Share

Jalan

"Dah, masuk, yuk!" Mas Fariz merangkul bahuku saat mobil yang dikendarai ke empat temannya itu benar-benar pergi.

"Bobby nggak bakal kenapa-napa, kan?" tanyaku yang khawatir dengan apa yang sudah Mas Fariz lakukan tadi.

"Nggak bakal, udah biasa kita becanda main tampol-tampolan, yang belum itu emang cuma bunuh-bunuhan."

"Mas!" Aku mencubit perutnya yang keras. Dia malah tertawa, lalu mengigit bahuku dengan gemas.

"Hari ini nggak usah ke mana-mana, ya! Kita di rumah aja. Bapak sama Ibu juga baru pulang lusa, kan? Mumpung masih ada waktu dua hari buat berduaan," katanya dengan senyum misterius yang membuatku merinding tanpa alasan.

"Hari ini oke, tapi besok kita keluar." Wajah Mas Fariz langsung ditekuk.

"Ngapainlah? Mending juga di rumah."

"Kita jalan, cari udara segar. Kunjungin sekitaran Surabaya sama Lumajang. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

Mas Fariz terdiam sejenak. Lekat dia menatap, sebelum akhirnya menjawab singkat.

"Oke."

***

"Ci, anduk!"

Aku menghela napas panjang saat m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status