Share

BAB XXVII

Segerombolan pasukan berkuda memasuki gerbang istana. Mereka disambut oleh Aaron dan beberapa petinggi. Aaron menatap pasukan tersebut dalam selimut duka, hal biasa yang terjadi ketika usai berperang. Tanpa berbicara pun mereka tahu siapa yang gugur.

“Yang Mulia, maafkan kami,” ucap Morio sambil menunduk diikuti seluruh pasukan yang berbaris di belakangnya.

Aaron menghela napas, tangannya terkepal. Dia tak tahu harus bagaimana dalam situasi ini, ditatapnya satu per satu pasukan itu dalam diam. Hanya matanya saja yang menunjukkan betapa ia kehilangan.

“Kembalilah ke tempat kalian masing-masing. Istirahat dan pulihkan tenaga kalian.” Itu bahasa halus untuk menyuruh pasukannya agar tidak memikirkan apa pun dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi.

“Baik, Pangeran.” Pasukan itu membubarkan diri, membawa kuda masing-masing ke istal dan memasuki ruangan khusus ksatria.

Jrender menatap Aaron yang masih memandang ge

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status