Share

82. Cokelat dan Sebuah Cerita

“Pagi-pagi udah nongkrong di sini aja. Mau pada ngapain? Godain adik kelas?”

Pertanyaan itu berhasil membuat tiga orang laki-laki yang sedang duduk di bangku depan kantin, menoleh ke sumber suara. Salah satu di antara mereka mendengus pelan saat tahu siapa pemilik suara itu.

“Iya, si Pandu mau cari gebetan baru, katanya. Kenapa? Lo mau dicariin juga? Gampang. Sini bilang aja lo mau kriteria yang kayak gimana, nanti gue cariin sekalian,” sahut Sakti, yang langsung dihadiahi pukulan ringan oleh Riga. Laki-laki itu meringis pura-pura kesakitan, tapi ekspresi wajahnya justru membuat dua orang lainnya tertawa.

“Lo salah, sih. Kucing tidur malah lo bangunin, langsung dicakar kan, lo,” balas Pandu.

“Tapi tumben lo sendirian, Ri? Nggak bareng sama Alena?” tanya Dana seraya mendorong kursi plastik ke arah Riga. Syukur, setidaknya masih ada Dana yang masih lebih waras dibandingkan dua temannya yang lain.

“Tahu nih, biasanya juga berangkat bareng sama Mbak Pacar, udah kayak couple of the yea
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status