"KAU TAHU APA ALASANNYA DIA MELAKUKAN INI DI SEKOLAH ANAKKU?"
Sehari sebelumnya Reza sangat marah sekali saat mendapatkan informasi dari orang kepercayaannya dan juga sahabatnya, David.
Matanya memicing kesal. Dia melemparkan berkas yang baru saja diberikan David tentang kejadian di sekolah.
"Dan berani beraninya dia mengganti nama anakku?"
Ini pula yang membuat Reza kesal.
Alila Clarke, berubah menjadi Alila Walsh. Phak sekolah melakukan sesuai yang diinginkan oleh Arthur.
Ras
"Za, mungkin nggak sih kalau dia sudah mulai mencintai putrimu?"Senyum Reza terlihat seperti senyuman iblis yang menyindir ketika disuruh sujud pada Adam."Mencintai putriku tapi menaruh wanita lain di dalam kamarnya? Do you think i am blind?"Reza tidak mau menurut. Dia meminta David tetap mengurus apa yang ingin dilakukan olehnya"Tapi kadang orang itu tidak bisa ditebak.""Aku tahu tapi kau tetap tidak boleh melakukan kekerasan pada Caca. Ini akan membuat dirinya malah akan semakin menyiksa putrimu. Kita hanya fokus menyelamatkan Alila tanpa mengganggu hubungan antara Arthur dengan Rich."Reza sebenarnya malas meladeni David dan semua aturan yang dibuat oleh David."Aku melakukan ini demi kebaikanmu Reza. Dia itu sahabatnya Rich. Mereka sudah banyak membicarakan masalah bisnis bersama. Jika kau membuat hubungannya dengan Rich berantakan maka ini akan berpengaruh dengan bisnis putramu. Tidak ada yang lebih buruk daripada sahabat yang menjadi musuh."Bener lagi yang dibilang oleh Da
"Menyingkir!""Eh, kalian mau apa?"Perawat sebetulnya ingin menyuruh beberapa bodyguard itu untuk menyingkir tapi sayangnya mereka tidak cukup kuat untuk menghalangi orang-orang itu mendekat pada Caca yang saat ini tampak ketakutan"Lepaskan aku!"Tapi meski Caca meminta seperti itu tetap saja dia tidak mungkin dilepaskan! Salah satu bodyguard sudah membekap mulutnya dan membuat dirinya tak sadarkan diri"Kita tidak akan kemana-mana David! Aku ingin kau mensetting apartemen ini sekarang! "
"Sssh, cuma membangunkannya saja. Memang dia pikir dia sedang apa di sini sampai enak-enakan tidur?""Tidur? Reza, dia pingsan. Dia ketakutan padamu sampai pingsan. Dan kau tidak lihat tadi hidungnya berdarah?"David benar-benar pusing sekali dengan sikap Reza ini. Tapi Reza kalau sudah marah memang sulit."Berikan airnya padaku!""Reza.""Haaaaah."Yang disiramkan Reza adalah air dingin sehingga wanita yang terlihat pucat karena memang kondisinya tidak terlalu baik itu langsung bangun karena kaget dan dia menggigil.Terpaan AC cukup dingin di dalam ruangan apartemen Arthur.Pakaian yang digunakan Caca bukan pakaian tebal seperti sweater. Dia hanya memakai pakaian sederhana yang terbuat dari bahan kaos."Hmmmm."Dan tentu saja para suster itu histeris. Karena mereka yang tahu bagaimana kondisi Caca dan saat ini mereka khawatir sekali."Di mana aku? Kalian--""Kau ingin berpura-pura tidak mengingat apapun sekarang?"Caca memang tidak mengingat apapun. Dia menggelengkan kepalanya pelan
"Al, Jika aku bisa mengulang waktu atau mungkin aku punya kesempatan kedua untuk memulai semuanya denganmu maka aku jamin hanya kau satu-satunya orang yang ada di dalam hatiku. Tapi saat ini aku sudah membuat pilihan. Aku ingin kau bahagia!""Arthur, tapi bahagiaku ya bersama denganmu. Aku tidak mau berpisah denganmu. Apa yang papaku lakukan memangnya?""Al, Aku tahu kau adalah anak yang baik dan kau adalah anak yang penurut. Kau sangat menyayangi papamu dan kau juga sangat menyayangiku bukan?" mata Arthur menatap penuh kelembutan pada Alila yang kembali mengangguk meski dia sangat sedih sekali dengan pertanyaan dari Arthur tersebut."Bagus. Jika memang kau mencintai dan menyayangiku maka aku ingin kau bahagia. Lanjutkan sekolahmu. Kau harus menjadi seorang wanita yang hebat. Papamu sudah tidak mempercayai Rich. Itu artinya kau yang harus bertan
"JANGAAAAN!"Di saat yang bersamaan Arthur memekik karena dia tidak ingin mereka menyakiti Caca di saat yang bersamaan juga ada seorang gadis yang meringis karena dia dicengkeram tangannya cukup kuat oleh Arthur.Tanganku!Ada rasa sakit di dalam hatinya ketika dia mendongak menatap bagaimana Arthur memperhatikan seorang wanita yang baru saja disiram air. Terlihat kekhawatiran di wajah Arthur. Apalagi ketika wanita itu membuka mata dan dia kembali menggigil hanya saja matanya langsung tertuju pada suaminya."Arthur."Apa selama ini memang benar akulah yang berada sebagai pihak ketiga di antara mereka? Tapi Arthur sudah mencintaiku. Dan aku juga tidak masalah jika dia mau menjaga wanita itu. Tapi kenapa masih terasa sakit saat melihat mereka berdua dalam satu tempat? Apakah memang benar yang dikatakan Arthur kalau aku emang harus pergi?Meskipun dia sudah menerima dan yakin sekali kalau hatinya tidak akan cemburu pada wanita yang kini dijaga Arthur itu. Tapi tetap saja perasaan sedih d
"Tidak aku tidak begitu!" Caca menolak pernyataan Reza."Arthur apa kau mencintai wanita itu? Apa aku membuat masalah sampai hubunganmu dengannya bermasalah? Aku tidak mengingat apapun. Apa yang terjadi denganku?"Caca mulai paham sesuatu. Dia masih ingat tentang perasaannya pada Arthur meski dia tidak tahu apa yang terjadi tapi dia sudah membayangkan ke arah sana."Tidak. Kau tidak menjadi masalah. Arthur tidak mencintaiku yang dicintainya hanya dirimu."Tapi Alila kembali mendekat dan mengatakan sesuatu pada Caca dan dia juga berusaha tersenyum di saat hati Arthur juga merasa sakit. Dia belum pernah merasakan cinta sebesar cintanya pada Alila. Bahkan Arthur yang berpikir kalau dia sangat mencintai Caca dia juga tidak tahu kenapa cintanya pada Alila jauh lebih dalam. Dan ini menyakitkan untuknya. Dia tak bisa berkata-kata. Matanya menunjukkan betapa dirinya tidak menyukai jawaban Alila."Al.""Arthur, kau tidak perlu tidak enak padaku. Aku memang hanyalah seorang adik untukmu. Dan di
Sementara itu beberapa jam sebelumnya ..."Kau masih belum tahu di mana keberadaannya Amar?"Pertanyaan dari seorang wanita paruh baya membuat Amar menengok dan mengangguk."Sudah kukatakan padamu ini pasti ada hubungannya dengan Reza. Apalagi istrimu ternyata pernah punya hubungan dengan laki-laki yang dekat dengan anaknya. Dia tidak akan membiarkannya!"Kemarin keluarga Amar yang kebingungan melihat Amar terlihat stress sendiri dan mereka juga tidak melihat Caca mulai berpikir ada sesuatu yang buruk dengan Caca. Mereka menyarankan Amar untuk menghubungi polisi tapi Amar sendiri yakin kalau Caca bukan benar-benar hilang. Dia terpaksa menceritakan kepada kedua orang tuanya tentang kondisi Caca. Dan di sini adik Amar mulai memikirkan ke mana Caca pergi."Sita sudahlah. Kau hanya memperkeruh suasana saja. Dan lagi jauh-jauhlah dari Reza. Apa yang kau rasakan padanya bukan sesuatu yang harus kau biarkan. Dia punya istri dan--""Kau mungkin tidak percaya padaku tapi aku kebetulan tidur de
"Rein!"Dan sesampainya di toko sahabatnya, Amar sudah meneriakan nama itu saat dia membuka pintu."Kau mengagetkanku Amar. Ada apa?""Shaun, kau belum berangkat?"Tapi bukan Rein yang duluan ditanya oleh Amar, melainkan anaknya yang kini wajahnya sangat lesu sekali."Apa kau tahu tentang hubungan Alila dengan Arthur?"Dan Rein yang tadi sudah diceritakan lebih dulu oleh putranya tentang kejadian kemarin di sekolah dia penasaran. Mungkinkah Amar tahu sesuatu yang tidak diketahui olehnya?"Arthur? Arthur Walsh dan Alila?""Hm, kau tahu?"Bukan hanya Rein yang kini menatap Amar serius tapi seseorang yang berada di samping ibunya juga ingin tahu."Kemarin di sekolah dia mengatakan kalau dia adalah suami Alila. Shaun mengatakannya padaku.""Memang di sekolah tidak ada yang tahu? Iya itu benar. Rania sendiri yang mengatakannya padaku.""Tapi kenapa Rania tidak bilang apa-apa padaku ya?""Mungkin dia belum sempat cerita saja. Memangnya ada apa sampai Arthur datang ke sekolah Alila?"Amar se