"Gaji seorang sekretaris untuk perusahaan sekelas Light Up, dengan semua tunjangan lainnya bersih itu tidak lebih dari dua puluh lima juta."
Rania belum melanjutkan ucapannya karena hatinya yang tak sanggup bicara dan di sini David menjelaskan lebih dulu sambil dia menunduk sebentar.
"Pak bagus, Tuan Clarke tidak suka kalau Nyonya Rania bicara terlalu banyak dengan orang lain dan mari ikut saya kita bisa menunggunya di ruang kerja. Tuan Clarke akan ikut bergabung mungkin beberapa jam ke depan."
"Ah, Baiklah! Daripada gajiku nanti jadi disuspens selama tiga atau empat bulan."
Tak mau mengundang masalah lebih banyak Bagus sudah berdiri da
"Za, tapi--"Rania tahu pekerjaan pria itu sangat banyak dan dia sudah tidak pergi kemana-mana berbulan-bulan. Seharusnya Rania memang membiarkannya pergi.Tapi melihat Reza yang sudah berdiri dan tadi bicara sambil berjalan menuju pintu membuat dirinya cepat-cepat keluar dari tempat tidur."Jangan berlari. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan yang ada di perutmu!"Makanya membuat pria itu panik dan sudah kembali menatap Rania yang akhirnya berhenti berlari."Kau mau apa?"Wajah itu masih terlihat dingin sama seperti kemarin-kemarin.Tidak ada satupun ekspresi yang berubah dari Reza tapi entah kenapa Rania menganggap itu sebagai sesuatu yang lain."Mungkin aku bodoh Za."Rania mengutarakan itu sambil menghempaskan napas pelan dan mendekat padanya."Dan mungkin aku bodoh jika memintamu untuk kembali dalam waktu seminggu." Rania bicara begitu di bibirnya.Karena selama beberapa bulan ini aku sudah terbiasa tinggal bersama denganmu. Kau mengurusku walaupun kau menyebalkan dan kau juga
"Ayo turun, Paman Bagus!"Reza tidak mau menanggapi dulu yang tadi diutarakan oleh Bagus.Dia memilih turun dan menuju ke pesawat jetnya."Bocah itu! Kurasa Rania tak membencinya juga sudah bagus.""Paman ayo kita turun daripada nanti kena marah sama Tuan Clarke yang agung.""Hah, bisa saja kau David! Ayolah!"Keduanya sudah menyusul Reza menuju pesawat yang siap membawa mereka."Kau tetap akan menaruh Rania di pulau ini Reza?"Selepas pesawat take off, bagus kembali lagi membahas masalah ini yang dijawab dengan anggukan kepala Reza."Ini kurasa yang terbaik untuknya. Aku tidak ingin Febry mengetahui sesuatu tentangnya dan Putriku Marsha.""Hmm. Dia tidak akan terima Reza. Dan ayahmu Michael juga kurasa tidak akan pernah setuju.""Dia bukan ayahku!"Tapi membahas nama itu, mata Reza terlihat menahan sesuatu yang tak nyaman di hatinya. Ada perasaan yang tak bisa diutarakan. Ini membuatnya membuang wajahnya ke jendela."Reza, aku minta maaf. Tapi dia masih keluarga ayahmu. Dia adik dari
"Dalam darahnya mengalir darah Ganesha, Paman!"Cuma entah kenapa kalau sudah membahas nama Ganesha Rahardja dan dihubungkan dengan Rania Juwita Rahardja, Reza masih terbayang-bayang sesuatu yang membuat pikirannya tak jernih."Reza, tapi--""Mommy, Paman tahu bagaimana Daddy yang sedang mabuk karena ulah Ganesha yang aku ingat sekali dia mengajak daddy pergi lalu pulangnya dia kembali membawa tiga orang wanita dan melakukan sesuatu di depan mommy hingga membuat mommy tak tahan lagi dan menghampirinya lalu dia terpelanting dalamkondisi hamil, lalu--""Reza, jangan kau berpikir sesuatu yang picik!"&n
"Reza--""Keputusanku sudah bulat untuk apa yang sudah aku rencanakan ini!"Bisa apa mereka berdua kalau Reza sudah berkata begitu?"Ini adalah keputusan hidupmu. Aku tidak akan mempengaruhi apapun dan aku tetap akan mendukungmu Reza. Tapi aku hanya khawatir setelah kau melakukan niatmu itu pada Rania maka kau akan menyesal seumur hidupmu. Karena tidak mungkin bisa menghidupkannya lagi Reza.""Dan maaf ini Za, apa kamu bakal bisa ngejelasin apa yang terjadi pada Rania ke Marsha?"Biasanya David tidak ikut menimpali tapi kini dia merasakan sesuatu di dalam h
"Akhirnya kau datang juga.""Sesuai janjiku, selepas rapat Michael Clarke."Setelah lumayan lama menunggu, seseorang yang dinanti itu akhirnya muncul.Tak bisa lagi Michael menutupi kekesalan di wajahnya saat seseorang di hadapannya duduk berseberangan dengan dirinya."Kau sudah melebihi batas bersikap pada seorang yang sudah membesarkanmu Reza!"Dia tak sabar dan sudah meluapkan semua kesal di hatinya."Di belakangku ada dua ratus juta karyawan. Di belakangku ada mereka yang menggantungkan harapan besar untuk tetap menyambung nyawa mereka dengan bekerja di perusahaan ini. Aku harus berpikir bagaimana perusahaan harus terus beroperasi dan mendatangkan profit yang bisa dibagi pada mereka setiap bulannya sebagai upah. Di mana letak aku melampaui batas bersikap?" sindir Reza yang tentu saja tidak bisa diterima dengan lapang dada oleh orang yang berada di hadapannya."Kalau hanya untuk urusan keluarga aku harus mengorbankan kehidupan dua ratus juta keluarga di belakangku, apakah itu namany
"Kau tahu dia tidak ada hubungannya dengan keluarga kita dan dia adalah putri dari istriku dengan suaminya yang terdahulu!" Michael masih bicara meluapkan perasaannya."Tega kau memperlakukan itu padanya?""Menurut Anda aku lebih tega daripada diri Anda sendiri?"Tapi bukannya menjawab, Reza malah mengembalikan lagi pertanyaannya pada orang di hadapannya."Aku tega? Yang benar saja kau!" protes Michael lagi."Di sini kau yang bersalah karena mempermainkan dirinya! Kau mengenalnya dari kecil! Kalian sudah seperti saudara, kau--""Kalau Anda tahu kami seperti saudara kenapa malah menjodohkan kami untuk menikah?"Reza bersikap sangat tenang sekali. Cuma kata-katanya itu nyelekit. Dia selalu saja bisa menumbangkan seseorang dengan sepatah dua patah katanya dan membuat gemas campur emosi."Reza!ā"Tuan Michael Clarke, bukankah saudara tidak boleh menikah?"Dari panggilan Reza sudah jelas di sini kalau dirinya tidak ingin berbicara atas dasar ikatan kekerabatan. Tapi sebagai profesional."
"Hari ini apa lagi agendaku?"Selepas masuk ke dalam mobil, Reza bertanya pada seseorang yang ada di sampingnya yang masih mencoba mencari cara duduk yang nyaman."Sekarang ini sudah jam sembilan kurang dua belas menit lagi. Tak ada agenda apapun, paling aku hanya punya agenda buat pulang ke rumah dan bertemu dengan keluargaku setelah berbulan-bulan aku tidak bertemu dengan mereka.""Aku bertanya agendaku bukan agendamu! Dan siapa bilang kau boleh pulang?"Pria itu pun meringis mendengar jawaban Reza."Kau tidak mengizinkanku pulang?" Dia tak suka dan sudah lemas sekali menatap Reza."Tapi kan aku ingin bertemu dengan putraku. Masa aku hanya video call dengannya saja? Tega sekali kau!Lagian istriku juga butuh jatah kali."Namanya manusia memiliki kebutuhan yang banyak sekali. Bukan cuma kebutuhan ekonomi tapi juga kebutuhan biologis termasuk yang diminta oleh asisten Reza itu."Tapi kurasa pekerjaan kita belum selesai.""Aish, tak pedulilah. Habis aku mengantarkanmu, aku mau pulang da
"Reza, segitu teganya kamu sama aku?"Sayangnya seseorang yang dipanggil sudah tidak mau mendengarkannya lagi. Geram betul hati wanita itu melihat Reza meninggalkannya tapi memang dia tidak bisa berbuat apapun karena Reza yang dipanggil-panggil olehnya tetap tidak mau berbalik dan masuk ke dalam lift begitu saja.Sssh, pasti ada yang salah dengannya! Aku yakin sekali pasti ada wanita yang menggodanya! Tidak mungkin kan dia seperti ini?Setelah security mengusirnya keluar dirinya memang merasa sangat tak tenang. Dia ingin tahu apa yang dilakukan Reza selama beberapa bulan terakhir ini.Tapi bisakah dia mencari tahu?TOK TOK TOK!"Febry ini sudah malam! Kamu mau apa lagi sih?""Aku udah ketemu sama Reza, Dad! Tapi dia nggak mau ngedenger aku. Dia nggak peduli bahkan dia malah nyuruh security mengusirku! Dia benar-benar udah nggak ngelihat aku sebagai anggota keluarganya lagi. Aku benar-benar dipermalukan!ā"Sudahlah Febry! Kalau kamu memang tidak bisa lagi bersama dengannya ya sudah. Le