Aksa dengan perasaan gembira berjalan masuk ke dalam rumahnya. Ia gembira karena hari ini urusannya di sekolah lebih cepat selesai dibanding hari-hari sebelumnya. Jadi sekarang ia bisa bersantai di kamarnya.
Saat ia baru memasuki rumahnya. Ia melihat ada Fanny yang sedang bermain HP di rumah tengah.
Aksa yang masih bergembira saat itu langsung masuk saja. Tanpa memikirkan wajah Fanny yang sedang cemberut.
"Seneng banget. Habis dapat uang lo? Atau malah dapat kakak baru lo?" tanya Fanny saat Aksa baru saja melewatinya.
Aksa yang tadi gembira. Langsung berubah menjadi takut. Sepertinya Azkia sudah menjelaskan semuanya kepada Fanny. Makanya Fanny berbicara seperti itu.
"Bisa pulang cepet. Jadi seneng, lah," ucap Aksa sambil mengacungkan jempolnya.
"Oh, kirain gara-gara dapat kakak baru," ucap Fanny tanpa memandang Aksa sedikit pun.
"Mana ada. Kan kakak aku cuma kakak."
"Terus? Azkia lo anggap apa?"
Di saat itu juga, j
Aksa menatap bosan guru yang sedang mengajar di depan. Pandangannya beralih ke jam dinding yang ada di atas papan tulis. Jam dinding tersebut menunjukkan pukul 14.20. Yang artinya sebentar lagi mata pelajaran terakhir akan berakhir dan semua murid dibolehkan untuk pulang.Tetapi tiba-tiba ada kericuhan. Ada satu geng motor yang memaksa masuk ke dalam sekolah dengan paksa. Bahkan ada yang sampai naik ke atas gerbang dan melompat tembok.Sontak kejadian itu membuat semua murid dan guru ketakutan. Ada beberapa murid yang memerhatikan para geng motor itu untuk memeriksa geng mana yang sedang menyerang sekolah mereka.Sedangkan Aksa hanya diam. Ia tetap setia memerhatikan jam dinding tanpa menghiraukan geng motor yang sedang membuat kericuhan di halaman sekolah."Sa. Lo nggak bisa ngusir mereka?" tanya Vera dengan wajah ketakutan."Mereka? Oh, para geng motor. Itu nggak ada hubungannya dengan gua. Jadi gua nggak akan ikut campur," jawab Aksa denga
Aksa turun dari motornya. Menatap tidak percaya gedung Heaven yang sudah sangat hangus dan sudah tidak berbentuk lagi. Hatinya terasa sangat sakit, melihat tempat yang penuh akan kebahagiaan itu telah dirusak oleh para mafia-mafia itu. "Sudah banyak yang terjadi, semenjak lo nggak ada di Heaven," ucap Tio sambil berdiri di sebelah kiri Aksa. Para mafia semakin brutal menyerang saat para ketua devisi dan Aksa tidak ada. Membuat semua anggota Heaven tidak berdaya menghadapi itu semua. Tetapi sekarang mereka bisa tenang. Karena sekarang sang raja jalanan sedang berdiri bersama mereka. "Kita yang sekarang nggak punya ketua. Jadi cuma lo yang bisa menyelamatkan kita," ucap Tito sambil berdiri di sebelah kanan Aksa. Semua ketua devisi menghilang sejak pertarungan itu. Dan tidak ada yang tau posisi para ketua devisi. Tanpa mereka, semua devisi di geng Heaven jadi berantakan. Tidak ada yang mengatur dan memberi instruksi lagi kepada mereka. Membuat mereka tidak tau apa yang harus mereka l
Gino menatap seorang laki-laki yang sedang ada di hadapannya. Laki-laki itu adalah laki-laki yang akan menjadi penerus organisasi Dragon. Laki-laki yang dikenal sebagai raja jalanan. Alvin Aksa Saputra."Kamu datang ke sini malam-malam, nggak mungkin cuma berkunjung. Pasti ada hal penting yang mau kamu bicarain," ucap Gino lalu tersenyum kecil."Saya setuju menjadi penerus organisasi Dragon. Tapi dengan satu syarat," ucap Aksa dengan tatapan tajam."Apa?""Besok malam, semua mafia organisasi Dragon harus membantu Heaven untuk mengalahkan Scorpion dan menyelamatkan para ketua devisi yang sedang disekap oleh mereka."Senyuman Gino semakin merekah saat mendengar syarat yang disebut oleh Aksa. Ia tidak menyangka kalau syarat yang diberikan Aksa akan semudah itu.Sekarang laki-laki yang ada di hadapannya itu telah berhasil ia miliki. Laki-laki itu sekarang sepenuhnya milik Dragon. Dan tidak akan bisa ada yang mengambil laki-laki itu dari Dr
Aksa sedang bersiap-siap untuk pertempuran yang akan terjadi nanti. Pertempuran ini akan jadi pertempuran terakhirnya bersama dengan geng Heaven. Karena setelah pertempuran ini, ia akan menjadi penerus geng Heaven.Sekarang ia ada di hutan Pinus. Hutan di mana ia pernah nyawanya hampir melayang meninggalkan dunia ini.Ia menaruh sebuah kertas yang bertuliskan nama lengkap Zilka di tanah. Tangan kanannya menyentuh kertas tersebut. Sedangkan tangan kirinya menyentuh dadanya.'Tutup mata lo. Hembusin nafas panjang. Dan ucapin mantra yang kemarin udah gua kasih tau.'Suara Evan itu membimbing Aksa dalam ritual pemanggilan sosok Zilka.Aksa menutup matanya secara perlahan. Ia menghembuskan nafas panjang, berharap kalau pemanggilan kali ini akan berhasil."Wahai engkau makhluk fana yang berada di antara dunia dan akhirat. Tolong penuhi panggilanku, Akashi Zilka Pratama," ucap Aksa.Saat Aksa selesai mengucapkan itu. Ia merasakan ada angin k
Tio, Tito, Raka dan yang lainnya masih menunggu kedatangan Aksa di bawah jembatan tua. Mereka tidak bisa memulai pertarungan ini tanpa sosok laki-laki itu. Karena cuma laki-laki itulah yang cocok untuk memimpin mereka."Aksa mana? Ini udah mau malam, lho," tanya Tio pada Tito."Lah mana gua tau. Orang gua aja dari tadi ada di samping lo, mana ada waktu gua buat ketemu Aksa," jawab Tito dengan nada santai."Tungguin aja. Mungkin dia ke toilet dulu, biar nanti pas pertarungan mulai dia nggak ngerasa kebelet lagi," ucap Raka.Tidak lama setelah mengucapkan kalimat itu, banyak mobil berwarna hitam yang berhenti di hadapan mereka. Sontak melihat itu, para Heaven langsung bersiap-siap. Karena mengira kalau mobil-mobil itu adalah mobil-mobil milik geng Scorpion.Penjagaan Heaven semakin ketat, saat melihat para mafia turun dari mobil itu. Mereka khawatir kalau Aksa tidak datang malam ini.Tetapi rasa khawatir mereka berubah menjadi rasa penasaran.
Putra, Cakra, Nova, Alka, dan Nova sedang disekap di bawah tanah markas para Scorpion. Dengan wajah mereka yang babak belur dan tenaga mereka yang sangat sedikit, mereka bisa bertahan sampai saat ini.'Sebentar lagi gua datang. Siapin diri kalian untuk lari.'Putra kaget saat mendengar suara Zilka. Karena beberapa hari ini, ia tidak bisa melihat sosok itu. Dan sekarang sosok itu datang membawa bala bantuan untuk menyelamatkannya."Siapin diri kalian, kita bakalan melarikan diri setelah ini," ucap Putra sambil berdiri."Ha? Gimana kita mau melarikan diri, orang kita aja dipenjara kayak gini," ucap Nova sambil memandang Putra."Ada bala bantuan yang datang," ucap Putra lalu tersenyum lebar ke arah Nova.Tidak lama setelah itu, mereka mendengar ada suara langkah kaki mendekat. Mata mereka membulat sempurna saat melihat siapa yang datang. Bukan bala bantuan. Tetapi salah satu mafia."Teman kalian sudah datang, jadi kalian ha
Saat Elvano dan para ketua devisi lainnya sudah sampai di luar. Ia melihat para anggota Scorpion yang sudah terkapar lemah di tanah. Dan anggota Heaven dengan Dragon yang melebur menjadi satu.Terkaparnya para anggota Scorpion, tanda kalau pertarungan ini telah berakhir. Dan dimenangkan oleh Heaven yang dibantu oleh para Dragon.Cakra melangkah maju duluan. Meninggalkan para ketua devisi yang lainnya. Berhenti tepat di hadapan salah satu anggota Salamander."Mulai hari ini, Salamander nggak akan ada di bawah naungan Heaven lagi. Siapa pun yang keberatan, kalian boleh keluar dari Salamander," ucap Cakra lalu melenggang pergi meninggalkan area pertempuran.Para anggota dan para ketua devisi kaget mendengar itu. Pasalnya secara mendadak, Cakra memutuskan kalau Salamander tidak akan ada di bawah naungan Heaven lagi. Yang artinya mulai sekarang Salamander tidak termasuk bagian Heaven."Natch juga. Kita udah nggak punya alasan untuk tetap di bawah naunga
Fanny dan Aksa menatap matahari yang mulai terbenam. Sekarang mereka sedang ada di sebuah pantai. Seharian ini mereka telah bersenang di berbagai tempat hiburan. Dan mampir membeli jajanan-jajanan ringan.Kencan? Bisa dibilang seperti itu. Karena mereka sekarang lebih terlihat seperti sepasang kekasih dibanding sepasang saudara.Evan yang ada di dalam tubuh Aksa sangat bahagia. Karena akhirnya ia bisa kencan dengan perempuan yang ia sayang. Iya, benar. Memang terdengar sangat membingungkan. Tetapi Evan sangat menyayanginya perempuan itu. Padahal semasa hidupnya, laki-laki itu belum pernah bertemu dengan perempuan itu.Rasa sayangnya itu tumbuh semenjak Aksa dan Fanny menjadi keluarga. Pertama kalinya, Evan hanya mengawasi perempuan itu karena iseng. Kedua kalinya, Evan mulai mencari tau tentang perempuan itu. Dan ketiga kalinya, perasaan sayang itu timbul di hatinya.Penyebabnya? Mungkin karena ia berbagi tubuh dengan Aksa. Seperti yang ia tau, kala