Pagi yang hangat, sehangat perasaan orang tua Diana yang kini sedang berada di pusat keramaian dimana bertemu dengan banyak orang setelah menghabiskan waktu setahun lamanya di dalam hutan belantara. Dua belas bulan lamanya, kedua suami istri menghabiskan hari-hari dalam kesunyian di tengah hutan belantara yang hanya memandang hijaunya daun pohon kopi sepanjang pematang yang berkontur pegunungan.
“Nek, kita ke pasar yuk!” ajak anaknya Johan.
“Nenek sih mau main ke pasar tapi kalau dapat izin dari Ayahnya?” kata Bu Wati menunjuk Johan meminta persetujuan.
“Ayah, b
Sesampai di rumah, Dini masih merenungi apa yang dibicarakan oleh Ibu-ibu tadi di pasar tentang siapa sebenarnya Bu Wati dan suaminya yang memaruh kebun kopinya di kawasan, sekelebat pikirannya mulai membayangkan sesuatu yang tidak elok dipikirannya. Jika benar yang dikatakan oleh Ibu-ibu tadi berarti dia harus segera mengusir kedua tamunya tersebut agar tidak berbuat ulah di kampungnya dan akan membuat namanya jelek di muka warga penduduk kampungnya. “Mas, siapa sebenarnya Bu Wati dan suaminya?” tanya Dini kepada suaminya ingin tahu ketika dia sudah sampai rumah dan mendesak Johan untuk mengatakan kebenarannya. Johan terpaku menatap diam sang istri yang begitu penasaran deng
Hari sudah sore saat mereka tiba di rumah Pak Siasan, orang yang akan memaruhkan kebun kopi miliknya tersebut. Pak Siasan memaruhkan kebun kopi miliknya sebab dia memiliki banyak kebun kopi yang digarap oleh dia sendiri dan diparuhkan kepada orang lain, kebetulan orang yang memaruh kebun yang akan digarap oleh Pak Wardi pindah tempat jadi dia menyerahkan kebun yang dirawatnya kepada pemiliknya. “Kebetulan sekali, Nak Johan membawakan orang yang mau segera mengurus kebun saya mumpung masih belum menjadi belukar sehabis disesap terakhir beberapa minggu yang lalu sebelum di serahkan oleh pemaruhnya terdahulu,” ucap Pak Siasan gembira bisa langsung menyerahkan kebun tersebut kepada Pak Wardi untuk dirawat dan dibersihkan dari gulma pengganggu.&
Kehadiran Kiran di rumah Ny. Aminah saat mereka tidak beradandi rumah dilaporkan oleh tetangga sebelah rumahnya yang rupanya melihat kehadiran Kiran yang saat itu tertangkap mata sedang bercakap dengan Diana di teras rumah. Tanpa mereka sadari dari balik kaca jendela sepasang mata menyaksikan dengan detail percakapan antara Kiran dan pembantu Ny. Aminah dalam waktu yang cukup lama tersebut. “Bu Aminah, memang membolehkan pembantunya mengobrol dengan pria yang bertamu sementara Ibu dan keluarga sedang tidak ada di rumah?” tanya Nyonya Hayyun menceritakan apa yang barusan dilihatnya tadi. “Tidak, Bu! Saya tidak menyuruh Diana menerima tamu tatkala kami sedang tidak ada di rumah?” bantah Nyonya Aminah merasa tidak memberikan pesan untuk
Setelah mengingatkan Diana tentang aturan baru yang diterapkan di rumahnya, Nyonya Aminah menjelaskan peraturan baru tersebut kepada suami dan anaknya sewaktu mereka sedang makan malam bersama. “Umi, mengingatkan Abi dan Farel, bahwa jika Umi tidak ada di rumah maka Diana tidak boleh melayani keperluan makan dan minum kalian. Kalian harus membeli makanan sendiri dan membuat minum sendiri. Umi akan mengunci Diana di kamarnya saat Umi pergi,” terang Nyonya Aminah kepada suami dan anaknya yang diam saja mendengarnya. “Mengerti Abi? Farel?” tanya Umi. Kedua lelaki perkasa di rumah tersebut sepakat mengangguk saja daripada berdebat dengan wanita tercantik di rumah me
Farel memang menuju perpustakaan kampus untuk menyakinkan Aisyah bahwa dirinya memang mempunyai tugas untuk diselesaikan dengan mencari buku refrensi di perpustakaan kampus dan Aisyah memang melihat kekasihnya itu pergi memasuki perpustakaan sementara dirinya tetap melanjutkan rencana untuk bertemu Nyonya Aminah di rumah Farel sekaligus mencari kebenaran tentang kehadiran pembantu baru di rumahnya Farel. “Wah, celaka ini bisa perang besar?” pikir Farel dalam hati ketika mengetahui rencana kekasihnya untuk tetap menemui Uminya di rumah. Sebab itu dia segera memberikan kabar kepada Diana, agar mencari alasan sakit supaya tidak keluar kamar saat Aisyah bermain ke rumahnya, sehingga dia tidak bertemu dengan kekasih hati yang super cemburuan itu.
Tak terasa setahun sudah lamanya Diana bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di negeri jazirah Arab ini, dan banyak sudah pengalaman dan suka dukanya yang didapatkan selama menjadi pembantu di rumah Nyonya Aminah ini. Diana termasuk salah satu dari sekian banyak TKW yang beruntung bekerja di luar negeri sebab dia mendapatkan majikan yang baik hati serta tidak pemarah apalagi penganiaya jika terlambat melayani atau bekerja. Diana bersyukur bahwa dirinya ditempatkan pada majikan yang baik hati dan dermawan, apalagi kehadirannya di rumah majikan ini sangat menyenangkan. Setiap bulan dia mendapatkan gaji bulanan yang menjadi haknya juga bonus lainnya yang moncer. Salah satunya bonus yang diberikan oleh Tuan Muda kepadanya, bonus yang hanya dirinya sendiri yang dapat merasakannya.&n
Beberapa hari setelah komunikasi pertama dengan Bik Ros, Diana sudah tak sabar untuk dapat bertemu pandang secara langsung lewat layar ponsel. Dia tak sabar ingin segera mengetahui wajah cantik, imut,lucu serta menggemaskan sang putri semata wayangnya, Maya.Karena dia selalu menchat Bik Ros agar segera mencari tempat yang sinyalnya stabil untuk video callan sehingga rasa rindunya kepada sang anak tersampaikan. “Bik, carilah tempat yang sinyalnya stabil, Diana sudah rindu ingin melihat si embem?” ketiknya ketika menyempatkan waktu untuk selalu mengingatkan sang Bibik agar segera mencari tempat untuk bisa panggilan video. “Iya, Diana. Bibik sedang mencari hari yang tepat agar kita enak bicaranya tidak terganggu apalagi dicurigai,&rdqu
Diana menghubungi Pak Sambodo untuk membicarakan cara mengirim uang ke kampung, sebab berbeda negara menyebabkan dia tidak tahu cara mengirim uang ke kampung.Diana menghubungi Pak Sambodo lewat sambungan telepon membicarakan perihal rencananya untuk dapat berkirim uang ke keluarganya di Indonesia. “Pak, saya ingin mengirim uang ke Indonesia bagaimana caranya?” tanya Diana kepada Pak Sambodo lewat chat WA. “Ada banyak caranya, kamu mau kirim langsung diterima uangnya oleh orang kamu kirimi di Indonesia atau lewat rekening bank penerima di Indonesia,” jawab Pak Sambodo, menanyakan ketegasan Diana ingin mengirim langsung atau lewat rekening bank. “Say