Share

143

Mas Fahry akhirnya benar-benar menurunkan pigura fotonya dengan Mbak Tania dari dinding kamar. Kulihat ia memandangi foto itu agak lama, lalu kemudian mengambil tisu dan membersihkannya dengan penuh kelembutan. Aku terus meliriknya dengan sudut mataku. Sesekali kulihat ia menyeka sudut matanya. Terus terang saja aku terenyuh, aku tau betapa dalam cinta Mas Fahry pada Mbak Tania serta betapa besar rasa penyesalannya karena dalam hubungan mereka yang tidak begitu lama, Mas Fahry pernah menghadirkan luka di sana.

Kini dinding di mana ia menciumku dengan brutal di bawah foto Mbak Hannan tadi telah kosong. Hatiku pun terasa kosong. Meski aku sangat menikmati dan bahkan menginginkan lebih dari ciuman Mas Fahry tadi, tapi aku masih tetap saja merasa jika ini adalah kamar Mbak Tania. Ada yang hilang dari hatiku saat foto itu tak lagi ada di sana. Aku sendiri tak bisa menggambarkan perasaan apa yang sedang kurasakan saat ini. Jika saja bisa meminta, aku hanya ingin Mbak Tania kembali dan menja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status