Verrel berjalan mendekat kearah ranjang Vania tidur, ia duduk di tepi ranjang sembari memandangi wajah lelah wanita yang telah mengusik hatinya.
Ingin sekali ia bertanya mengapa ia menangis, apa yang membuatnya sesedih itu? tapi Verrel tak ingin ikut campur masalah pribadi Vania sebelum wanita itu bercerita langsung kepadanya. Ia tak ingin Vania merasa tidak nyaman bersamanya. Yang terpenting baginya saat ini adalah Vania aman berada di dekatnya. Verrel terkejut ketika tiba - tiba mata Vania terbuka lebar, hingga membuat mata mereka saling menatap, desir - desir lembut mengisi relung hatinya, terasa menggetarkan seluruh jantungnya, hingga membuatnya merasa berada di kehidupan yang berbeda. Kehidupan yang di dalamnya berisi harapan cinta dan kebahagiaan. " Heii kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Vania seraya jemarinya menutup mata Verrel yang masih terus menatapnya.Tak ingin terbawa suasana VaDalam pikiran yang damai, karena aroma teraphy yang semerbak, di tambah tubuh yang mulai dingin karena telah lama berendam, tentu saja yang dibutuhkan saat ini adalah kehangatan. Dan Vania mendapatkannya dari Verrel. Ciuman yang di berikan Verrel kali ini kepadanya, begitu hangat dan dalam hingga mampu merasuk kedalam ketulangnya. Ciuman memabukkan yang membuat siapapun tak akan sanggup menolaknya, meski ia ingin. Vania tetap berusaha untuk tidak melanjutkan menikmati ciuman itu. Ia menyudahinya dan kembali mengendalikan diri. “ Verrel! Apa - apaan ini? “ Teriaknya memukul dada bidang pria itu yang telah basah. Verrel tersenyum, tangannya memegang kedua pipi wanita yang telah merebut dan mengisi seluruh relung sanubarinya. “ Itu hukuman bagimu, karena mandi terlalu lama..” Bisik Verrel lalu mengecup pipi
Lalu Issabella berjalan mendekat ke arah Verrel dan mencium tangan pria tampan sahabat mamanya itu sambil berkata " Hallo oom, nama saya Issabella, akhirnya kita bertemu secara langsung ya, tidak cuma video call, aslinya oom ternyata jauh lebih tampan serasi dengan mama yang cantik, terimakasih ya oom sudah mau jadi temen mama Issabell.." Verrel tersenyum mendapat perlakuan lembut dari putri wanita yang sudah merebut hatinya, ia memeluk gadis kecil itu dan menggendongnya sambil berjalan " Oom yang berterima kasih ke Issabella karena sudah jadi anak hebat buat mama.." “ Tunggu. Tunggu! Kenapa aku ngerasa kalian ini akrab ya, trus kalian pernah video call? Kapan? Kok aku gak tau?” Pangkas Vania merasa tidak tahu dengan perkembangan yang terjadi dengan anaknya saat ini, sejak jauh darinya. Mereka berjalan di depan denga
Video dimana Putrinya hampir saja tertembak oleh penjahat dan akhirnya terlindungi oleh pria yang menggantikan sang putri tertembak, lalu di Video itu terlihat beberapa orang menolongnya, dan melarikan ke mobil, sementara beberapa orang lagi mengejar sang penembak jitu. Sementara Issabella yang tak berdosa, terus bermain dan tengah berlari bersama teman - temannya di lapangan pasar malam yang di penuhi hiruk pikuk arena permainan. Bising yang berasal dari arena pasar malam hingga tak seorangpun menyadari adanya tragedi mematikan. Sedangkan putrinya bersama sang nenek tetap asyik bermain permainan yang ada di pasar malam itu, yang juga tidak menyadari jika nyawanya sedang terancam. Vania lemas dan menaruh iPad milik Verrel diatas pangkuannya, ia terdiam seribu bahasa, tidak ada lagi kata yang sanggup ia ucapkan setelah mengetahui kejadian yng tengah menimpa putri semata wayangnya, ia tak tahu harus berkata apa, karena sesungguhnya Vania tak tau apa yang
Sementara di sisi lain Dendi yang masih menunggu sang ibu yang tidak mau berbicara atau pun makan itu membuat kepalanya hampir pecah. Nyonya Iriana Sanjaya menginginkan putranya menikahi Della dengan segera, sementara Dendi masih bersikukuh untuk tidak menikahi Della, karena sudah tidak tertarik dengan Della, saat ini bagi Dendi Della sudah seperti seonggok sampah yang menunggu waktu yang tepat untuk dibuang dengan segera. Aksi mogok makan dan mogok bicara di lakukan oleh sang ibu hingga satu minggu, hal itu membuatnya semakin melemah, walau terbantu dengan nutrisi yang masuk melalui cairan selang Infus, tapi semua itu tidaklah cukup. Hingga akhirnya sang nenek memberi nasihat kepada Dendi untuk menuruti permintaan ibunya itu minimal sampai sang ibu pulih terlebih dahulu dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga dirumah. Dengan adanya sang ibu di rumah sakit tentu saja membuat semua keluarga k
Sementara itu Dendi terlihat seperti cacing kepanasan mencari Vania yang masih tak ada kabarnya, ia bahkan meminta Kevin sahabatnya itu untuk mencari tapi tak kunjung di temukan. Kevin adalah harapan terbesar Dendi untuk dapat menemukan Vania karena selama ini Kevin lah orang kepercayaannya dalam menyelesaikan segala kerumitan dalam kehidupannya. Tapi kali ini Kevin memilih menghianatinya, karena sudah di tutup mulutnya oleh Ibu Dendi dan Della. Mereka sengaja mendekati Kevin dengan menawarkan kehangatan yang ia miliki. Siapa pria yang akan menolak kecantikan dna kemolekan tubuh Della? Bahkan Dendi tak sanggup untuk menolaknya, begitu juga dengan Kevin, saat ini pria itu dibuat mabuk kepayang oleh kemolekan dan kehangatan yang di sajikan Della, hal jarang ia nikmati, tentu saja hal itu membuatnya tak bisa berkutik, dan dengan mudahnya ia menuruti semua keinginan wanita itu, asalkan hasratnya terpenuhi. Bagaimana tidak? Kevi
Tamu undangan tak hanya terkesima dengan menu yang nikmat, tapi juga dengan dekorasi yang mewah melebihin acara pernikahan di tempat itu, dimana di dalamnya tersedia arena bermain untuk Issabella dan teman - temannya. Tak cukup dengan kemewahan acara, para tamu undangan juga di kejutkan dengan sovenir yang diberikan keluarga itu. Selain perlengkapan sholat, didalamnya terdapat logam mulia. Dan sontak saja acara yang di adakan oleh Verrel menggemparkan seluruh warga setempat, hingga timbul penyesalan bagi warga yang sempat menyepelekan acara tersebut fan memilih tidak hadir. Tak hanya warga sekitar yang terkejut, bahkan orang tua Vania juga dibuat terkejut dengan jalannya acara. Kehadiran Verrel yang sejak pertama kali datang ke rumah orang tua Vania, telah membuat kedua orang tua Vania terkejut akan keseriusan pria tampan itu dalam memikat hati putri mereka. Maklum
*** Sore itu ketika Vania menunggu Issabella.Ia iseng membuka media sosial instagram yang sudah lama tak ia gunakan, karena ia sedang ingin mengistirahatkan diri dan pikiran. Mungkin ini pertama kalinya ia memainkan Iphone terbaru yang diberikan oleh Verrel padanya untuk kesenangan pribadi, karena biasanya ponsel itu ia sentuh ketika rmmbalas pesan masuk dari Verrel atau panggilan video dari pria itu. Setelah selesai ia akan menaruh kembali ponsel tersebut ke dalam dompetnya. Selama ini tak ada sedikitpun keinginan di hatinya untuk berkomunikasi dengan siapapun kecuali Verrel yang memang rutin berkomunikasi dengan putrinya dan kedua orang tuanya melalui video call. Banyak hal yang mereka lakukan seperti bertukar informasi seputar kabar Verrel atau kabar nenek Kakek Issabella atau seputar sekolah dan teman teman, Issabella yang saat ini populer di kalangan guru dan teman - teman nya karena ulah sang calon
karena ia tak ingin ada seorang pun mengganggu kesendiriannya, Kecuali sekretarisnya yang mengurus segala kebutuhannya dan para karyawan rumah sakit. Sang sekretaris yang telah mengetahui tingkah aneh Dendi belakangan, di ruangan gelap itu hanya memandangi foto Vania dan Issabella melalui layar ponsel milik Vania yang selalu dibawanya kemanapun. Saat ini Dendi kembali tak merawat dirinya, terlihat wajahnya kini sudah kembali di tumbuhi rambut - rambut halus. Jangankan untuk merawat diri, bahkan untuk pulang mandipun sudah jarang ia lakukan. Ia lebih senang berada di ruang kerjanya yang gelap memandangi foto Vania. Lalu tertidur di kamar rahasia di ruangan itu, dan keesokan harinya ia masih menggunakan baju yang sama, hanya saja di tambah ia memakai jas snelli panjang yang hanya ia gunakan saat praktek dan menerima pasien. Sebagai seorang Dokter spesialis Dendi tak