"Kenapa kamu meminta kami untuk pergi dari rumah ini," tanya Ruli sambil berdiri dari tempat duduk."Maaf Pak saya hanya ingin sedikit merenovasi rumah Bapak dan Ibu, agar sedikit lebih nyaman untuk dihuni," jawab Rudi dengan tenang."Renovasi, apa kamu serius Mas," tanya Syifa heran. "Iya, aku juga sudah menyiapkan rumah sementara untuk orang tuamu, sambil menunggu rumah ini selesai di renovasi," ucap Rudi sambil tersenyum. Setelah mendengar penjelasan sang menantu Pak Ruli dan keluarganya pun pindah ke rumah yang sudah disiapkan oleh Rudi. Malam ini adalah adalah malam pertama Rudi dan Syifa tidur dalam satu kamar. Setelah sekian lama mereka tidur terpisah sejak berada di rumah orang tua Rudi.Rudi yang sejak lama memendam rasa rindu dan hasratnya kepada sang istri langsung minta Syifa untuk melayaninya. Syifa yang saat itu tidak ada pilihan lain akhirnya terpaksa menuruti kemauan sang suami. Rudi yang sangat merindukan belaian sang istri langsung menggauli Syifa dengan begitu ber
Ternyata Ningrum mengajak Andre dan kedua putrinya ke sebuah restoran mewah. Setelah menunggu hampir 20 menit Anita dan keluarganya datang di restoran yang sama. Andre yang tidak tahu dengan rencana pertemuan ini sedikit terkejut saat melihat Anita dan keluarganya datang di restoran yang sama."Kenapa mereka juga ada disini," bisik Andre kepada sang istri saat melihat kedatangan Anita dan keluarganya."Sudah kamu diam saja, tadi pagi aku yang menghubungi mereka dan meminta bertemu disini," jawab Ningrum sambil berbisik kepada Andre."Selamat malam Om, Tante," sapa Anita sambil mencium pipi Ningrum dan mencium tangan Andre."Selamat malam Sayang, aduh calon menantu Tante semakin hari semakin cantik ya," puji Ningrum sambil menatap Anita."Calon menantu, apa Mama serius," bisik Sherin kepada Shania."Sudah kamu diam saja jangan banyak tanya, nanti dimarahi Mama baru tahu rasa kamu," jawab Shania sambil menutup mulut sang adik."Ngomong-ngomong dimana Rudi kenapa dia tidak ikut makan mala
Rudi dan Syifa terlihat bingung dengan apa yang diucapkan Ningrum. Syifa yang saat itu menggendong Akbar langsung berjalan ke arah paviliun dengan ditemani Mbok Inah. Rudi yang baru saja datang langsung di tarik sang Mama di meja makan."Ayo makan dulu, kamu pasti lapar setelah menempuh perjalanan jauh," ucap Ningrum sambil duduk di samping sang putra."Ada apa ini, kenapa Mama begitu baik kepadaku," batin Rudi sambil mulai mengambil nasi."Marni!" teriak Ningrum kepada pembantu barunya."Iya Nyonya," jawab Marni saat sudah berada di hadapan sang majikan."Cepat ambilkan minuman dingin untuk Rudi," perintah Ningrum kepada pembantu kesayangannya itu.Setelah meletakkan minuman yang diminta oleh sang majikan, Marni langsung bergegas untuk menuju ke kamarnya. Saat tiba di kamarnya dia terkejut saat melihat Syifa tidur di tempat tidurnya. Marni yang sudah kesal langsung menyeret Syifa keluar dari kamarnya."Ada apa Mbak, kenapa saya disuruh keluar?" tanya Syifa sambil kebingungan."Hei! Ka
Setelah bersiap-siap, Rudi dan keluarganya langsung berangkat menuju ke sebuah restoran. Rudi yang saat itu harus memarkirkan mobilnya tidak masuk bersama keluarganya. Saat Rudi masuk ke dalam restoran dia terkejut saat melihat Anita dan keluarganya berada di meja yang sama dengan keluarganya."Anita," ucap Rudi sambil terkejut saat melihat Anita ada di meja yang sama."Hai Sayang!" jawab Anita sambil sedikit berteriak dan berdiri untuk mencium pipi calon suaminya."Selamat malam Om, Tante," ucap Rudi sambil menjabat tangan Hermawan dan Santi yang ada di hadapannya."Selamat malam," jawab Santi dan Hermawan secara bersamaan.Rudi yang duduk di samping Anita terlihat risih saat Anita terus memeluk tubuhnya dari samping. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang karena ingin menghormati keluarganya dan orang tua Anita. Rudi yang saat itu sedang menikmati makanan yang ada di hadapannya terlihat langsung terkejut saat mendengar Sebuah tanggal pernikahan disebut oleh Ayah Anita."Bagaimana ji
Semua persiapan pernikahan Rudi dan Anita sudah dipersiapkan dengan matang. Bahkan gedung dan seluruh caterin telah di pesan oleh Ningrum. Tanggal yang ditentukan pun tiba, akad dan ijab kabul akan dimulai beberapa jam lagi."Syifa," ucap Rudi yang sudah berada di dalam kamar Syifa."Kenapa kamu datang ke sini," jawab Syifa sambil membelakangi Rudi yang saat itu berdiri di depan pintu."Maafkan aku," ucap Rudi dan keluar meninggalkan Syifa yang sudah mulai meneteskan air matanya sambil terus memandangi wajah Akbar yang sedang tertidur pulas. "Ya Allah kenapa harus aku yang merasakan sakit ini, kenapa harus aku yang menyaksikan pernikahan suami ku," batin Syifa sambil meneteskan air matanya.Pernikahan yang indah, kasih sayang seorang mertua seketika hancur saat melihat sang suami mulai duduk di samping perempuan lain. Sekilas Syifa mengingat saat dimana Rudi membisikkan kata-kata indah sehingga dia rela menyerahkan kesuciannya. Namun, setelah semua di berikan kini dia harus menyaksika
Saat Ningrum sibuk mencari keberadaan Rudi di antara para tamu. Secara tidak sengaja Ningrum melihat Rudi duduk di salah satu ruangan sambil memeluk Akbar. Sekilas Ningrum melihat air mata sang putra jatuh saat memeluk Akbar."Kenapa kamu di ruangan ini!" bentak Ningrum hingga membuat Rudi terkejut."Mama," jawab Rudi sambil meletakkan Akbar lalu mengusap air matanya."Cepat jawab pertanyaan Mama, apa yang kamu lakukan di sini, dan kenapa kamu menangis saat memeluk anak haram itu?" tanya Ningrum dengan tegas."Tidak ada apa-apa Ma, aku hanya menyayangi Akbar seperti putra ku sendiri," jawab Rudi sambil berdiri dari tempat duduknya."Sekarang cepat ikut Mama, karena para tamu sudah menunggumu," ucap Ningrum sambil menarik tangan sang putra.Semua rangkaian acara sudah dilalui oleh Rudi dan Anita. Kini saatnya Rudi dan Anita bermalam di sebuah hotel mewah di kota Surabaya. Syifa yang melihat Rudi dan Anita pergi untuk menikmati malam pertama mereka hanya bisa terdiam sambil menahan agar
Setelah selesai sarapan Rudi dan Andre langsung berangkat ke kantor. Begitu juga dengan Sherin dan Shania yang langsung berangkat menjalani aktivitasnya masing-masing. Ningrum yang sudah penasaran dengan malam pertama Anita dan Rudi langsung mengajak sang menantu ke ruang keluarga."Semua orang sudah berangkat, sekarang kamu harus ceritakan kepada Mama tentang kejadian semalam," ucap Ningrum sambil memeluk tubuh Anita dari belakang."Mau cerita apa Ma, namanya malam pertama ya seperti itu rasanya," jawab Anita yang terlihat sewot."Kamu kenapa, kok jadi sewot seperti itu?" tanya Ningrum sambil mengajak Anita duduk di sofa ruang keluarga."Memangnya Mama nggak lihat tatapan Mas Rudi ke pembantu genit itu," jawab Anita sambil terlihat sedikit cemberut."Syifa maksudmu," ucap Ningrum penasaran."Iya siapa lagi, sejak Mas Rudi bertemu dengan Syifa di meja makan aku melihat ada tatapan yang berbeda," jawab Anita sambil menoleh ke arah sang mertua."Ah kalau Mama lihat sih biasa saja, kamu
"Kenapa Mbak Anita bicara seperti itu?" tanya Syifa dengan penasaran."Karena aku tahu kalian pasti punya hubungan rahasia,"jawab Anita sambil tersenyum kecut."Hubungan rahasia, apa maksud Mbak Anita dan kenapa Mbak bisa menyimpulkan hal seperti itu," tanya Syifa sambil berusaha menarik rambutnya dari cengkraman Ningrum."Kami pikir aku tolol, tatapan mata kalian saat berpandangan tidak dapat membohongi ku," jawab Anita sambil menatap Syifa."Nyonya lepaskan rambut saya!" teriak Syifa sambil menarik rambutnya dengan keras."Asal Nyonya besar dan Mbak Anita tahu, saya dan Mas Rudi tidak ada hubungan apapun selain hubungan majikan dan pembantu," tanbah Syifa setelah melepaskan rambutnya dari jambakan Ningrum."Ehm kamu pikir kami percaya, asal kamu pelacur seperti kamu akan sangat muda menggoda semua laki-laki apalagi mereka yang notaben keluarga kaya raya seperti Mas Rudi," ucap Anita sambil berjalan mendekati Syifa."Plak," tiba-tiba Syifa menampar pipi Anita dengan cukup keras."Kur