Share

Malaikat Gondrong

"Kamu mau bunuh diri?"

Aku diam, memeluk Kinara seerat mungkin.

"Ayo, kuantar pulang!"

Tino mengulurkan tangannya, membantuku berdiri. Aku hanya diam, menatap telapak tangannya, lantas menggeleng.

"Kenapa?"

Aku menggeleng lagi. Kudengar dia menghela napas panjang dan duduk bersila di depanku. Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat jelas wajahnya. Wajah yang sudah lama tidak kulihat.

Lama tak melihatnya, Tino kurus yang dulu dekil dan masih terlihat seperti bocah kurang gizi, kini sedikit berubah. Suaranya lebih besar dengan tubuh yang sedikit lebih tinggi. Rambutnya dibiarkan panjang seleher dengan bagian depan yang nyaris menutupi mata. Dia yang dulu kukenal pendiam nyatanya banyak bicara juga. Dia bahkan seolah sudah sangat akrab denganku.

"Mau pulang nggak?"

Aku menggeleng. "Aku tidak punya rumah!"

"Ehm ...."

"Terus adik kamu mau diapain? Mau dibiarin jadi bangkai!"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status