INFLUENCE
"Terkadang sikap seseorang dapat berpengaruh besar dalam mengelola rasa."
✈✈✈
Andin menyingkap buku tulis di hadapannya. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah Fisika. Lalu dia mendengar suatu bunyi yang bersumber dari dirinya sendiri. Iya, bunyi itu dapat dihasilkan ketika seseorang merasa lapar.
Dia menjamah perutnya. Ada getaran yang tidak dia ketahui dari mana asalnya. Manik matanya memandang langit-langit kamar serupa mengingat suatu hal. Ah, dia lupa bila dia belum makan malam.
Dia beranjak dari meja belajar. Berjalan menuju pintu kamar dan menuruni tiap an
DATING"Seseorang yang tak pernah kau tunggu kehadirannya justru akan menjadi orang yang sangat penting dalam hidupmu. Semua hanya membutuhkan waktu."✈✈✈Seorang cowok berumur 16 tahun--mengenakan jeans hitam dan atasan kemeja abu lengan panjang dilipat satu kali--duduk kaku di kursi ruang tamu. Beberapa bulir keringat menitik di kening. Dia tak berhenti memilin jemarinya yang basah.Pupilnya melirik ragu seseorang di depan. Tatapan lelaki itu seperti ingin menelannya hidup-hidup. Tangannya menjamah ke depan dada. Detak jantungnya berfrekuensi abnormal."Dirga," panggil lelaki itu.Bahunya refleks bergidik. "I...iya, Om," jawabnya gugup.Lelaki pemilik kumis tipis itu melirik benda bulat yang terpaku di depannya. "Sekarang hampir jam tujuh."Dirga mengikuti kemana matanya tuju. Menilik benda bulat itu. "I...iya."
RISE"Jangan bersedih bila ada yang meninggalkanmu. Biarkan dia pergi. Karena yang pergi dari hidupmu akan diganti Semesta dengan seseorang yang lebih baik. Percayalah."✈✈✈Seperti biasanya bel pulang sekolah menjadi hal yang sangat dinanti seluruh peserta didik. Tidak hanya peserta didik saja, para guru yang mengajar di kelas pun menantikan hal itu. Satu per satu peserta didik mulai meninggalkan kelas. Menyisakan jejak tak kasat mata di dalamnya.Kini tersisa beberapa orang saja di dalam ruangan besar berwarna putih. Dapat terhitung tiga peserta didik dan seorang guru yang masih menduduki tahtanya.
ONE-SIDED LOVE“Kesalahan terbesarmu adalah kamu terlalu percaya diri dengan menyimpulkan dia juga jatuh hati. Nyatanya hanya kamu sendirian yang jatuh, sedangkan dia tidak.”✈✈✈Andin berdiri di depan kelas bersama kedua temannya. Arah pandang mereka sama. Memperhatikan beberapa orang berkumpul di barisan tengah. Sebagian ada yang duduk di bangku dan sebagian lagi duduk di meja. Mereka memfokuskan pandangan pada seseorang yang berdiri di tengahnya."Masih pagi udah gosip aja," celetuk Meysa.Lantas ketiganya berjalan mendekati perkumpulan itu. Putri bahkan rela men
LAUGH OUT LOUD“Selamat datang di Indonesia. Dimana masyarakatnya memitoskan sekolah yang dibangun dari bekas rumah sakit atau tempat pemakaman umum.”✈✈✈Seseorang berdiri di samping pintu ruangan bercat putih. Hanya seorang saja. Dia bersandar di sana dengan kedua tangannya menyuluk saku. Sesekali dia mengangkat satu tangannya. Melirik benda bulat yang melingkari pergelangan tangan. Sudah lima menit dia menunggu.Lalu pupilnya berpaling ke pintu yang terbuka. Melirik seorang wanita berambut sebahu duduk di kursi depan. Wanita itu menghadap berlawanan arah dengan kebanyakan orang di sana.
MOVE“Berpindahlah hati bila kamu terluka karena seseorang. Itu adalah cara yang terbaik untuk menemukan kebahagiaan.”✈✈✈Beberapa orang berdiri di depan ruang kelas. Mereka kompak memasang mimik wajah bingung. Iya, ada suatu keanehan terjadi di sini. Tak biasanya pintu kelas mereka terbuka. Belum lagi mereka menemukan sebuah matras di dekat meja guru.Salah seorang berjalan mendekati matras itu. Manik matanya menilik semua objek di sekitar. Mendapati dua ransel yang tersimpan di bawah meja guru. Dia mengangkat ransel itu dan memandangnya cukup lama. Agaknya dia tengah mengingat suatu hal."Ini tas Guntur sama Luqman," ungkapnya.Tiap pasang mata tertuju p
MEET "Semesta sebercanda itu padaku. Ketika aku hendak melupakanmu, mengapa kita kembali dipertemukan?" ✈✈✈ Baik dari kalangan muda maupun kalangan tua pasti menunggu kedatangan hari weekend. Iya, hanya pada hari itu mereka dapat refreshing sejenak berkumpul bersama keluarga atau sekadar mencari hiburan. Sepasang suami istri dan ketiga anaknya menyusuri salah satu mall ternama di kotamadya ini. Mereka sedang mengunjungi toko pakaian khusus wanita. Sosok gadis belia terlihat sibuk menilik beberapa sling bag yang terpajang di etalase. Dia merupakan anak kedua dari pasangan itu. Dahinya memiliki banyak kerutan. S
DOUBLE DATE"Sesuatu takkan pernah usai bila memerihalkan hati."✈✈✈Secercah cahaya lambat laun menelusuki retina. Membentuk bayang semu hingga menjadi nyata. Kini semua objek dapat terlihat jelas usai lampu dihidupkan kembali. Film Dealova yang mereka saksikan telah selesai.Andin memandangi ruas wajah seseorang di sampingnya. Mengamati setiap indra yang dia miliki. Dia tertegun. Mulutnya pun turut membuka.Manik matanya beralih pada sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya. Seorang gadis belia pemilik rambut lurus duduk di sebelahnya. Mengetahui itu raut wajahnya berganti dalam seperkian detik. Dia memasang wajah sendu. Begitu mendung.Gadis itu juga melihatnya. Kini kedua mata saling bertemu. Dia memasang senyum riang pada Andin. "Kalian di sini juga," celetuknya.Sekilas manik mata Andin merotasi. Kembali melihat seseorang di sebel
REGRET“Kesalahan terbesarku adalah membiarkanmu berbahagia dengan orang lain. Dan aku sangat menyesali itu.”✈✈✈Andin duduk tercenung di bangkunya. Satu tangannya digunakan untuk menopang dagu. Sepasang mata melirik samar seseorang di ujung sana. Dia melakukan sembunyi agar tidak diketahui kedua temannya, terutama Putri.Orang itu tengah sibuk memainkan ponsel. Jemarinya terus berkutik menekan beberapa tombol. Sepertinya dia bertukar pesan dengan seseorang."Arya," panggil seseorang berdiri di ambang pintu.Segelintir orang menujukan pandangannya pada orang itu. Kebanyakan dari mereka memasang raut wajah datar. Tidak perduli dengan apa yang dia inginkan dari Arya. Namun ketiga orang di barisan pertama selalu memandangnya. Tak ada yang bisa mengalihkan pandangan mereka.Sejenak Andin melirik seseorang di sampingnya. Dalam sek