"Aaahk!" Dewi Bulan menjerit kesakitan. Tubuhnya terlempar ke udara. Dia belum sempat mengeluarkan kekuatannya untuk menolong Leon, sebuah serangan kilat dilakukan oleh Wilder dengan cara curang, tepat mengenai punggungnya dengan telak! "Dewi!" Wu Dong, Gabe dan Wolfgang hampir berteriak bersamaan. Tubuhnya melayang di udara, dan siap jatuh terhempas ke tanah. Beruntunglah sesosok tubuh bergerak cekatan, dan segera menangkapnya. Dewi Sang Cheetah! "Hahaha! Jangan pernah berani memunggungi aku, atau kalian akan tahu akibatnya!" Wilder tertawa dengan penuh jumawa. "Dasar Kerbau sialan, aku tidak akan memaafkan mu!" Wu Dong segera melesat ke depan. Namun alangkah terkejutnya dia ketika sebuah cakar dengan kuat mengoyak punggungnya! Diego memanfaatkan kesempatan dengan cara licik, persis seperti temannya, dia melakukan serangan dadakan dengan menyerang Wu Dong dari belakang! "Aaakh!" Wu Dong terdorong ke depan dan terjatuh ke tanah dengan punggung terluka karena Cakar Diego
Beberapa saat yang lalu, Unicorn Hospital Basement. "Tuan! Kamu hebat!" Marry berteriak histeris sambil berlari, dan memeluk Langit dengan spontan dan erat. "Marry, .. Kamu... Jangan..." Langit tidak bisa meneruskan ucapannya karena Marry, gadis cantik berambut pirang itu menangis hebat di pelukannya. Seolah dia sedang melepaskan beban berat yang telah menghimpit dadanya selama ini. Langit akhirnya diam tidak berbicara. Membiarkan sang gadis menangis di dadanya. Sepenggal waktu berlalu dalam hening. Beberapa saat lalu Langit dengan tanpa ragu telah membeelah tubuh Macron menjadi dua! Membuatnya meraung kesakitan dan akhirnya tumbang do lantai dengan kondisi tubuh yang sudah tidak utuh. Beberapa saat setelah itu beberapa kejadian aneh terjadi. Kelelawar besar tersebut saling mencicit satu sama lain dengan keras lalu berputar-putar di sekitar Langit. Aura kemarahan serta kesedihan tergambar dari suara dan tingkah mereka. Namun mereka tidak mau mendekati Langit, seolah mengeta
Jacob tahu siapa Macron. Dia adalah saingan nomor satu dan terberat di dalam sekte Bulan Darah setelah Sadosta sang Pemimpin Sekte itu sendiri. Dia telah mengenal Macron sejak lama. Bahkan ketika sama-sama masuk menjadi anggota termuda di sekte sekitar dua puluh tahun yang lalu. Sama-sama lahir dan tumbuh besar di daerah kumuh, sama-sama berasal dari keluarga miskin, sebagai salah satu bagian dari generasi suram di masyarakat, seorang pencoleng dan perampok kecil-kecilan, keduanya bertemu di jalanan. Mereka berdua tanpa sengaja menjadi kawan karena profesi yang mereka kerjakan. Sebagai para Hyena yang mengais-ngais mimpi dengan cara yang keliru dan berbahaya.Keduanya sudah melalui pahit getirnya hidup. Dari semenjak kecil, sampai usia belasan tahun. Mereka kerap menjadi buruan, buronan, bully-an massa dan sering masuk penjara karena kasus-kasus kriminal yang kerap dilakukan keduanya. Namun hal itu tidak menjadikan mereka jera. Semakin bertambahnya usia, keduanya mulai mengatah ke
"Jadi kamu telah berhasil membunuh Macron, heh!? Aku tidak mempercayainya sama sekali! Dia adalah seorang Manusia hebat sekaligus menyebalkan yang susah untuk di lenyapkan! Apa buktinya kamu telah berhasil membunuh dia?" Jacob menyeringai. Gigi taringnya terlihat tajam dan berkilat. "Aku tidak membawa bukti apapun, karena bagiku itu tidak penting sama sekali! Aku juga tidak meminta kamu untuk percaya. Yang jelas, Penjahat macam dia tidaklah layak untuk hidup di bumi ini! Keberadaannya hanya mengakibatkan penderitaan dan kerugian bagi banyak orang. Jadi dia sangat pantas untuk mati! Apa kamu juga termasuk salah satunya?" "Aku!? Apa maksud pertanyaanmu bocah!?" "Ya, kamu juga adalah tipikal manusia yang sama dengan dia. Penjahat berbahaya yang sudah seharusnya dilenyapkan dari Muka Bumi ini! Jadi kita tidak perlu berbasa-basi lagi, wahai Serigala! Apa kamu sudah memanggil seluruh kawananmu kemari? Karena kulihat kalian hanyalah Tujuh ekor saja! Dan sepertinya mereka belum bisa meng
"Terima kasih atas kedatangan kalian Panglima Kumbang!" Langit balas menghormat. Disambut dengan raungan riuh dan keras saling bersahutan satu sama lain dari Puluhan Macan Kumbang besar yang terlihat sangar, buas dan mengerikan itu. "A.. Apakah aku sedang bermimpi? Tu.. Tuan Langit yang memanggil mereka semua!?" Michael berbicara dengan terbata-bata. "Luar Biasa! Aku tidak akan pernah bisa berhenti untuk mengaguminya! Tuan Besar memang Tidak ada lawan!" Hanzo berkomentar penuh kebanggaan. "I... Itu Macan Sungguhan? Ba...Bagaimana cara Tuan Langit melakukannya!?" Awei ikut tercengang. "Apa kamu meragukan kemampuan Tuan Langit? Aku yakin mereka adalah Pasukan Khusus Tuan Langit yang sengaja dikelluarkan untuk menyelamatkan kita!" Morgan bicara sok tahu. "Hahaha, aku memang tidak salah mengikuti orang! Tuan Langit! Kamu memang Dewa! Aku tidak menyesal mengikutimu!" Master Cang Long tertawa senang. Sementara yang lain hanya bisa terdiam dalam keterkejutan mereka, tanpa sangg
"Tu.. Tuan Langit!!!" hampir semua orang berteriak dengan serempak. Tidak terkecuali Leon Sang Singa Emas yang ternyata sudah mampu mengendalikan dirinya dengan baik. "Saudaraku! Akhirnya kamu datang juga! Aku senang melihatmu! Tapi, tunggu... Kenapa kamu ada di sini? Apa kamu tidak percaya padaku?" Leon alias Singa Emas langsung berteriak sambil mengajukan pertanyaan. Langit hanya tersenyum menggelengkan kepala, memberi isyarat dengan tangannya. "Tenanglah saudaraku, aku mengucapkan terima kasih atas bantuanmu. Sekarang istirahatlah! Mulai dari sini, aku yang akan mengambil alih!" jawab Langit sambil mengirimkan pesan telepati pada Leon. Membuat Singa Emas termanggu. "Baiklah saudaraku, aku mengerti!" Leon membungkuk. membuat semua yang melihat menjadi kebingungan. "Luar biasa! Bahkan sekelas Tiga Besar Penguasa Tertinggi Ibu Kota bisa dibuat tunduk dengan mudah oleh pemuda ini!" bisik Wolfgang penuh kekaguman. "Ya, dia memang Pemuda yang Spesial! Tuan Besar yang tidak ada d
Akhirnya semua orang bisa bernapas dengan lega. Sebuah Tragedi dan Peristiwa besar mengerikan yang selama ini terjadi bisa berakhir dengan cepat tanpa menyebabkan korban lebih banyak lagi. Unicorn Hospital perlahan namun pasti telah kembali menjadi pulih dan kondusif. Para Zombie sudah tersadar dan kembali menjadi manusia normal seperti sebelumnya. Banyak diantara mereka yang tidak tahu apa-apa, dan bingung ketika sebagian keluarganya menangis dan memeluk mereka. Semuanya bersyukur karena Pandemi mematikan bisa sepenuhnya teratasi. Adalah Marry yang disanjung dan di elu-elukan sebagai Pahlawan. Dia keluar dari Pintu Rumah Sakit bersama para eks Zombie yang sudah kembali normal dan sembuh dengan langkah gagah dan tegap. Walikota, Kepala Kepolisian Resort, Kepala Militer Kota dan Direktur Rumah Sakit, serta para Pejabat terkait dan beberapa orang penting lainnya langsung menyambutnya. Mereka menyalami dan memberikan Marry karpet merah. Para Awak Media tidak mau ketinggalan member
"Itu pertanyaan sulit. Tapi akan aku jawab, pertama aku tidak akan memutuskan apapun, karena ada beberapa tanggung jawab besar besar harus aku tunaikan satu demi satu. Maka dari itu aku tidak bisa memutuskan dan menjanjikan apapun pada kalian. Yang pasti, akku selalu menganggap kalian adalah sahabat-sahabat terbaikku. Orang-orang penting yang ada dalam hidupku. Kedua, , aku akan pergi jauh dalam waktu yang lama, untuk menemukan jalan takdirku, dan itu tidak bisa aku hindari. Jadi... ""Ka... Kamu akan pergi jauh?" tanya Audrey. "Ya, begitulah. Sudah cukup segala kekacauan yang aku buat. Aku tidak mau menambah masalah dengan ini semua. Dan untuk kalian berdua, jalani hidup kalian dengan normal. Karena aku yakin, kalian semuanya akan baik-baik saja tanpa aku, seperti saat kalian belum mengenalku!""Kenapa kamu begitu egois? Apa kamu tidak fikirkan bagaimana perasaanku? Setidaknya kamu harus menentukan pilihanmu!" Dewi tidak senang. "Aku,... Aku tidak bisa. Aku adalah mimpi keruh yang