terlalu berlebihan," ucap Tobi dengan rendah hati."Sama sekali nggak berlebihan. Saat kami membicarakan hal itu kemarin, apa kamu sudah berencana menggunakan utang budi ini untuk membantu kami?" tanya Kakek Muhar
Baca selengkapnya
Bab 40
"Ngerti, kok." Tobi terpaksa mengiakannya."Baguslah. Setelah aku meyakinkan Kakek nanti, kita akan mengurus akta cerai.""Ya."Tobi mengangguk. Meskipun hatinya merasa enggan, dia juga tidak ingin memaksa wanita itu.Widia menghela napas lega dan berharap Tobi telah mengerti. Lagi pula, mereka tidak berasal dari dunia yang sama. Kalau dipaksa bersama, mereka tidak akan bahagia.Sesampainya ke kamar, Tobi baru saja hendak berbaring. Tiba-tiba ponselnya berdering. Yang menelepon adalah Jessi."Nona Jessi!""Bukannya sudah kubilang panggil aku Jessi saja?" ujar Jessi dengan manja."Baiklah, Jessi!""Sepertinya kamu nggak begitu senang? Apa aku begitu menyebalkan?""Mana mungkin? Kalau ada yang bilang begitu, berarti dia bukan seorang pria.""Bagus. Besok malam kamu ada waktu?""Ada apa?""Temani aku pergi ke sebuah pesta jamuan, dong.""Kita berdua nggak akrab, kenapa kamu mengajakku pergi jamuan?""Bukannya kamu kakakku? Kenapa masih nggak akrab?""Aku nggak ada waktu!"Tobi langsung me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
74
DMCA.com Protection Status