“Dad, aku punya berita bagus untuk kita semua”Jerome membuka percakapan saat mereka sedang makan malam, ada Chelsea dan Liliana juga disana.“Berita apa Kak Jerome? Aku tidak sabar mendengarnya kalau ini berita bagus” Chelsea yang paling antusias untuk mendengarkan kabar yang dibawa Jerome.“Jadi.. Sean sudah menemukan Aleeka kembali, dia juga sudah membawanya pulang ke rumah”“Wah.. ini berita bagus nak, mom tidak sabar ingin menanyakan hal ini langsung pada kakakmu, aku akan menelponya sekarang”Tanpa menunda waktu Patricia langsung menghubungi putra sulungnya di Jakarta untuk mengkonfirmasi kabar dari Jerome.“Sean..”Patricia menatap wajah putranya dari layar ponsel, dia melakukan video call.“Mom, bagaimana kabar kalian semua disana, aku merindukan kalian” Sean tersenyum bahagia melihat keluarganya sedang berkumpul.“Kami disini dalam keadaan baik Sean, Jerome bilang kau sudah menemukan tunanganmu kembali, apakah itu benar?” William yang duduk di dekat istrinya ikut bertanya pa
Orang itu segera pergi dengan tergesa-gesa. Namun depan lift dia berpapasan dengan sekretaris Adi yang baru saja tiba dari memesan makan siang untuk Adi dan Aqeela.“Loh.. Pak Gibran? mau ketemu Pa Adi ya?”“Tidak Pritha! Dan tolong jangan beritahu papa kalau saya datang kesini, jika kau masih betah kerja di perusahaan ini”Pria tersebut yang tak lain adalah Gibran menatap sekretaris ayahnya dengan tatapan penuh ancaman, membuat gadis muda itu bergidik ngeri dan langsung berjanji akan menutup mulutnya.Gibran yang tadinya berniat mendatangi ayahnya untuk menanyakan perihal Nancy pun mengurungkan niatnya dan segera berlalu meninggalkan gedung tinggi perusahaan papanya. Dia mengendarai mobilnya dalam keadaan bimbang.Sosok Aqeela yang dikiranya adalah wanita lembut ternyata dibalik kelembutanya tersimpan sosok mengerikan yang mampu mencelakai saudara kembarnya sendiri. Sesaat Gibran merasa bersimpati pada Aleeka. terlebih setelah dia mengetahui bahwa Aleekalah wanita yang selama ini dic
Sean tengah serius menatap layar laptopnya, sesekali jemarinya lincah bermain menekan tuts keyboard, sesekali juga dia memperhatikan beberapa dokumen diatas mejanya. Dia memang ditugaskan oleh William untuk membereskan beberapa kekacauan dalam perusahaan mereka, akibat ditemukanya beberapa kasus korupsi yang dilakukan oleh staff keuangan di beberapa cabang perusahaan mereka.“Ini aneh, mengapa mereka melakukan korupsi beramai-ramai?” gumam Sean.Aqeela masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan langsung menghampiri Sean.“Sean, ini kopimu, kau terlihat sibuk sekali, apa pekerjaanmu tidak bisa ditunda dulu untuk beristirahat barang sejenak?”Sean mengangkat kepalanya dan tersenyum. “Terimakasih sayang, tapi ini adalah perintah dari dad, aku harus membereskan semua ini secepatnya, apa kau sudah makan malam Aleeka?”Sebenarnya Aqeela selalu merasa kesal setiap kali Sean memanggilnya dengan nama Aleeka, tetapi kali ini dia menahan diri untuk mengontrol emosinya.“Apa kau tidak mau ma
“Bagaimana dengan keadaan Aleeka dan bayinya dokter?” Sean dengan cemas bertanya pada dokter yang memeriksa keadaan Aqeela.“Bayinya baik-baik saja, saya sudah memberikan obat penguat kandungan, hanya saja Nona Aleeka harus bedrest selama beberapa hari”Sean merasa lega dan bahagia setelah mendengar penjelasan dokter, dia pun segera menghampiri Aqeela yang masih terbaring diatas ranjang rumah sakit.“Aleeka, maafkan aku, aku benar-benar tidak bermaksud melakukan semua itu padamu, aku reflex mendorongmu karena desakan isi dalam perutku yang seakan terpompa untuk keluar, aku sangat mual sekali tadi”Aqeela menggeleng lemah. “Tidak apa-apa Sean, aku mengerti, aku hanya takut bayi kita kenapa-kenapa”“Dia anak yang kuat Aleeka, dia baik-baik saja” Sean mengusap perut Aqeela yang terlihat masih rata.Aqeela menarik napas lega dan tersenyum penuh arti melihat raut wajah Sean yang penuh penyesalan. “Sepertinya Sean begitu menyesali perbuatanya, ini bisa kumanfaatkan untuk meminta dia melaku
Gibran membawa Aleeka menuju bandara, dia sudah memerintahkan orang kepercayaanya untuk menyiapkan pesawat.“Gibran, kau akan membawaku kemana?”“Yang pastinya tempat itu aman untukmu Aleeka, aku sudah menyelidiki semuanya, bukankah kau selama ini bersembunyi dari Sean? Kau tidak ingin keberadaanmu diketahui oleh Sean ataupun keluarganya dan juga keluargamu, benar begitu kan?”“Darimana kau mengetahui itu?”“Sudah kukatakan, aku menyelidiki semua tentang dirimu Aleeka, semuanya.. termasuk kekhawatiranmu tentang saudaramu yang akan mencelakai dirimu dan juga orang-orang terdekatmu”Aleeka memejamkan matanya, dia tak menyangka ada seseorang yang mencari tau mengenai dirinya sampai sedetail itu.“Aleeka, aku bersamamu, kau tak perlu takut apapun lagi”Aleeka membuka matanya dan menatap Gibran, kalimat yang diucapkan oleh pria itu begitu ambigu bagi Aleeka.“Terimakasih Gibran, kau baik sekali padaku, meskipun kita tidak saling mengenal sedekat itu. tapi... aku tidak ingin merepotkanmu de
"Jangan mengetes kesabaranku, Aqeela." Mendengar ucapan pria berjas hitam di hadapannya, gadis itu cemberut. Tampak tidak senang. Wajahnya memerah dan fokus matanya tampak kabur, seperti sedang mabuk.Namun, ia tidak menuruti ucapan pria itu dan justru menarik leher sosok gagah itu agar mendekat padanya. Tanpa menunggu lagi, gadis itu melumat bibirnya, mencoba menghilangkan haus yang sangat menyiksa. Tangannya meraba dada bidang terbalut jas rapi. Tangan lainnya yang berada di leher si pria menekan untuk mendalamkan ciuman mereka."Cukup." Pria itu menarik diri, melepaskan rangkulan si gadis. Ia tampak frustrasi. "Kamu mabuk."Bibir gadis di hadapannya merekah sempurna, tampak menggoda. Belum lagi pakaian pesta yang tengah digunakan oleh perempuan itu sudah berantakan--menambah kesan seksi sekaligus menggoda."Istiharatlah. Jangan melakukan sesuatu yang nanti kamu sesali." Pria itu, Sean, kembali berucap. Sekuat tenaga, ia mencoba mengendalikan diri. Setelah itu, ia berbalik pergi.Namun,
“Pesandari siapa, Sayang?”Kaget,Aleeka langsung membalikkan handphonenya. Tidak tahu Sean sudah bangun.“Bukandari siapa-siapa,” jawab Aleeka buru-buru. Aleeka berharap dia tidak terlihatgelagapan di mata Sean.“Emm,”jawab Sean malas sambil mempererat pelukannya, menarik Aleeka bersandar di dadabidangnya. lalu mengecup puncak kepala Aleeka. “Apamasih sakit?” tanya Sean lagi sambil menenggelamkan wajahnya di tengkukAleeka.Maludan menyesal, itulah yang Aleeka rasakan. Mengingat Aleeka-lah yang memulaikegilaan semalam. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, menggeleng. Apayang sebenarnya dia minum malam kemarin? Bagaimana bisa dia bisa hilang kendaliseperti itu?“Ma-maafsoal semalam, aku mabuk dan tidak sadar berbuat seperti itu padamu,” gumamAleeka. “Tidakmasalah, tapi kedepannya kamu tidak boleh mabuk jika tidak bersamaku,” Seanmenjawab dengan santai.Mendengarucapan Sean, Aleeka hanya bisa tersenyum miris. Kalau Aqeela tahu apa yangsudah dia lakukan. Pasti Ale
“Aqeela sayang, tidak bisa kamu pergi nanti saat kamu sudah sehat sepenuhnya,” ucap Liliana saat Aleeka pamit untuk pergi.Aleeka berbohong pada Liliana, kalau dia pergi untuk bertemu teman-teman sekolahnya dulu.Malam itu, saat hasil tes menunjukan positif, Aleeka lemas. Dia bingung harus bagaimana. Apakah dia harus merelakan bayi itu pergi tanpa lahir ke dunia, atau membesarkannya seorang diri. Tapi bagaimana, penghasilannya bahkan tidak cukup untuk membayar pengobatan ibu asuhnya.Ting!Bunyi notifikasi muncul, ada chat masuk dari Aqeela.[Jangan telat, aku tunggu di hotel dekat bandara sesuai perjanjian kita, besok.]Perjanjian antara Aleeka dan Aqeela akhirnya akan berakhir. Usaha Aqeela untuk menjadi model ternama di Paris tidak membuahkan hasil, membuat Aqeela kembali lebih cepat dari perjanjian awal.Aleeka membalas pesan itu, dan mulai bersiap. Fokus Aleeka saat ini untuk segera pergi dari kediaman Genaaro, pergi sejauh mungkin dari Aqeela dan Sean. Dia harus menyembunyikan k