Audrey, Nadine dan Vania di bawa ke sebuah ruangan yang cukup luas dan nampak terawat. Jauh berbeda dengan kamar tempat mereka berada sebelumnya. Beberapa perabotan lux dan mewah nampak berjejer dan terpampang di sana. Menandakan bahwa rumah besar tersebut bukanlah rumah kosong yang tidak berpenghuni, tapi merupakan rumah seseorang yang sengaja dijadikan tempat untuk penyekapan. Namun bukan itu yang menarik perhatian mereka. Audrey Cs melihat bahwa di ruangan itu terdapat beberapa puluh orang berpakaian jas hitam yang nampak berdiri mengelilingi sebuah sofa besar, dan disana telah duduk menanti tiga orang asing yang kelihatannya merupakan orang-orang penting, pimpinan dari mereka semuanya "Selamat datang di kediaman ku para bidadari cantik!" ujar seseorang yang duduk ditengah-tengah. Seserang memakai masker putih, dengan ikat kepala putih menutupi kepala, memakai pakaian jubah serba putih. Walau aksennya terdengar asing, dia cukup fasih menggunakan bahasa negeri ini. Suaranya terden
"Hmm, sepertinya seseorang belum menceritakannya kepadamu. Baiklah, aku akan menceritakannya, tapi nanti. Karena sebelum itu, aku memang ada keperluan penting untuk mendatangimu! Wahai anak muda bernama Langit, apakah kamu pernah berjanji pada sahabatku ku agar bisa membantu dia untuk membereskan tentang masalah pembalakan hutan beberapa waktu yang lalu, apakah kamu masih mengingatnya?""Sahabatmu? Pembalakan Hutan? Aku... Ya Tuhan... !Kamu benar! Kenapa aku bisa lupa? Maha Patih Gunung Mulia, Ki Maung Bodas!""Bagus! Berarti kamu ada hutang yang harus di bayar. Kamu ada janji yang harus kamu penuhi! Asal kamu tahu anak muda, Ki Meong Bodas adalah sahabatku! Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apa kamu akan membayar segala hutangmu, atau aku akan menagih paksa atas janji yang belum pernah kamu tunaikan?""Aku tidak akan pernah mengingkari janjiku kakek! Tapi saat itu, bahkan saat ini, kekuatanku masih belum begitu mampu untuk mencapai ke ranah sana. Tapi aku akan terus berjuang
"Malam ayah, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu," Andre mendatangi ruang kerja Ayahnya. "Apa kamu tidak lihat aku lagi sibuk?" jawab Jenderal Sugianto fokus dengan catatan di LapTopnya. "Ini sangat penting ayah, mengenai keselamatan sepupu-sepupuku, keponakan ayah juga," Andre bersikeras. Sang Jenderal segera mengalihkan pandangannya. "Sepenting apa? Ada apa dengan sepupumu?""Mereka... Audrey dan Nadine... Mereka...""Kenapa dengan mereka? Jangan bilang mereka tertimpa masalah gara-gara bikin kerusuhan, penyalahgunaan Narkotika, atau... gara-gara laki-laki?""Tidak, mereka... Mereka di culik, Ayah...""Apaaa...!?!"Andre menceritakan hal ihwal dan kronologisnya. Awalnya Jenderal Sugianto tidak percaya. Namun Andre terus meyakinkan ayahnya untuk segera bertindak memberikan pertolongan. Bahkan Andre sengaja membawa Travis ke rumahnya. Membawa saksi korban yang berhasil meelarikan diri, untuk memberikan keterangan yang lebih valid kepada ayahnya. Karena dia faham dengan ka
Pasukan Jenderal Sugianto bergerak! Beberapa saat setelah titik koordinat lokasi tempat penyanderaan sudah dapat di deteksi dengan akurat oleh Team Hacker, mereka bergerak dengan cepat menuju lokasi TKP, Beberapa jam kemudian Telepon di setiap keluarga sandera berdering. Sang penculik, tanpa basa-basi langsung menebarkan ancaman serius. Mereka mengancam akan membunuh korban jika keinginan mereka tidak di penuhi. Para Penculik itu meminta uang tebusan senilai Sepuluh Milyar per Kepala. Dan itu harus dikirim dalam tempo enam jam, atau lebih tepatnya esok sekira jam 8 pagi. Dia peer tiga dikirim lewat rekening, dan sisanya di antar dalam bentuk cash, dengan titik lokasi yang telah di tentukan oleh mereka. Pihak keluarga langsung menyetujui dan segera berkoordinasi satu sama lain untuk mempersiapkan apa yang menjadi keinginan Sang Penculik. Tentu saja dengan sepengetahuan Jendreal Sugianto. Yang telah memberangkatkan pasukannya beberapa jam lalu. Kapten Bara, Pemimpin Pasukan khusus a
Langit memutuskan untuk menemui Roman Archilles kembali. Dia ingin mendiskusikan permasalahan ini dengan pamannya yang sudah cukup hapal dan mengerti tentang regulasi, aturan serta berbagai macam intriki belakang layar yang sudah biasa, dan kerap terjadi di negeri ini. Pertemuannya dengan Kakek Naga Hijau, yang ternyata merupakan salah satu dari Kaum Naga Langit, dengan Otoritas tinggi sebagai Penjaga Lautan dan Pulau ini dari sejak masa lampau, hingga sekarang, sedikit demi sedikit mulai membuka cakrawala wawasan Langit tentang hal-hal si luar nalar yang masih banyak tersembunyi dan disembunyikan oleh Dunia! Langit jadi teringat kembali dengan Kuasa terakhir yang dia dapat baru-baru ini, selepas dia berhasil menyelesaikan tugasnya meredam konflik antara para Penguasa Dunia Hitam di Ibu Kota. Saat itu secara otomatis dia mendapatkan Kuasa sebagai hadiah dan kompensasi yang kembali di tawarkan oleh Paman Wangsa sebagai salah satu Mentor terbaiknya saat ini. Di antara tiga pilihan ya
Diego adalah seorang Member Elit kesayangan Elder. Sumbangsihnya untuk Silent Hill selama ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Hampir segala kebutuhan dan apa yang diperlukan oleh Organisasi, maka Diego yang bertugas sebagai Bendahara dan salah Satu Ketua Cabang dengan tanpa ragu merogoh koceknya untuk mengatasi itu semua. Sebagai seorang Anak Angkat Konglomerat yang namanya sangat disegani di negeri ini, dan cukup diperhitungkan oleh beberapa Negara di Dunia, Diego sangat pandai bagaimana memanfaatkan situasi ini. Berawal dari bisnis hitam yang selama ini digelutinya, yang mendapat kecaman dari Ayah Angkatnya sendiri yakni Roman Archilles, tidak membuat Diego mundur dalam mendalami apa yang menjadi fesyen nya. Dari mulai Bisnis Karaoke, Club, Prostitusi, Produsen barang haram dan ilegal seperti Narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya, Penyelundupan Mobil Mewah, Senjata, bahkan Satwa Liar dan Trafficking, semua pernah dijalani dan masih di geluti nya hingga kini. Roman Archille
Sebuah berita viral! Unicorn International Hospital cabang Ibu Kota baru saja diterpa kejadian yang aneh dan tidak lazim. Beberapa pasien di sana tiba-tiba saja mendadak berubah seperti layaknya orang gila yang terkena penyakit rabies mematikan. Hampir separuh dari pasien-pasien yang di rawat di sana bertingkah diluar kewajaran. Mereka seperti terkena sindrom dan wabah aneh dan cenderung berbahaya! Bagaimana tidak, sebagian dari pasien-pasien ini berteriak-teriak histeris, dengan kondisi seluruh tubuhnya kejang-kejang, mirip orang-orang yang terkena epilepsi. Dengan posisi mata mendelik, seperti tercekik, dengan telunjuk seperti menunjuk sesuatu, hingga sampai pada tahap anarkis, mereka mulai merusak beberapa perabotan dan alat-alat medis rumah sakit.Beberapa bahkan sempat melakukan tindakan abnormal dan membahayakan dengan melakukan aksi membentur-benturkan kepala ke tembok, sampai pada tahapan yang cukup mengkhawatirkan, yakni menyerang para perawat dan beberapa anggota satuan pe
Gavin, Lucas, Andre, Dave dan Erik menunggu di sebuah ruangan yang cukup luas dan nampak ternyata dengan apik. Ruangan berukuran delapan kali sepuluh meter persegi itu merupakan ruang tamu dari seorang yang namanya cukup menggema dan menggetarkan dunia Hitam Kota Banda. Dialah sang Raja selalu di seganu di kalangan penguasa bisnis ilegal dan hitam di Kota penyangga pertama Ibu kota, yang cukup memberikan pengaruh besar sebagai salah satu pemasok dan penyeimbang di dalam dunia bisnis yang cenderung dianggap tabu oleh sebagian besar orang yang berada di negeri ini. Dialah Sang Dewa Perang, Penguasa hampir setengah dari keseluruhan Bisnis Hitam di Kota Banda. Ares! "Jika ini tidak ada hubungannya dengan Tuanku Langit, aku malas berurusan dengan kalian! Terakhir aku dengar, Tuanku malah diberhentikan di sana! Padahal apa yang dia lakukan sudah lebih dari cukup untuk menyelamatkan kalian semua! Apakah aku salah bicara?" Ares berkata dengan lantang. "Tu...Tuan Ares benar, namun bukan ka