Wilson mendatangi kantor Sammuel di Markas Utama, ada beberapa hal yang harus segera di selesaikan terlebih lagi ada tamu yang ingin Wilson tunjukkan ke hadapan Sammuel.Sosok bertubuh kecil itu tengah menggandeng tangan Wilson dengan tangan mungilnya, nampak senyuman penuh kekaguman terus membingkai di wajah imut dan tampannya, kala melihat setiap sudut bangunan di Markas Utama dari Klan Collins Brothers yang begitu elegan dan mewah membuat manik mata biru milik Jordan tak henti-hentinya menelusuri segala sudut bangunan di Markas Utama.“Apa kau menyukainya?” lirih Wilson yang menunduk melihat wajah pria mungil di sampingnya ini terus-menerus menampilkan senyuman dengan penuh kebahagiaan.Beberapa suara ketukan pintu terdengar di telinga Sammuel yang sedang sibuk dengan peralatan komputer yang berada di depannya.Senyum Sammuel tercetak tipis diwajahnya kala melihat Wilson dan Jordan sudah menunggu di depan pintu dengan senyuman mengembang.“Sudah siap?” pekik Sammuel yang berjongkok
Wilson masih menatap Brian yang masih terlihat kebingungan, entah apa yang membuat lelaki berjuluk ‘Ares Dewa Perang’ ini terlihat sangat bingung dan sedikit panik. Apa itu memikirkan tentang bagaimana Sammuel bisa tahu Organisasi Rahasianya atau tentang ucapan Sammuel yang membahas tentang ‘Besan’? Hanya Brian yang tahu sendiri, karena memang sesuai yang di ucapkannya beberapa saat yang lalu, pria satu ini memang sangat begitu tertutup, hampir sama dengan ‘saudara kembar’nya yaitu Kiev. Entah dari mana sebutan ‘saudara kembar’ yang tersemat diantara Kiev dan Brian. Memang dari segi wajah mereka berdua terlihat begitu mirip, sama-sama mempunyai mata biru sedikit keabu-abuan, badan tegap dan kekar, serta postur tubuh yang tingginya saja hampir sama. Apalagi jika sudah menggunakan seragam khusus untuk Pasukan Bayangan BlackVanta, pasti kedua orang ini tak dapat di bedakan. Hanya Sammuel saja yang dapat membedakan mana yang Kiev dan mana yang Brian jika sedang bertugas. Padahal jika Pas
Demian segera berlari ke arah Ruang Kendali Utama di Markas ketika turun dari mobil Dimitri yang ditumpanginya, dengan wajah terlihat panik yang begitu ketara, membuat Roland dan Jack saling pandang ketika Demian berlari tanpa mempedulikan sekitar dengan membawa laptop di tangannya.“Apa kau sepemikiran denganku, Jack?” lirih Roland yang membuang puntung rokok yang masih tinggal separuh dan menginjaknya, sedangkan Jack hanya mengangguk perlahan sambil menatap Roland seakan mengerti apa yang sedang Roland bicarakan.Roland dan Jack segera membuntuti langkah Demian ke arah Ruang kendali di Markas Utama.Mata Roland dan Jack seketika membeliak melihat beberapa layar besar di Ruang kendali sudah menampilkan beberapa potong gambar dan video yang begitu mengerikan.“Berapa kira-kira korbannya?” lirih Demian yang menatap layar utama di Ruang kendali yang menampilkan satu buah kapal milik anak Perusahaan EDSAM Corp sedang mengalami kebakaran di tengah laut lepas.“Dari data manifes ada sekita
“Ayah, istirahatlah! Sudah hampir seminggu ini kau tak istirahat dengan cukup,” lirih Demian yang sedari pagi menemani Edward di kantor. Beberapa Vail pemberian Demian yang berisi beberapa butir obat untuk Edward sudah berjejer di meja kerja Edward.Tatapan Demian masih begitu cemas kala melihat wajah pucat dan sayu milik Edward. Bahkan bibir Edward terlihat kering yang membuat Demian semakin khawatir.Hasil laporan Rekam Medis milik Edward juga memperkuat bukti bahwa Ayah babtisnya itu sedang dalam kondisi yang sangat buruk.“I’m fine, Son, tenanglah,” jawab Edward yang tersenyum sekilas ke arah Demian, berusaha membuat anak yang sedang beranjak dewasa di depannya ini tak khawatir. Tangan Edward menata satu persatu Vail atau botol obat di koper kecil yang ada di laci meja kerjanya dan beberapa ia masukkan di saku jasnya.“Aku bosan mendengar kata-kata itu, aku lebih mempercayai hasil data penelitian dan hasil pemeriksaanku dari pada ucapanmu, Ayah!” pekik kesal Demian yang sudah mua
Keadaan Markas Utama terlihat sangat sibuk dari biasanya. Semua pasukan di kerahkan sesuai dengan posisi dan tugasnya masing-masing. Saat ini Klan Hargov telah menguasai dua buah kapal peti kemas milik Klan Collins Brothers, yang rencananya berlayar menuju ke arah Dermaga yang terdapat di Markas Utama tetapi di tengah perjalanan di hadang oleh beberapa perompak suruhan Klan Hargov yang mengepung di sekeliling kapal yang sedang berlayar di tengah lautan. Untungnya semua kapal peti kemas dalam keadaan kosong, karena memang akan berlayar menuju dermaga untuk mengambil barang yang akan dikirim ke Rusia, Jerman dan Afrika. Sedangkan informasi yang di dapat Klan Hargov ternyata salah, mereka mendapat informasi jika kapal peti kemas milik Klan Collins Brothers itu digunakan untuk mengirim persenjataan dan peralatan tempur dari Rusia menuju Markas Utama milik Klan Collins Brothers.Ada sekitar 50 orang Anak Buah Kapal atau yang biasa di sebut ABK masih di sandera oleh perompak suruhan Klan
“Ah, Sial!” pekik salah satu perompak yang sedang kesal ketika tiba-tiba beberapa lampu penerangan di kapal mati satu per satu. Bahkan di tepat mereka bercengkerapan sudah semakin gelap dengan kondisi langit yang sudah beranjak petang.“Aku baru menyadari jika kapal milik Klan Collins Brothers ini adalah kapal bobrok, tak ada jalur penerangan cadangan, tak ada sumber daya untuk keadaan emergency, sekarang gara-gara mesin utama mati lampu emergency cadangan juga kehilangan daya dan harus mati satu per satu pula, mana keadaan sudah hampir gelap. Mana katanya Kapal Tunda akan datang? Sejak tadi aku tak melihat kedatangannya, mau sampai kapan kita akan terombang ambing di lautan seperti ini?” cecar kesal salah satu perompak sambil membuang puntung rokok yang sudah memendek, “tau gitu tak akan mau aku menerima misi yang sangat merepotkan ini. Sungguh sangat menyebalkan sekali, membuatku semakin emosi saja.”“Tadi kudengar sekitar tiga jam-an mereka sampai, kita tunggu saja. Tapi sebetulnya
Terdengar dari earpiece yang di kenakan Sammuel suara dari Kiev yang memberitahukan bahwa para ABK yang tadi di tawan oleh pera perompak sudah sampai di Dermaga dan akan segera di bawa ke Markas Utama bagi yang tak terluka, sedangkan bagi yang terluka akan mendapatkan perawatanedis di Rumah Sakit milik Klan Collins Brothers.Sammuel saling pandang memberi kode kebeberapa Anggota Tim yang di pimpin oleh Brian untuk melancarkan aksinya, setelah mendapat kode dari Sammuel beberapa perompak serentak mengeluh karena ada yang tiba-tiba menancap di beberapa bagian tubuhnya.“Apa ini!” pekik salah satu perompak sambil mencabut sebuah jarum kecil yang tiba-tiba menempel di lehernya, “Hah! Ini... Kita di serang,” pekiknya kembali yang langsung mengambil senjatanya dan mengarahkan ke beberapa arah, mencoba memindai di segala arah dan sudut.Namun, setelah beberapa menit mencari tak ada tanda-tanda adanya orang yang sedang menyerang, justru badan mereka terasa lemas dengan pandangan semakin kabur
Rumah Sakit dibawah naungan EDSAM Corp., sudah begitu heboh dengan kedatangan Edward yang tengah membawa seorang gadis yang dulunya juga pernah dikabarkan tengah dekat dengan Pemilik Utama dan Pimpinan dari perusahaan terbesar yang merajai hampir seluruh pangsa pasar di berbagai negara kala Gadis itu sedang dalam kondisi koma ketika di bawa ke Rumah Sakit untuk pertama kalinya.Axelo dan Dorothea tiba di Rumah Sakit setelah beberapa puluh menit Risha ditangani beberapa dokter di Ruang Khusus, sedangkan Edward tengah duduk di kursi tunggu dengan memejamkan mata sambil memijit pangkal hidungnya.“Why?” tanya Axelo yang duduk di samping Edward yang diikuti oleh Dorothea yang ikut duduk di samping Edward dan mereka berdua duduk mengapit Edward.“Dia menemuiku di ruang kerja, menyelimutiku yang sedang terlelap. Aku sangat merindukannya, aku sudah merasakan ada yang tak beres kala memeluknya, badannya terasa begitu kurus dari pertama aku aku bisa memeluknya, badannya terasa lebih hangat dar