Gino menatap seorang laki-laki yang sedang ada di hadapannya. Laki-laki itu adalah laki-laki yang akan menjadi penerus organisasi Dragon. Laki-laki yang dikenal sebagai raja jalanan. Alvin Aksa Saputra."Kamu datang ke sini malam-malam, nggak mungkin cuma berkunjung. Pasti ada hal penting yang mau kamu bicarain," ucap Gino lalu tersenyum kecil."Saya setuju menjadi penerus organisasi Dragon. Tapi dengan satu syarat," ucap Aksa dengan tatapan tajam."Apa?""Besok malam, semua mafia organisasi Dragon harus membantu Heaven untuk mengalahkan Scorpion dan menyelamatkan para ketua devisi yang sedang disekap oleh mereka."Senyuman Gino semakin merekah saat mendengar syarat yang disebut oleh Aksa. Ia tidak menyangka kalau syarat yang diberikan Aksa akan semudah itu.Sekarang laki-laki yang ada di hadapannya itu telah berhasil ia miliki. Laki-laki itu sekarang sepenuhnya milik Dragon. Dan tidak akan bisa ada yang mengambil laki-laki itu dari Dr
Aksa sedang bersiap-siap untuk pertempuran yang akan terjadi nanti. Pertempuran ini akan jadi pertempuran terakhirnya bersama dengan geng Heaven. Karena setelah pertempuran ini, ia akan menjadi penerus geng Heaven.Sekarang ia ada di hutan Pinus. Hutan di mana ia pernah nyawanya hampir melayang meninggalkan dunia ini.Ia menaruh sebuah kertas yang bertuliskan nama lengkap Zilka di tanah. Tangan kanannya menyentuh kertas tersebut. Sedangkan tangan kirinya menyentuh dadanya.'Tutup mata lo. Hembusin nafas panjang. Dan ucapin mantra yang kemarin udah gua kasih tau.'Suara Evan itu membimbing Aksa dalam ritual pemanggilan sosok Zilka.Aksa menutup matanya secara perlahan. Ia menghembuskan nafas panjang, berharap kalau pemanggilan kali ini akan berhasil."Wahai engkau makhluk fana yang berada di antara dunia dan akhirat. Tolong penuhi panggilanku, Akashi Zilka Pratama," ucap Aksa.Saat Aksa selesai mengucapkan itu. Ia merasakan ada angin k
Tio, Tito, Raka dan yang lainnya masih menunggu kedatangan Aksa di bawah jembatan tua. Mereka tidak bisa memulai pertarungan ini tanpa sosok laki-laki itu. Karena cuma laki-laki itulah yang cocok untuk memimpin mereka."Aksa mana? Ini udah mau malam, lho," tanya Tio pada Tito."Lah mana gua tau. Orang gua aja dari tadi ada di samping lo, mana ada waktu gua buat ketemu Aksa," jawab Tito dengan nada santai."Tungguin aja. Mungkin dia ke toilet dulu, biar nanti pas pertarungan mulai dia nggak ngerasa kebelet lagi," ucap Raka.Tidak lama setelah mengucapkan kalimat itu, banyak mobil berwarna hitam yang berhenti di hadapan mereka. Sontak melihat itu, para Heaven langsung bersiap-siap. Karena mengira kalau mobil-mobil itu adalah mobil-mobil milik geng Scorpion.Penjagaan Heaven semakin ketat, saat melihat para mafia turun dari mobil itu. Mereka khawatir kalau Aksa tidak datang malam ini.Tetapi rasa khawatir mereka berubah menjadi rasa penasaran.
Putra, Cakra, Nova, Alka, dan Nova sedang disekap di bawah tanah markas para Scorpion. Dengan wajah mereka yang babak belur dan tenaga mereka yang sangat sedikit, mereka bisa bertahan sampai saat ini.'Sebentar lagi gua datang. Siapin diri kalian untuk lari.'Putra kaget saat mendengar suara Zilka. Karena beberapa hari ini, ia tidak bisa melihat sosok itu. Dan sekarang sosok itu datang membawa bala bantuan untuk menyelamatkannya."Siapin diri kalian, kita bakalan melarikan diri setelah ini," ucap Putra sambil berdiri."Ha? Gimana kita mau melarikan diri, orang kita aja dipenjara kayak gini," ucap Nova sambil memandang Putra."Ada bala bantuan yang datang," ucap Putra lalu tersenyum lebar ke arah Nova.Tidak lama setelah itu, mereka mendengar ada suara langkah kaki mendekat. Mata mereka membulat sempurna saat melihat siapa yang datang. Bukan bala bantuan. Tetapi salah satu mafia."Teman kalian sudah datang, jadi kalian ha
Saat Elvano dan para ketua devisi lainnya sudah sampai di luar. Ia melihat para anggota Scorpion yang sudah terkapar lemah di tanah. Dan anggota Heaven dengan Dragon yang melebur menjadi satu.Terkaparnya para anggota Scorpion, tanda kalau pertarungan ini telah berakhir. Dan dimenangkan oleh Heaven yang dibantu oleh para Dragon.Cakra melangkah maju duluan. Meninggalkan para ketua devisi yang lainnya. Berhenti tepat di hadapan salah satu anggota Salamander."Mulai hari ini, Salamander nggak akan ada di bawah naungan Heaven lagi. Siapa pun yang keberatan, kalian boleh keluar dari Salamander," ucap Cakra lalu melenggang pergi meninggalkan area pertempuran.Para anggota dan para ketua devisi kaget mendengar itu. Pasalnya secara mendadak, Cakra memutuskan kalau Salamander tidak akan ada di bawah naungan Heaven lagi. Yang artinya mulai sekarang Salamander tidak termasuk bagian Heaven."Natch juga. Kita udah nggak punya alasan untuk tetap di bawah naunga
Fanny dan Aksa menatap matahari yang mulai terbenam. Sekarang mereka sedang ada di sebuah pantai. Seharian ini mereka telah bersenang di berbagai tempat hiburan. Dan mampir membeli jajanan-jajanan ringan.Kencan? Bisa dibilang seperti itu. Karena mereka sekarang lebih terlihat seperti sepasang kekasih dibanding sepasang saudara.Evan yang ada di dalam tubuh Aksa sangat bahagia. Karena akhirnya ia bisa kencan dengan perempuan yang ia sayang. Iya, benar. Memang terdengar sangat membingungkan. Tetapi Evan sangat menyayanginya perempuan itu. Padahal semasa hidupnya, laki-laki itu belum pernah bertemu dengan perempuan itu.Rasa sayangnya itu tumbuh semenjak Aksa dan Fanny menjadi keluarga. Pertama kalinya, Evan hanya mengawasi perempuan itu karena iseng. Kedua kalinya, Evan mulai mencari tau tentang perempuan itu. Dan ketiga kalinya, perasaan sayang itu timbul di hatinya.Penyebabnya? Mungkin karena ia berbagi tubuh dengan Aksa. Seperti yang ia tau, kala
Aksa sudah dirawat di Rumah Sakit Pelita selama tiga hari. Kondisinya masih sangat buruk. Dan tidak ada tanda-tanda kalau laki-laki itu akan segera bangun dari tidur panjangnya.Fanny yang tau kalau Aksa tidak kunjung bangun hanya bisa menangis tiap malam. Karena waktu adiknya itu semakin sedikit. Hanya tersisa empat hari lagi. Itu pun kalau Aksa bangun. Kalau tidak, maka kali ini ia akan benar-benar kehilangan adiknya itu.Para ketua devisi yang mendengar hal itu langsung mengosongkan jadwal mereka untuk menjenguk mantan kapten mereka itu sebentar.Karena Aksa sedang koma, jadi tidak ada siapa pun yang boleh masuk ke dalam ruangan laki-laki itu selain pihak keluarga. Jadi sekarang semua yang sedang menjenguk laki-laki itu hanya bisa menatap laki-laki itu dari kaca pintu.Berharap kalau laki-laki itu segera bangun. Dan sehat lagi. Agar mereka tidak perlu lagi merasakan rasa sakitnya kehilangan seseorang yang begitu mereka sayang.Sekarang yan
Azkia dan Pitaloka sudah berada di dalam kamar Achazia. Di sana banyak sekali barang milik Zia yang masih tertata rapih. Dan ditutupi oleh banyak debu.Azkia beranjak ke arah lemari, ia ingin mencari sebuah barang yang ada kaitannya dengan adiknya dan Aksa. Siapa tau barang itu ada di lemari.Sedangkan Pitaloka membuka laci meja belajar. Ia mencari di sana. Matanya membulat sempurna saat melihat sebuah foto Aksa dan Achazia yang terlihat sangat berbahagia.Ia lupa, kalau perempuan itu pernah mengisi hari-hari Aksa di masa lalu.Ia tidak ingin terpaku dengan foto itu. Jadi ia cari di laci yang lainnya. Dan ia menekan sebuah surat. Karena penasaran ia membuka surat itu lalu membaca surat itu dengan pelan."Alvin. Dengan surat ini aku mau minta maaf. Karena aku nggak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Kita berbeda. Dan kita nggak akan pernah bersatu. Jadi sebelum rasa cinta ini semakin besar, aku ingin hubungan ini berakhir. Dan sebagai tanda k