“Keberadaanmu sudah punya arti, kamu hanya perlu lebih memaksimalkannya”
Alana tampak menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan sebanyak 3x. Agha yang mengetahui itu, hanya melirik Alana dan memberikan senyuman, karena sebenarnya Agha juga sama gugupnya dengan Alana
Bahkan mungkin detak jantung Agha lebih cepat dari semua irama di dunia, dan itu karwna dia akan beradu peran dengan cewek dihadapannya itu
[DRAMA DIMULAI, SELAMAT MENYAKSIKAN]
“Pada suatu hari, di tengah hutan belantara, hidup seorang putri yang bernama Samba Paria. Dia hidup bersama seorang adik laki-lakinya yang masih berumur sepuluh tahun. Mereka berdua adalah yatim piatu. Walaupun begitu mereka hidup rukun dan saling menyayangi” ujar seorang Master of Ceremony
Dari arah jauh, rumah Samba Paria dan adiknya itu hampir tidak terlihat, karena tertutup oleh pepohonan rindang di sekitarnya dan diselubungi o
“Kamu yang sekarang adalah kamu yang pernah terluka, dan berusaha untuk tidak melukai” Setelah pertunjukan drama Transformer selesai, Alana dan teman-temannya menuruni panggung dengan hati-hati. Lalu, perhatian Alana tertuju pada Aksa yang selalu mengusap-usap matanya “Aksa, matamu kenapa?” tanya Alana dengan nada penasaran “Gapapa kok” jawab Aksa dengan mengusap matanya beberapa kali “Pasti kelilipan karena tadi aku melempar bedak tabur sebagai adonan kue di drama terlalu keras ya? Jadi masuk ke mata?” tanya Alana kembali sambil memastikan “Mungkin cuman kelilipan debu” Aksa mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin Alana terus merasa tidak enak hati dan sering merasa bersalah hanya karena hal sepele “Coba sini aku lihat” kata Alana sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aksa Aksa hanya diam “Aku coba tiup ya? Biar nggak kelilipan lagi?” tanya Alana sekaligus meminta izin “Boleh” jawab Aksa pelan dan
“Ketika cewek pernah dikecewakan dengan begitu berat, lalu dia telah berubah menjadi hebat, jangan harap kamu mendapat kesempatan kedua walaupun hanya sesaat” “Kenapa?” tanya Alana sambil mengangkat telepon dari sosok yang diberinya nama Iblis Kejam “Aku nggak suka kamu bermain drama” ucap Iblis Kejam dengan tiba-tiba dengan nada melarang Alana “Apaan sih? Kok kamu melarang aku?” tanya Alana dengan nada tinggi dan mencoba menahan emosi “Aku nggak suka lihat kamu ada scene mesra” lanjut Iblis Kejam tersebut “Ini drama legenda bukan drama cinta” balas Alana dengan tegas “Tapi, kenapa tokoh utamanya ada dua cowok dan satu cewek?” tanya iblis kejam dengan nada mendesak dan ingin memojokkan Alana Alanamenggeleng-gelengkan kepala seolah tidak percaya kenapa harus menghadapi seseorang yang menyebalkan seperti iblis kejam “Up to you, Iblis Kejam nggak punya hati” Alana merasa kesal
“Jika ingin mengerti bagaimana rasanya menyembunyikan rasa sakit, tanyakan pada orang yang terlihat bahagia” Kling... [Satu pesan belum dibaca dari unknown] “Halo Alana, perkenalkan saya Algebrata perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, saya sudah melihat penampilan kamu saat berpuisi sangat mengagumkan dan melihat acting kamu pada drama Transformer yang keren sekali, oleh karena itu saya berniat untuk menawarkan sebuah job untuk salah satu acara bergengsi kami yang bertajuk ‘Voice of the day’, dan kami mengharapkan Alana dapat setuju untuk tampil bersama Agha dalam acara tersebut. Terima kasih dan saya tunggu konfirmasinya” ucap Algebrata pada Alana Pesan yang sangat tidak terduga sebelumnya, karena sesuatu yang dikira Alana telah usai, ternyata masih berlanjut “Kalau boleh tahu apakah itu boleh tahu kenapa harus bersama Agha?” tanya Alana pada Algebrata “Karena euforia kalian berdua sangat luar biasa dan tida
“Tidak perlu terlalu terang, cukup ada, dan tak kunjung padam” Malam yang terasa sangat terang dan bertabur gemerlap cahaya bintang membuat rasa sunyi di malam hari menjadi pergi. Kerlap-kerlip bintang akan menemani simulasi Agha dan Alana Agha telah sampai lebih awal daripada Alana, dia berniat untuk memastikan lapangan kosong dan nantinya tidak menganggu orang lain Saat melihat Alana menuju ke arah lapangan, Agha berteriak memanggilnya, karena lapangan kampus cukup gelap, hanya ada beberapa lampu led meteor jatuh berwarna putih seperti salju yang menetes dari pepohonan yang rindang “Alana” panggil Agha “Iyaa” jawab Alana sambil mengangguk dari arah kejauhan “Sini, cepat” pinta Agha “Oke” balas Alana “Bagaimana kalau kita latihan sekarang saja? Lebih cepat lebih baik bukan?” tanya Agha “Boleh, tapi ajarin ya?” pinta Alana sambil bertanya “Oke” balas Agha Agha dan Alana bersiap-sia
“Kagumi saja dari jauh, daripada dia tahu, lalu menjauh” Hari yang telah dinantikan banyak orang telah tiba Pagi hari di kampus kota yang terkenal dingin itu mendadak menjadi hangat dan riuh dengan desas-desus acara ‘Voice Of The Day’. Akan tetapi, Agha dan Alana yang seolah tidak begitu terusik dengan berbagai pembicaraan hangat yang muncul dari kalangan teman-temannya Agha dan Alana berangkat bersama agar lebih efisien dan alasan lain agar mereka jauh lebih yakin dengan satu sama lain. Agha berjalan lebih dahulu, dan Alana mengikuti di belakangnya “Halo, selamat pagi Agha, by the way cool banget ” sapa Algebrata “Pagi, apanya yang keren?” tanya Agha “Kau tidakkah tahu bahwa setiap jeritan histeris dari perempuan di luar sana itu karena melihatmu” balas Algebrata “Thank you” jawab Agha Lalu, Algebrata mengamati cewek yang sedang berdiri membelakangi dirinya dan Agha
“Aku jatuh hati, kepada hati yang tidak pernah jatuh kepadaku” “Dari mana kamu tahu aku pernah sakit hati lebih dari sekali?” tanya Alana pada Agha “Apakah kamu tidak menyadarinya?” Agha kembali bertanya “Maksudnya?” tanya Alana dengan rasa penasaran “Aku tahu semuanya” balas Agha “Tahu apa?” tanya Alana kembali “Walaupun kamu memilih diam seribu bahasa, kedua mata kamu dapat mengatakan yang sejujurnya” terang Agha “Itu hanya kebetulan” balas Alana singkat “Tidak, ucapanmu itu hanya untuk mengelak dari kenyataan yang tidak dapat ditolak” jelas Agha kembali Alana tidak bergeming dan hanya memandangi Agha dengan tatapan datar “Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?” tanya Alana dengan nada heran “Aku mempelajarinya” balas Alana “Apa? Kalau begitu kamu tidak perlu menerapkannya padaku” ujar Alana “Kenapa?” tanya Agha “Karena aku tidak ingin kamu mengetahui s
“Aku melangkah hingga lelah, ternyata kamu melangkah ke lain arah” Dari arah kejauhan, Arka melihat Algi dan Alana berkenalan dengan berjabatan tangan. Arka tidak menyukai pemandangan tersebut dan berusaha merusak suasana “Apaan sih? Kenalan aja lama banget” kata Arka dengan nada tinggi “Ha? Kok? Kamu?” ucap Alana dengan terbata-bata “Kenapa kaget ya aku ada disini?” tanya Arka dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Alana Alana menunduk kepala “Eh Algi, jangan bilang, kamu temannya si cowok paling ngeselin di dunia ini?” tanya Alana Algi hanya mengangguk dengan pasrah “Nggak mungkin. Ini nggak mungkin” ucap Alana “Apanya yang nggak mungkin?” tanya Arka “Kenapa bisa iblis kejam kayak kamu punya teman malaikat mulia seperti dia?” tanya Alana dengan nada menyindir Arka Seketika semua teman Arka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Alana. Bukan untuk menertawakan Alana, akan tetapi me
“Aku kira mengenalmu hanya sampai nyaman, ternyata hingga aku merasa takut kehilangan” Agha mengajak Alana untuk foto bersama dengan cara selfie, hal ini tidak lain karena Alana penasaran dengan ciptaan Tuhan yang lebih indah dari pelangi. Kepolosan Alana terkadang membuatnya membutuhkan waktu agak lama untuk memahami beberapa ucapan cowok, karena sejak Alana mengalami patah hati paling hebat karena Alfa, dia tidak pernah berekspektasi apapun terhadap orang lain “Ayo, selfie” ajak Agha “1...2...3...oke” hitung Agha “Ini” lanjut Agha sambil menunjukkan hasil foto selfie tersebut “Apa?” tanya Alana dengan penuh rasa penasaran “Tadi kamu bertanya ciptaan Tuhan yang lebih indah dari pelangi, jawabannya ya ini” balas Agha dengan menunjuk hasil foto selfie mereka di ponsel Agha “Iya, terus?” tanya Alana “Astaga Alana, harus banget ya aku bilang ‘kamu’? tanya Agha dengan nada merasa jengkel aka