Share

POV RAFI (Ingatan Mama)

“Sebelum kesabaranku habis, lebih baik Om pergi dari sini,” pekikku sembari menunjuk pintu keluar.

Bukan soal mudah menghadapi makhluk gendut di hadapanku ini. Sebagai orang yang biasa terjun di dunia politik, ia pasti sangat pandai dalam mengolah kata-kaya, ia juga angat pandai bersilat lidah bahkan bisa membuat lawan bicaranya mati kutu.

“Wah, wah. Udah berani sekarang kamu, ya.” Om Bahri bertepuk tangan kemudian menepuk pundakku beberapa kaki

“Kalo saja Silvi tahu cinta kalian begitu erat, tentu ia segera mencabut semua fasilitas yang telah ia berikan pada keluarga ini.”

“Akan lebih baik jika seperti itu.”

“Om tunggu kesuksesanmu, atau kehancuranmu, Rafi.” Tawa Om Bahri menggelegar sebelum ia berjalan meninggalkan rumah.

Aku mengalihkan pada wanita yang masih terdiam di sudut ruangan. Wanita yang paling ingin aku bahagiakan tapi nyatanya malah semakin membuatnya menderita.

“Maafkan aku.” Kurengkuh Anita dalam pelukanku.

Sejenak ia hanya mematung, namun tak berapa lama kurasakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status