“Dunia tidak boleh tahu kamu sedang babak belur. Dunia hanya boleh tahu kamu masih tegak dan tidak hancur”
“Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak? Pertanda apa ini?” tanya Alana dalam hati dengan nada gelisah
“Aku harus telepon Arga sekarang” kata Alana
Alana berjalan meraih ponselnya dengan jari telunjuk yang masih berdarah dan belum diobati. Alana lebih mengkhawatirkan Arga dan Alka, daripada jarinya sendiri
Kring...[Satu telepon dari Alana tidak terjawab]
Kring...[Dua telepon dari Alana tidak terjawab]
Kring... [Ponsel Arga berdering]
“Arga please, angkat teleponnya” ujar Alana sambil berjalan mondar-mandir di kamarnya
Lalu, Arga menjawab telepon Alana, akan tetapi bukan suara yang dikenal Alana selama ini
“Halo Arga, kamu dimana?” tanya Alana
“Halo, ini siapa?” orang yang sedang menjawab telepon Alana kembali bertanya
“Saya Alana, temannya Arga” jawab Alana
“Orang terakhir yang ada di pikiranmu sebelum tidur adalah orang yang menjadi alasan kamu bahagia atau justru alasan kamu terluka” “Sudah selesai” kata Alana sambil membereskan peralatan P3K “Eh, tunggu sebentar” ucap Arga tiba-tiba “Kenapa?” tanya Alana dengan menaikkan sebelah alisnya mengisyaratkan kebingungan “Tanganmu juga terluka, sini aku lihat” ujar Arga sambil menarik tangan Alana untuk dilihatnya lebih dekat “Ini hanya luka kecil, Ga” Alana mengelak “Luka kecil kalau tidak diobati akan jadi besar” ucap Arga “Nanti saja aku obati sendiri di rumah” balas Alana “Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti?” tanya Arga kembali Alana terdiam. Tidak ada kata yang terucap dari mulut Alana lagi “Sini cerita, kenapa?” ajak Arga pada Alana untuk mendekat dan bercerita padanya “Luka karena pecahan kaca” jawab Alana pelan “Kok bisa?” tanya Arga merasa heran “Aku nggak mau
“Kita didewasakan oleh masalah dan dikanak-kanakkan oleh cinta” Kling... [Satu pesan dari Arka belum dibaca] “Sudah pulang? Sudah di rumah?” tanya Arka sekali lagi pada Alana “Sudah, kenapa memangnya?” tanya Alana kembali “Tidak apa-apa, hanya ingin menitip gitar” jawab Arka “Maksudnya?” Alana semakin tidak paham dengan pesan yang dikirim Arka malam ini, terasa sungguh random “Kamu baru saja dari rumah sakit bukan?” tanya Arka memastikan jawaban Alana “Kok tahu?” Alana terkejut “Apa sih yang aku nggak tahu dari kamu” jawab Arka membuat Alana sedikit kesal “Memangnya gitarmu ada dimana?” tanya Alana “Di rumah sakit” jawab Arka “Kamu juga baru dari rumah sakit? Siapa yang sakit?” tanya Alana “Seseorang” jawab Arka kembali “Kenapa tidak kamu bawa pulang sekalian tadi gitarmu?” tanya Alana sambil menggeleng-gelengkan kepala “Lupa” jawab Arka dengan sing
“Semakin lama kamu menyimpan perasaanmu kepada seseorang, kamu akan semakin jatuh hati kepadanya” Butuh sekitar 7 menit untuk mandi dan mengecek kembali keperluan apa saja yang harus dibawa untuk pementasan drama Transformer Kling.... [Satu pesan dari Alya belum dibaca] “Alana, kamu dimana? Kita semua nungguin kamu. Cepat kesini” tanya Alya Alana masih menyiapkan sebungkus makanan untuk scenenya bersama Agha nanti dan membawa beberapa camilan ringan berukuran kecil untuk property “Aku perlu membawa scriptku tidak ya? Ada waktu berlatih lagi nggak ya?” Alana benar-benar kebingungan “Sudahlah aku bawa saja, daripada bingung” lanjut Alana lalu segera memasukkan lembaran scriptnya ke dalam tas ransel berwarna cream Alana langsung berlari keluar kamar dan berpamitan kepada Ayah dan Bunda “Ayah, bunda Alana berangkat dulu” kata Alana sambil berlari “Eh, jam tangan kam
“Keberadaanmu sudah punya arti, kamu hanya perlu lebih memaksimalkannya”Alana tampak menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan sebanyak 3x. Agha yang mengetahui itu, hanya melirik Alana dan memberikan senyuman, karena sebenarnya Agha juga sama gugupnya dengan AlanaBahkan mungkin detak jantung Agha lebih cepat dari semua irama di dunia, dan itu karwna dia akan beradu peran dengan cewek dihadapannya itu[DRAMA DIMULAI, SELAMAT MENYAKSIKAN]“Pada suatu hari, di tengah hutan belantara, hidup seorang putri yang bernama Samba Paria. Dia hidup bersama seorang adik laki-lakinya yang masih berumur sepuluh tahun. Mereka berdua adalah yatim piatu. Walaupun begitu mereka hidup rukun dan saling menyayangi” ujar seorang Master of CeremonyDari arah jauh, rumah Samba Paria dan adiknya itu hampir tidak terlihat, karena tertutup oleh pepohonan rindang di sekitarnya dan diselubungi o
“Kamu yang sekarang adalah kamu yang pernah terluka, dan berusaha untuk tidak melukai” Setelah pertunjukan drama Transformer selesai, Alana dan teman-temannya menuruni panggung dengan hati-hati. Lalu, perhatian Alana tertuju pada Aksa yang selalu mengusap-usap matanya “Aksa, matamu kenapa?” tanya Alana dengan nada penasaran “Gapapa kok” jawab Aksa dengan mengusap matanya beberapa kali “Pasti kelilipan karena tadi aku melempar bedak tabur sebagai adonan kue di drama terlalu keras ya? Jadi masuk ke mata?” tanya Alana kembali sambil memastikan “Mungkin cuman kelilipan debu” Aksa mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin Alana terus merasa tidak enak hati dan sering merasa bersalah hanya karena hal sepele “Coba sini aku lihat” kata Alana sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aksa Aksa hanya diam “Aku coba tiup ya? Biar nggak kelilipan lagi?” tanya Alana sekaligus meminta izin “Boleh” jawab Aksa pelan dan
“Ketika cewek pernah dikecewakan dengan begitu berat, lalu dia telah berubah menjadi hebat, jangan harap kamu mendapat kesempatan kedua walaupun hanya sesaat” “Kenapa?” tanya Alana sambil mengangkat telepon dari sosok yang diberinya nama Iblis Kejam “Aku nggak suka kamu bermain drama” ucap Iblis Kejam dengan tiba-tiba dengan nada melarang Alana “Apaan sih? Kok kamu melarang aku?” tanya Alana dengan nada tinggi dan mencoba menahan emosi “Aku nggak suka lihat kamu ada scene mesra” lanjut Iblis Kejam tersebut “Ini drama legenda bukan drama cinta” balas Alana dengan tegas “Tapi, kenapa tokoh utamanya ada dua cowok dan satu cewek?” tanya iblis kejam dengan nada mendesak dan ingin memojokkan Alana Alanamenggeleng-gelengkan kepala seolah tidak percaya kenapa harus menghadapi seseorang yang menyebalkan seperti iblis kejam “Up to you, Iblis Kejam nggak punya hati” Alana merasa kesal
“Jika ingin mengerti bagaimana rasanya menyembunyikan rasa sakit, tanyakan pada orang yang terlihat bahagia” Kling... [Satu pesan belum dibaca dari unknown] “Halo Alana, perkenalkan saya Algebrata perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, saya sudah melihat penampilan kamu saat berpuisi sangat mengagumkan dan melihat acting kamu pada drama Transformer yang keren sekali, oleh karena itu saya berniat untuk menawarkan sebuah job untuk salah satu acara bergengsi kami yang bertajuk ‘Voice of the day’, dan kami mengharapkan Alana dapat setuju untuk tampil bersama Agha dalam acara tersebut. Terima kasih dan saya tunggu konfirmasinya” ucap Algebrata pada Alana Pesan yang sangat tidak terduga sebelumnya, karena sesuatu yang dikira Alana telah usai, ternyata masih berlanjut “Kalau boleh tahu apakah itu boleh tahu kenapa harus bersama Agha?” tanya Alana pada Algebrata “Karena euforia kalian berdua sangat luar biasa dan tida
“Tidak perlu terlalu terang, cukup ada, dan tak kunjung padam” Malam yang terasa sangat terang dan bertabur gemerlap cahaya bintang membuat rasa sunyi di malam hari menjadi pergi. Kerlap-kerlip bintang akan menemani simulasi Agha dan Alana Agha telah sampai lebih awal daripada Alana, dia berniat untuk memastikan lapangan kosong dan nantinya tidak menganggu orang lain Saat melihat Alana menuju ke arah lapangan, Agha berteriak memanggilnya, karena lapangan kampus cukup gelap, hanya ada beberapa lampu led meteor jatuh berwarna putih seperti salju yang menetes dari pepohonan yang rindang “Alana” panggil Agha “Iyaa” jawab Alana sambil mengangguk dari arah kejauhan “Sini, cepat” pinta Agha “Oke” balas Alana “Bagaimana kalau kita latihan sekarang saja? Lebih cepat lebih baik bukan?” tanya Agha “Boleh, tapi ajarin ya?” pinta Alana sambil bertanya “Oke” balas Agha Agha dan Alana bersiap-sia