DISSAPEARED
"Sungguh menyiksa, ketika kau terpaksa memangkas bunga yang hendak tumbuh mekar."
✈✈✈
Seorang siswi duduk di bangkunya. Memandangi secangkir minuman berperisa di hadapannya. Hanya dia pandangi. Tak berminat untuk meminumnya. Helaan panjang pun mulai bereksistensi. Salah satu jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja. Sepertinya dia tengah menanti kehadiran seseorang.
Lantas orang yang ditunggu pun tiba. Dia tersenyum menyambut orang itu. Sosok siswi berambut sebahu mendatanginya dengan raut wajah datar.
"Gimana dengan Putri, Sa?" Dia menyambut kedatangan siswi itu dengan pertanyaan.
"Ikut gue dulu, Din." Meysa menarik tangannya. Menuntun siswi itu menuju pintu keluar.
Meysa mengajaknya duduk di bangku panjang yang kebetulan kosong, tepatnya di depan taman kelas. Sepertinya ada suatu hal yang sangat penting u
FEELING "Perasaan seseorang dapat berubah kapan saja, karena itu mencintailah sewajarnya." ✈✈✈ Seseorang mengenakan ransel cokelat berdiri di depan kelas. Pupilnya meluncur pelan menilik satu per satu orang yang berada di dalam. Dapat terhitung hanya segelintir orang yang datang. Dia pun terkejut melihat gerombolan Empat Perewa sudah nagkring di kelas. Tak biasanya mereka datang sepagi ini. Atau paling tidak mereka sengaja datang pagi dengan maksud menyalin pekerjaan rumah Didit, si murid pintar di kelas. Dan itu benar adanya. Dia menilik tiap bangku di barisan banjar pertama. Hanya Sekar seorang yang mengisi di barisan itu. Dia tidak melihat teman sebangkunya. Dia sangat yakin Meysa akan datang mendekati waktu masuk. Lalu manik matanya berpindah ke barisan ujung. Seseorang sedang duduk di bangkunya sembari membaca buku pelajaran. Andin melangkahkan kakinya menuju orang
DECISION "Menjauh bukan berarti tidak menyukai, bukan pula karena membenci. Hanya saja ini adalah cara yang terbaik untukku menghentikan luka ." ✈✈✈ "Ga, lo denger, nggak? Andin suka sama lo," cetus seseorang di dalam kelas. Dia berjerit antusias. Manik mata Andin membulat seperti telur kuning. Mulutnya pun turut membuka sehingga udara dapat menerobos masuk. Andin tak pernah menyangka ada seseorang. Terlebih lagi orang yang menjadi bahan perbincangannya juga ada di sana. Derap langkah tertangkap dalam indra pendengarannya. Derap itu terdengar banyak, seperti gerombolan kuda tengah berlari. Agaknya lebih dari seseorang. Ketiga cowok kini berdiri di depan pintu kelas. Dua orang memegangi lengan orang yang di tengahnya. Keadaan ini tak berbeda jauh tatkala melihat polisi berhasil menyandera narapidana. Wajah orang yang di tenga
CHOICE"Jika saja aku memiliki pilihan, tentu saja aku tidak akan pernah memilih untuk menjauhimu dan membohongi perasaanku."✈✈✈Bila semua orang senang dan bahagia setelah saling mengungkapkan rasa, hal ini takkan berlaku bagi Andin. Dia tidak sebahagia yang orang-orang pikirkan. Beberapa kali dia terus menghindari pertemuan ketika melihat Dirga dan temannya dari kejauhan. Dengan sigap dia merubah rute mencari jalan lain.Meysa dan Putri yang kerap menghabiskan waktu bersamanya merasa ada kejanggalan. Ketika ditanya dia selalu beralasan ke toilet. Dia tak ingin bertemu dengan Dirga. Bertemu dengannya sama saja memunculkan rasa canggung. Dia masih sulit untuk beradaptasi dengan keadaan pelik ini.Akhir-akhir ini Andin mengasingkan diri ke suatu tempat berkumpulnya karya-karya seni rupa peserta didik Bakti Nusa. Di sana dia duduk seorang diri di depan easel. Tangannya yang memega
SURRENDER"Kamu telah menemukan kebahagiaan bersama seseorang. Maka berbahagialah. Urusan luka biarlah waktu yang berperan mengobatinya. Aku menyerah."✈✈✈SMSJ, atau yang dikenal dengan Satu Minggu Sebelum Jadian adalah sebuah proyek yang dicetus oleh Al Luqman Hakim. Sesuai dengan namanya, proyek ini mempersiapkan semua yang dibutuhkan Dirga untuk memberikan kejutan besar pada seseorang yang dia suka.Selama seminggu Luqman dan Guntur disibukkan dengan bermacam persiapan seperti sebuket mawar merah ukuran large, beberapa lembar kertas karton putih dan spidol warna, dan juga lilin aromaterapi tipe tealight.Untuk masalah harga tentu saja persiapan ini merogoh kocek tak sedikit. Semua pembiayaan ini diakomodir Dirga sendiri, termasuk komisi Luqman dan Guntur. Teman satu kelasnya pun turut berpartisipasi dalam proyek SMSJ ini dengan bayaran semangkuk bakso Kang Bahar.
HATERS"Biarkan mereka yang membenci untuk membencimu. Hidupmu bukan ditakdirkan untuk membuat mereka menyukaimu."✈✈✈Berita mengenai hubungan Dirga dan Andin yang baru terjalin beberapa hari begitu santer dibicarakan. Sebagian dari mereka ada yang pro dan ada pula yang kontra.Namanya saja tim pro, mereka pasti memberikan dukungan positif pada keduanya. Lain halnya dengan tim kontra yang kebanyakan didominasi cewek, tak sedikit dari mereka menggunjing Andin dan mengatakan dia tak pantas bersama Dirga. Dengan percaya dirinya mereka membuat pengakuan bahwa mereka jauh lebih sempurna dibandingkan Andin.Setiap Andin melewati koridor, kantor guru, toilet, kantin, dan beberapa tempat yang ada di denah sekolah, dia tak pernah lepas dari perhatian orang-orang. Dari pangkal rambut hingga ujung kakinya menjadi pusat perhatian. Mereka seakan mencari letak keunggulan yang dimiliki A
TIME"Dewa 19 bersyair dalam salah satu lagunya; bahwa cinta bisa datang karena terbiasa seiring jalannya waktu. Jika itu benar adanya, aku berharap cinta itu datang padaku."✈✈✈Andin melirik sebuah tangan yang menggenggamnya. Dia menuntun Andin ke suatu toko dengan tampilan depan berwarna cokelat. Keduanya lalu memasuki toko itu. Harum khas wewangian roti yang baru selesai dibuat menyambut kedatangan mereka. Tanpa perlu mengingat lagi Andin sudah tahu tempat ini. Di sini pula kali pertama mereka bertemu.Kini mereka berdiri di samping meja kasir. Menanti kedatangan seseorang yang tidak Andin ketahui. Namun dia memilih diam dan menunggu. Dia tidak ingin menjadi orang banyak tanya.Tak berselang lama seorang wanita mengenakan blouse motif bunga muncul dari balik pintu. Kemunculannya pun disambut senyuman hangat seseorang di samping Andin."Ma," sapa Dirga. "M
RECEIVE"Semesta tak pernah berpihak padaku. Kesekian kalinya aku terpaksa menerima suatu hal yang tak pernah ku inginkan."✈✈✈Seseorang berkepala pelontos berdiri di depan kelasnya. Hanya seorang saja. Dia berdiri dengan satu kaki terangkat dan kedua tangan memelintir telinganya.Di ujung koridor dia melihat seorang wanita berpenampilan nyentrik dengan mengenakan rok hitam selutut dan atasan kemeja putih renda berlapis. Lehernya tertutupi syal corak macan. Ketika berjalan pinggulnya ikut berayun ke kiri dan ke kanan. Berjalan lenggok bak model di panggung cat walk.Wanita itu kini berdiri tepat di depannya. Menilik wajah siswa itu dengan seksama. Ini bukan pertama kalinya dia mendapati siswa itu dalam seminggu terakhir.Lalu dia memundurkan wajahnya melihat apa yang ada di dalam kelas. Dia menemukan seseorang duduk di bangku paling depan menghadap pes
FALL IN LOVE"Jangan cepat berspekulasi dengan menyatakan dia menyukaimu, bila dia memperlakukanmu sama dengan yang lainnya."✈✈✈Andin memandangi keadaan di luar bis dari balik jendela. Retinanya menangkap objek besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebuah logo khas TPI menyambut hangat kedatangan mereka.Satu per satu orang menuruni bis dengan tertib. Andin, Meysa dan Putri berdiri di samping bis sembari menilik orang yang turun. Putri meminta mereka untuk menunggu bersama. Sepertinya dia tengah menanti kehadiran seseorang dari dalam bis.Seseorang mengenakan seragam Bakti Nusa lengkap dengan lencana khusus yang terpasang di dada kanannya. Hanya lima kontestan yang mewakili sekolah saja memiliki lencana itu. Putri memandangi orang itu hingga dia berkumpul di depan bis bersama tiga kontestan lain.Dari kejauhan siswi berkuncir satu itu melihat pung