Share

23. Berita Mengejutkan

"Kamu tidak bercanda kan Rind?" tanya Arfaaz di tengah paniknya juga.

Namun di ujung sana, Arindi justru menangis tersedu.

"Rind," panggil Arfaaz lagi.

"Untuk apa aku bercanda Mas? Hal seperti ini tidak pantas untuk menjadi bahan candaan. Tolonglah Mas. Aku serius," rintih Arindi di seberang sana.

Nafas Arfaaz naik turun. Jantungnya berdebar kencang jika menyangkut nama Keenandra.

"Baiklah. Kamu tenang dulu disitu. Aku akan segera kesitu," ucap Arfaaz.

Arindi hanya mengangguk walaupun Arfaaz tidak mampu melihatnya saat itu. Tanpa mengulur waktu, Arfaaz segera berganti pakaian. Ia lari menuruni tangga.

"Selamat pagi Pak Arfaaz. Ini jadwal meeting kita hari ini dengan..."

"Undur saja waktunya. Kalau tidak bisa batalkan saja Wan," potong Arfaaz dengan cepat saat sang asisten pribadi menyampaikan sejumlah jadwal hari ini.

Ia pun turut tercengang. Tak biasanya Arfaaz seperti ini. Arfaaz dikenal sebagai pengusaha yang profesional. Namun mengapa kali ini, ia berbeda?

Apa daya Wawan yang hany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status