Share

9. Kejutan dan permohonan.

Sejak kejadian kecelakaan tenggelamnya kapal feri yang Risha tumpangi tenggelam, yang mana menyebabkan banyak korban jiwa dan salah Satunya Risha yang saat ini sedang terbaring dalam kondisi koma sejak kejadian yang menimpanya. Edward selalu berada di samping Risha menunggu dan menjaga selama berhari-hari.

 

Sehari setelah kejadian nahas itu, Sammuel langsung menyusul sang kakak dan mememani Edward selalu. 

Seminggu kemudian.

"Maaf dok, kondisi pasien tenggelam di ICU semakin lemah," ucap salah satu perawat yang datang menghampiri dokter jaga yang sedang berjaga diruangan di sebelah ICU. 

"Cepat lakukan tindakan," jawab dokter tersebut sambil berlari menuju kedalam ruang ICU. Tetapi di tengah jalan dia di cegah oleh Edward.

"Apa yang terjadi!" pekik Edward yang mengetahui Ruangan ICU tempat Risha dirawat menjadi ricuh. 

"Apapun yang terjadi selamatkan dia, jika tidak jangan harap Rumah sakit ini berpenghuni," pekik Edward sambil mencengkeram kerah dokter yang akan memasuki ruang ICU.

"Ba-ba-baik, kami akan berusaha semampunya, Pak," jawab dokter  itu terbata-bata ketakutan, dokter itu melihat pistol yang terselip di sela-sela pinggang Edward yang tanpa sengaja terlihat oleh Dokter tersebut ketika Edward mencengkeram kerah bajunya. 

"Kak!" lirih Sammuel yang berada di samping Edward sambil menepuk pundak Edward pelan, "dia pasti bisa bertahan, dia pasti sembuh," sambung Sammuel berusaha menenangkan Edward, yang mana membuat Edward melepas cengkraman dari kerah baju dokter itu segera.

"Argh!" pekik Edward dengan ngusap kasar wajahnya. Emosi Edward tersulut kala mendengar kondisi Risha semakin memburuk.

Berita tentang tenggelamnya kapal feri masih menjadi topik hangat selama seminggu ini.  Dari sekitar hampir 157 penumpang yang terdata ada 12 orang dinyatakan hilang dan 14 meninggal dunia, sedangkan 47 masih dirawat di Rumah Sakit yang mana salah satu korban itu adalah Risha, sedangkan sisanya sudah di konfirmasi selamat dan sudah kembali ke kediaman masing-masing. 

Keluarga Risha pun sudah di beri kabar oleh orang suruhan Edward. 

"Siapkan penerbangan ke California malam ini juga, bawa Risha kesana untuk mendapat pengobatan yang lebih baik," ucap lirih Edward yang duduk menunduk di kursi tunggu.

"Tapi kondisinya masih belum stabil, Kak," jawab Sammuel yang menghampiri sang kakak dan duduk di samping Edward.

"Apa aku harus menunggu dia menjadi mayat baru aku bertindak, hah!" pekik Edward dengan tatapan dingin dan mematikan memandang kearah Sammuel. Baru kali ini Sammuel melihat amarah Edward yang tak terkontrol.

"Cepat urus persiapannya," titah Sammuel ke arah Roland dan Wilson yang berada tak jauh darinya dan di balasi dengan anggukan oleh kedua orang kemudian bergegas melaksanakan perintah dari Tuannya. 

Perjalanan menuju California yang terletak di pesisir barat Amerika Serikat memakan waktu lebih dari 20jam. Didalam pesawat jet pribadi milik Edward sudah tersedia peralatan medis yang lengkap dengan beberapa dokter yang siap sedia berjaga serta beberapa perawat yang membantu. 

Edward selalu berada di samping Risha menggenggam tangan Risha sambil memberikan beberapa kecupan lembut di punggung tangan Risha. 

"Bertahanlah," lirih Edward yang tak terasa meneteskan butiran bening yg membasahi pipinya.

Sammuel yang melihat kakaknya dalam kondisi terpuruk hanya bisa memejamkan mata dan menghembuskan napas berat. 

Sesampainya di California, perjalanan langsung menuju ke Rumah sakit terbesar dan terlengkap di Los Angeles. Risha ditempatkan di Rumah Sakit terbaik di negara tersebut dengan pengawasan dan pengawalan penuh oleh Edward, serta fasilitas mewah demi menujang penyembuhan Risha. 

Bahkan keluarga Risha pun di boyong ke negara tersebut oleh orang suruhan Edward.

"Tuan, keluarga nona sudah tiba di bandara," ucap Wilson sambil memberikan iPad yang menampilkan rekaman CCTV orang tua Risha yang sudah Sampai di bandara.

"Siapkan pelayanan yang terbaik untuk mereka," titah Edward yang diangguki oleh Wilson.

"Apa ini tak terlalu berlebihan? Apa yang akan kita katakan kepada mereka?" ujar cemas Sammuel. 

"Biarkan aku yang menjelaskan semuanya," jawab dingin Edward.

Sesampainya di Rumah Sakit, Edward menemui Orang Tua Risha yang sedang menunggu di samping putrinya yang sedang terbaring tak berdaya.

"Bapak, Ibu, ada yang ingin saya sampaikan," ucap sopan Edward dengan sedikit membungkukkan badan di depan Orang Tua Risha. Kemudian mengajak Orang Tua Risha ke ruangan yang terdapat di sebelah ruang rawat Risha.

Orang Tua Risha pun mengikuti langkah Edward.  Yang mana di bawa kesebuah Ruangan di samping Ruang Perawatan Risha berada di ikuti oleh Sammuel, Wilson dan Roland yang berjalan di belakangnya. 

"Maaf sebelumnya karena belum memperkenalkan diri. Saya Edward Arlando Collins biasa di panggil Edward, sedangkan ini adik saya Sammuel Abraham Collins. Saya mengenal Putri bapak sekitar 6 bulan yang lalu di tempatnya bekerja. Maksud dan tujuan saya bertemu Anda berdua adalah ingin meminta Restu Anda berdua untuk meminang putri anda, Risha," ucap pasti Edward yang mana membuat Orang Tua Risha, Sammuel, Wilson dan Roland terkejut dengan perkataan Edward.

"Apakah nak Edward sudah yakin dengan perkataan nak Edward?" jawab Bapak Risha penuh tanda tanya dan terkejut. "Dia sekarang sedang sakit, kita bahkan tak tau kedepannya akan menjadi seperti apa," ucap Pak Danu, Bapak Risha penuh hati-hati.

"Saya bersungguh-sungguh, Pak," jawab Edward penuh keyakinan, "ijinkan saya memberi perawatan yang terbaik untuk Risha disini," sambung Edward menatap kearah orang tua Risha bergantian.

"Baiklah, kalau itu yang terbaik untuk kesembuhan putriku," ucap pasrah Pak Danu. "Titip Risha ya nak Edward."

"Terima Kasih atas kepercayaannya, Pak," jawab Edward sambil membungkukkan badan. 

"Tapi kita tak bisa berlama-lama di sini, ada beberapa kepentingan di kampung yang tak bisa kita tinggal lama," pinta sopan Pak Danu kearah Edward.

"Saya harap Bapak menyetujui dan merestui permintaan saya demi Risha," imbuh Edward penuh keyakinan.

Pak Danu hanya menjawab dengan mengangguk pelan. Sedangkan Edward membalas dengan senyuman.

Jangan lupa Vote,  Like dan Komen yaa... 

Trim's

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status