Share

Talita mau jadi anak, Om?

Malam kian larut, tapi rasa kantuk tak jua datang. Bayangan Mas Arif datang membawa paksa Talita kian menari dalam angan. Aku takut, ucapannya akan menjadi nyata. Bagaimana jika ia benar-benar mengambil Talita dariku?

Denting jam memecah keheningan malam. Memaksa tubuhku terbangun lalu melangkah menuju kamar mandi. Berwudhu, melaksanakan ibadah sunah di sepertiga malam terakhir.

Sesak dalam dada tumpah, menangis seorang diri di sepinya malam. Mengadu pada Illahi Robbi, karena hanya Dia tempat untukku berbagi. Hingga aku lelah dan terlelap di atas sajadah.

***

"Boleh mama tanya sesuatu, Ta?"

Talita mengangguk, kemudian meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja. Dia diam, menatap lekat netra ini. Talita menunggu kata yang terucap dari mulutku, tapi justru sesak kembali memenuhi rongga dada.

"Tanya apa sih, Ma? Kenapa jadi diam? Keburu berangkat sekolah ini."

"Apa Talita ingin tinggal bersama papa?"

"Memang boleh, Ma?"

Aku mengangguk meski terasa begitu berat. Sadar, Talita jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status