Share

Menyatukan Hati

Hari demi hari berlalu. Tidak seindah dan semudah angan di dalam benak. Perbedaan pandangan dan pemahaman hidup sering mewarnai percakapan kami sehari-hari. 

Luka yang memang belum sembuh. Yang berusaha ku kubur di relung terdalam pun mulai terasa dan nampak ke permukaan. Seperti bom atom yang siap meledak setiap saat. Sedikit saja luka itu tersentuh, rasa sakitnya kembali menyiksa hati ini. 

Malam belum begitu larut. Aku beranjak dari tempat tidur, setelah menidurkan anak bungsu. Mata ini tertuju kepada Fadil yang tengah asik dengan gawainya di ruang tamu. 

Aku hanya berdiri sambil memperhatikan raut muka lelaki yang kunikahi itu. Dia tampak serius, terkadang tersenyum tipis di depan layar benda pipih berwarna hitam. 

Benak ini mulai dipenuhi pikiran negatif. Perasaan takut akan pengkhianatan terulang kembali mulai membebani dada. Akhirnya setelah beberapa menit, kaki ini

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status