Ratu Angel keluar dari keretanya, lalu berseru, "Kita akan membuat beberapa bangunan sementara di tengah hutan tersebut, dan pastikan tidak ada penduduk dari suku Gitar yang menjadi korban. Kita akan memperhatikan gerak-gerik mereka secara diam-diam, cepat!" Setelah mendengar perintah, seluruh prajurit dan beberapa pelayan yang ikut, lalu mendirikan bangunan peristirahatan dan mempersiapkan beberapa kebutuhan logistik. Ratu Angel lalu berdiskusi dengan X dan beberapa prajurit lainnya di sebuah bangunan kecil. Rine sendiri menempati bangunan yang berbeda dengan mereka. Untuk beberapa waktu, Rine terlihat memperhatikan kakaknya yang terlalu sibuk dengan masalah ini, sehingga ia merasa sangat bosan. Ia lalu memutuskan untuk keluar dari bangunannya, dan berkeliling agak jauh, tentu saja, secara diam-diam, karena membawa pelayan akan merepotkan. Ia lalu berhasil keluar dan berjalan menuju hutan gelap. Namun, setelah berjalan sekian lama, entah mengapa hutan tersebut mulai membuatnya pusin
"Fedrix, aku tidak menemukan bahwa kau adalah orang jahat, lalu mengapa kakakku ingin menyerangmu?" tanya Rine. Fedrix lalu menatap Rine dengan tatapan serius, dan menjawab, "Suku Bass, sejak awal lahir tidak seperti suku kalian yang menerima cahaya matahari Dunia Musik, kami adalah suku terisolir dan gelap tanpa cahaya. suku kami hanya berisi kekuatan gelap. Dan, demi bertahan hidup, kami diam-diam harus mencari energi dari suku lain, agar kami bisa hidup dan kami tetap tinggal. Namun sepertinya beberapa suku, seperti rakyatmu, menganggap kami penjahat, padahal kami hanya ingin mencari makan saja." Rine lalu menatap Fedrix dengan sedih, dan bertanya, "Kakakku mungkin salah paham dengan kalian, Fedrix, apakah kau akan kembali?" Fedrix menganggukkan kepalanya, dan membalas, "Aku tidak bisa mendekatimu kalau begitu, sepertinya kita hanya akan bertemu sampai sini saja, atau nanti kakakmu akan melukaiku jika dia tahu aku bersama adiknya." Rine menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Ak
Rine langsung menatap Fedrix dan berkata, "Fedrix! Maafkan aku, aku tidak bisa membuat kakakku luluh," ucapnya, mulai menangis, "Apakah aku benar-benar tidak mampu?" "Hmm," Fedrix menggelengkan kepala, lalu melanjutkan, "Kau, gadis yang periang dan baik hati, aku rasa seharusnya kau lebih diperhatikan. Maafkan aku, jika aku tahu kau adalah tuan putri suku Simfoni, aku tidak akan berani mendekatimu." Rine lalu membalas, "Fedrix, aku berkata kepada kakakku bahwa aku menyukaimu. Aku rasa aku salah berbicara. Aku sudah membuat kakak sedih." Fedrix lalu mendekati Rine, dan berbisik, "Hatimu, ikuti saja hatimu. Kau sudah dewasa, dan aku percaya kau mampu. Kau, kau bisa memutuskan sendiri hidupmu, kakakmu tidak berhak ikut campur." Rine lalu menitikkan air mata. Fedrix lalu menghapus air matanya, dan mengelus wajahnya, lalu mencium bibirnya. Rine tidak menolak sama sekali. Setelah beberapa saat, Fedrix lalu berbisik, "Aku juga menyukaimu, namun sepertinya kita harus berhenti di sini. Suk
Fedrix berpikir sebentar, lalu masuk ke dalam bangunan sementaranya, dan mengambil sesuatu dari kotak hitam kecil di pojok dalam bangunan sementaranya, lalu memberikannya kepada Rine. Rine lalu menatap sebuah harmonika hitam, dan kebingungan, lalu bertanya, "Apa ini?" tanyanya. Fedrix menjawab, "Ini adalah kekuatan gelap, jika kau ingin ikut denganku, kau harus menerimanya dan memainkannya, karena kami tidak bisa menerima kekuatan lain selain kekuatan gelap. Kekuatan lain akan membunuh kami, seperti yang kau lihat sendiri kakakmu melukai kami. Hanya ini satu-satunya cara jika kau benar-benar ingin ikut denganku." Rine mengambilnya, namun, dengan penuh keraguan, Fedrix lalu berkata lagi, "Jika kau ragu, aku harap kau tidak meniupnya. Aku tidak akan memaksamu, tidak juga akan membawamu bersamaku, aku tidak akan melakukannya tanpa izinmu." Tiba-tiba, X muncul di hadapan mereka, sambil mengarahkan senjatanya kepada Fedrix dan berseru, "Kau! Kau sudah gila! Rine adalah Yang Mulia Tuan
Sesampainya di istana suku Simfoni, Ratu Angel langsung masuk ke dalam istana, dan memerintahkan seluruh pelayan dan prajurit serta pengawalnya berkumpul di halaman depan istana. Beberapa penduduk yang lewat pun juga diajak masuk ke dalam istana. Setelah melihat banyak orang berkumpul di dalam ruang utama istana, bahkan sampai ke luar istana, Ratu Angel lalu berteriak, "Kalian dengar, dan tulis titahku! Mulai hari ini, Yang Mulia Tuan Putri Rine, seluruh gelarnya akan dicabut! Ia bukan lagi penduduk suku Simfoni, namun adalah penduduk suku Bass, atas keputusannya sendiri dan aku, sebagai kakaknya, akan menghormati keputusannya. Mulai saat ini juga, kalian tidak bisa memanggil atau menganggap Rine sebagai Yang Mulia Tuan Putri lagi!" Seluruh rakyat yang mendengar titah tersebut sangat terkejut. Ratu Angel sendiri tidak bisa menahan lagi kesedihannya. Ia langsung berlari ke dalam kamar pribadinya setelah mengeluarkan titah tersebut, dan mengunci pintunya. Di depan kamar sang ratu, X m
"Oh, tidak!" seru Rine, lalu berteriak minta tolong. Seorang pelayan wanita masuk ke dalam bangunan sementara. Pelayan itu lalu terkejut melihat kaki Rine mulai mengalir darah segar, lalu ia berteriak memanggil pelayan lainnya. Fedrix segera mengetahui bahwa Rine akan melahirkan, "Mau tidak mau, aku harus membawa anak itu segera dari sini, ke wilayah suku Bass, sebelum Angel mengetahui Rine sudah melahirkan, dan pasti ingin membawa anak itu bersamanya!" ucap Fedrix dalam pikirannya. Sore hingga malam menjelang, Rine masih belum bisa melahirkan, namun kontraksi semakin kuat dan ia hanya bisa berteriak. Beberapa pelayan sudah keluar-masuk bangunan sementaranya. Dari kejauhan, X dan Nozomi sedang memperhatikan mereka. "Rine akan melahirkan beberapa saat lagi, aku rasa ia mulai kontraksi karena stres," bisik Nozomi. X tidak menjawab, ia hanya fokus memperhatikan kelompok prajurit suku Bass yang justru sekarang sangat sibuk karena Rine akan melahirkan. Mereka berdua menjaga jarak agar
"Pria bodoh!" seru Rine.Mendengar itu, Fedrix langsung dipenuhi amarah, bahkan ia dalam sekejap, menikam Rine tepat di jantung, dengan belatinya. Masih sambil menikam jantung Rine dengan pedangnya, Fedrix berkata, "Jika anak itu memang ada suatu hari nanti, akan kupasangkan dia dengan anakku, tentu, dan bisa saja, anak itu akan menjadi kekuatan bagiku, dan menjadikan rakyatku penguasa Dunia Musik, bodoh! Anak dari suku Simfoni itu akan kubuat patuh kepadaku!" Rine hanya tersenyum, namun, darah semakin banyak keluar dari mulutnya. Ia lalu menghembuskan nafas terakhirnya, dan menjadi debu di udara. Beberapa prajurit dan pelayan di luar bangunan sementara, yang mendengar teriakan terakhir Rine sebelum ia meninggal. Mereka lalu berjalan bolak-balik, mengerjakan tugasnya masing-masing, sambil bergosip akan hal itu. Gosip itu akhirnya sampai ke telinga X yang dari tadi memperhatikan dari jauh, tanpa tahu bahwa Rine sudah tiada. Dari balik pohon besar tempat persembunyiannya, ia lalu meli
Di istana suku Harmoni sendiri, Kenta dan Higiri terlihat sangat mesra berdua di dalam kamar. Terkadang mereka bercanda, terkadang juga bercerita masa kecil. Sebuah ketukan di pintu kamar mereka, membuat Higiri terkejut dan berteriak, "Siapa?!" tanyanya. "Kepala Suku Simfoni, X, ingin bertemu anda, Yang Mulia Raja," jawab Ardee di depan pintu. Mendengar itu, Higiri bergegas hendak menemui X, namun Kenta menarik lengannya, "Haruskah aku ikut?" tanya Kenta. Higiri menggelengkan kepala, dan menjawab, "Jika X membutuhkan kita, dia akan memanggil kita, namun kali ini dia memanggilku, sepertinya ada sesuatu." Kenta mengangguk mengerti. Higiri lalu keluar kamar, dan berjalan menelusuri lorong, hendak menemui X di ruangan kerja istana suku Harmoni. X sedang berdiri menunggunya, dengan serius. Higiri lalu membuka pintu, dan melihat X sedang menunggu, lalu berucap "Duduk saja." Mereka lalu duduk berseberangan, satu meja. X menatap Higiri dengan tatapan serius, dan mulai berbicara, "Aku s