Share

Kenapa Kembar?

Cinta malah menarik resletingku. Wanita hamil kok kuat begini, ya? Aku tidak mau melakukannya. Dia masih saja hamil, dan aku sebagai laki-laki harus menahan. Tangan Cinta yang sudah masuk ke dalam celanaku aku tahan seketika. Mulut Cinta cemberut kayak kerucut.

“Cinta, kita ini baru saja selesai pulang. Bagaimana kalau kita mandi saja. Gerah banget. Gara bule edan itu, aku sangat berkeringat. Aku mandiin kamu ya, ama sabun, nanti aku gosok perlahan. Setelah itu, aku akan masakin dan kita akan menyebar berita gembira ini. Ahli waris kembar. Gimana?” rayuku yang membuat Cinta akhirnya menganggukkan kepala. Tapi, “Loh, Cinta …,” lirihku semakin tidak kuat melihat dia masih saja membelai belalai nakal ini. Ya, wes aku nyerah!

“Iya bagaimana kalau kayak gitu?” Tanganku mengkipas-kipas belalai yang semakin memanjang ini.

“Percuma di kipas. Emangnya sate?” Cinta tersenyum mengambil sepiring buah apel yang berada di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status