Share

Bab 45. Ujian dari Allah

"Iya, Kak. Sepertinya, bukan cuma gaji untukku yang berkurang, tetapi upahmu juga," jawab Edwin, dengan wajah lesu.

"Gimana bisa kayak gini? Haduh, nyebelin banget!" keluh Sinta, merasa sangat syok.

Sesaat suasana hening. Edwin melihat dahi kakak sulungnya yang mulai berkeringat.

"Ada apa, Kak? AC-nya kurang dingin, kah? Kok, keringetan gitu," tegur Edwin.

Perempuan yang berdiri di sampingnya, terdiam. Tak menjawab sepatah kata pun. Sinta sudah berjanji akan memberi bantuan finansial untuk Edwin, agar adiknya itu semakin percaya padanya dan bisa bebas mencuci otak Dianti. Namun, ternyata penurunan omset perusahaan kali ini sangat drastis.

"Nggak papa, Win. Gue cuma syok aja, biasanya nggak anjlok gini turunnya. O ya, soal tawaran gue mau bantu kamu dengan uang ditunda dulu, ya? Mesti diskusi dulu sama Joe," kata Sinta, dengan nada menyesal.

Edwin mengangguk. "Oh. Itu, Kak. Nggak papa, nanti aku juga mau bicara sama Audrey. Semoga dia mengerti. Ya udah, aku lanjut kirim laporan ini ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status