Share

S2 Bab 22C

"Iya, dia kebanyakan minum dan akhirnya tak sadarkan diri. Waktu pesawat turun, bertubi-tubi pesan dan panggilan masuk dari dia. Aku tak tahu pasti apa keinginannya. Dia mengajak bertemu, katanya rindu."

Hana terbatuk di akhir kalimat Mahendra. Pria itu berhenti ucap dan tersenyum meringis. Sambil tangan tetap mengelus pelipis dan kepalanya, si pemilik nama Mahendra Adnan Prastowo meneruskan lisannya.

"Maaf, Sayang. Aku harus berkata jujur. Tak ada yang ingin aku tutup-tutupi darimu termasuk isi pesannya. Mending aku kasih tahu semuanya ketimbang kamu yang mengetahui dari orang lain atau sendiri."

Di beberapa detik itu, mereka saling mengunci pandangan. Semakin dalam Hana menelusuri netra cokelat suaminya, rasa penyesalan kian meningkat. Mengapa dari awal dia tak mengajak suaminya berbicara dengan kepala dingin? Mengapa dia selalu beralasan perubahan sikap dan mood karena pengaruh hormon ibu hamil?

Padahal, Hana yang dulu adalah wanita yang berlo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status