***
Hari baru, masalah baru. Daver telat keluar istirahat karena dipanggil Bu Erna ke ruang guru. Apa lagi kalau bukan karena tingkahnya yang selalu disesal guru itu?
"Kenapa, Dav?" tanya Anara setibanya Daver di meja kantin dengan wajah suntuk.
Ander cekikikan. "Hohoho, kena apa lagi dia nih?"
"Sialan banget itu guru. Udah gila kayaknya!" Daver menarik dasi yang terikat rapi di lehernya, lalu ia letakkan di atas meja.
"Gede banget lo ngomong. Ada anak cepu mampus lo," ucap Fara mengingatkan.
"Masa ya, Ra, cuma gegara gak sengaja lempar sepatu ke atap kelas, aku langsung dipanggil ke ruang guru. Ya ampun, Buuu.. Bu."
"The longer you stay, the stronger you are."-Daver Negarald***Drrrrttt!"Handphonelo, Ra." Letta menunjuk ponsel Anara yang bergetar di meja dengan dagu. Ia membaca nama yang tertera. "Daver tuh.""Kok bunyi telepon kita sama Ra," gumam Elena bingung.Anara mengangkat alisnya. Ia mengangkat panggilan masuk tersebut."Halo, Dav? ...""Starbucks ...""Ooh, oke .."
***"Van, kunci motor gue, setan!" maki Rino saat Evan mengambil kunci motornya.Tadi, Evan menelepon Rino untuk minta ditemani pergi ke Nikestoreyang baru buka tidak jauh dari area tempat tinggal mereka. Jadi di sini lah mereka berdua sekarang."Gak mau! Lo ambil sepatu inceran gue!" Evan dongkol. "Gue yang mau ke sini, malah lo yang belanja. Agakanjirlo ya!"Rino mendengus. "Heh! Kan gue duluan yang ketemu sepatunya. Kenapa lo ngomel?""Tetep aja. Gak ada lagi yang bagus selain itu.""Sini balikin kunci gue." Rino mengambil saat Evan mengulurkan tangan. "Makanya liat-liat yang bener. Kayak cewek aja lo. Butuhnya apa, nyarinya apa."
"So, I think things get better so they can get worse easily."-Anara Emiley***Sore ini sepulang sekolah, Daver mengajak Anara untuk pergi ke salah satu cabang kafe milik Natasya. Sekalian untuk memenuhi permintaan ibunya itu yang ingin menemui Anara.Anara tidak berhenti bergumam kagum dari tadi. Kafe milik Natasya benar-benaraesthetic dan sesuai kriteria anak zaman sekarang. Ditambah lagi lagu-lagu Lauv yang diputar di kafe ini membuat Anara semakin suka dengan suasana hangat bercampur santai."Ra, ada yang nge-chataku, adik kelas," ucap Daver memberi tahu. Sembari menunggu kedatangan Natasya, ia tentu main pon
***"Gak usah dateng,coy. Lanjutin ajadate-nya," sindir Rino saat Daver dan Anara baru tiba, sedangkan yang diomongi hanya cengar-cengir."Lupa temen gini lah rupanya." Fara cekikikan menatap Anara."Kan gue ke Starbucks dulu!" Daver mendesis. Ia meletakkan kantung besar berisi sejumlah minuman. "Nih!"Letta melihat jam tangannya. "Tapi ngaretnya hampir dua jam. Gak bisa dimaafin.""Macet macet." Daver menggigit lidahnya saat beralasan."Pengen gue timpuk mukanya," canda Evan sebal.Anara memicingkan mata ke Evan. "Ah, ba
***Tidak terasa, sebentar lagi UNBK akan datang. Sebentar lagi angkatan Anara akan lulus dan meninggalkan lapak SMA Ravalis.Perasaan bosan dan rindu terasa campur aduk saat menginjak sekolah ini. Banyak kenangan yang menyenangkan, menyedihkan, dan memalukan yang terjadi di sana."Eh, Anara!"Anara menengok ketika ada suara laki-laki yang memanggilnya. Ia mengeluh dalam hati. Ternyata ada tiga adik kelas yang mengintilnya dari tadi."Gak sopan lo gak manggil Kakak," tegur si teman yang memanggil tadi."Udah sih beda setahun doang!""Kenapa?" tanya Anara tidak mau lama-lama karena hendak kembali ke kelas PM.
"I can't resist, but i don't want to let it be. I need you to know that if you hate to be in this situation, i hate it more."-Anara Emiley***Ting!Daver NegaraldRaBsk pulang sekolah kamu ke mana?Jalan yukDaver tidak mendapatkan jawaban sampai akhirnya tiga puluh menit kemudian mendapatkan notif dari Anara.Anara Emileyaku ada tutor sama GemaDaver NegaraldYah besok2 aja lahBosen bgt ra cape blajar di sekolahButuh refreshing
***"Ih, anjir lah! Mie gue itu,aish!" Evan merengek ketika Rino menyeruput mie-nya tanpa dosa.Untuk membalas, Evan pun mengambil vape milik Rino yang diam-diam dibawa cowok itu."Evan!""Woi! Ada yang mau beli gak! Diskon nih cepek!" Evan melambai-lambaikan tangannya yang memegang benda milik Rino itu ke udara.Rino menarik keras tangan Evan. "Ketauan guru, anjir! Gak pake akhlak ya lo!" Ia merebut kembali vape-nya. "Cepek pula dipromosi. Gue beli satu juta gilak!""Lo yang gak ada akhlak ngerebut mie gue!" balas Evan meneriaki Rino.Letta menyeletuk, "Lagian vape lah pake acara dibawa ke sekolah."
***Anara berjalan melewati koridor kecil sekolah. Ia hendak pergi ke ruang belajar serba guna (RBSG) SMA Ravalis karena dirinya telah menyuruh Gema langsung ke sana saat pulang sekolah. Selain bilang pada Daver semalam, Anara juga sudah memberi tahu Fara untuk tidak menunggunya pulang apalagi ikut saat dirinya mengajari Gema."Baaaa!" Daver mengagetu Anara, sehingga gadis itu sedikit terperanjat. "Ketemu juga kan! Emang susah kalo jodoh.""Kamu gak pulang?"Pertanyaan Anara membuat senyum Daver sedikit luntur."Aku gabut, mau nemenin kamu. Sekalian jagain biar kamu gak diganggu Gema." Daver kembali tersenyum cerah, bersemangat.Anara menggigit bibir. Raut wajahnya tidak baik.