Apakah keluarga Arif akan menerima kekurangan Aliyah?
***Tiga bulan telah berlalu, akhirnya masa iddah itu telah berakhir. Hari ini Minggu, keluarga Arif sudah berada di rumahku. Laki-laki tersebut telah memberitahukan sebelumnya bahwa dia dan orang tuanya akan datang melamarku. Hati ini berdebar tidak beraturan.Sebelum kedatangan mereka, aku sudah meminta pada Papa sebagai wali dan juga orang tua agar mengatakan yang sebenarnya pada keluarga Arif. Aku sudah memantapkan hati untuk berusaha ikhlas dan tabah dengan apa yang akan terjadi.“Kalau mereka menolak untuk menerima kamu, apa kamu sudah siap, Nak?” tanya Papa beberapa hari yang lalu padaku.“Aliyah sudah siap, Pah, dengan apa yang akan terjadi.” Aku meyakinkan Papa. Aku benar-benar yakin dengan keputusanku.“Baiklah, jika kamu sudah siap, Papa dan Mama, juga keluarga akan dukung kamu.” Papa mengusap kepalaku. Aku menyunggingkan senyum.Sekarang adalah penentuan hubungan aku dan Arif, apakah kami akan tetap bersama atau justru sebaliknya? Aku sudah sangat yakin dengan keputusan ya
POV Mas Arif***Diri ini merasa telah dipermainkan oleh kehidupan. Wanita yang dulu sangat aku cintai dengan tega telah menciptakan sebuah kebohongan besar, bahkan bisa dikatakan sebagai penipuan. Dirinya telah berhasil membuatku merasa menjadi laki-laki yang sangat berarti karena telah melahirkan darah daging yang sudah lama kuharapkan.Beberapa bulan yang lalu, Alexa kembali hadir dalam hidupku dengan sebuah pengakuan yang sangat mengejutkan. Dia memberikan penjelasan bahwa dirinya telah melahirkan buah hati yang sudah berusia lima tahun. Aku hampir tidak percaya mendengar kabar gembira itu, walaupun aku menyadari bahwa dulu kami sering melakukan hubungan terlarang.“Ini anak kamu, Rif.” Kami akhirnya bertemu, dia membawa seorang anak laki-laki yang diakui sebagai anakku.Awalnya aku sangat ragu untuk mengakui anak itu sebagai hasil dari perbuatan kami berdua. Namun, Alexa mengajakku melakukan tes DNA, dan setelah hasilnya keluar, ternyata benar bahwa di atas kertas itu tertulis, b
POV Mas Arif (kota)***Aku berusaha menghubungi Aliyah dan memohon agar dia bersedia memaafkanku. Namun, semuanya sia-sia, karena sekarang dirinya telah memiliki kekasih baru yang merupakan cinta pertamanya. Aku sangat sedih dan juga kecewa, ternyata istri yang dulu sangat mencintai dan menghormati suaminya, kini benar-benar sudah berpaling.Jika aku tidak mudah percaya pada Alexa kala itu, mungkin saat ini pernikahanku dengan Aliyah pasti masih baik-baik saja. Sungguh, diri ini sangat merindukan sosok baik dari wanita tersebut. Sekarang hati ini baru menyadari betapa bersyukur dan beruntungnya memiliki istri seperti Aliyah. Dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk suami.Sangat jauh berbeda dengan Alexa, perbandingan mereka bagaikan bumi dan langit. Aliyah adalah istri yang sangat penurut juga sabar. Selalu melakukan sesuatu dengan pertimbangan. Tidak pernah membantah keinginan suami, karena dirinya selalu berkata bahwa surga ada di bawah telapak kaki pendamping hidupnya.Se
POV Mas Arif (kota)❤❤❤❤❤❤Sebulan telah berlalu semenjak kepergian Aliyah, kini aku lebih sering menyendiri dan menyesali semua yang pernah aku lakukan pada wanita itu. Aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentangnya, dia seolah-olah hilang dan tidak ingin mengingat semua kenangan yang terjadi di antara kami.Aku sering menemui Kak Radit untuk menanyakan kabar tentang adiknya, tapi sang mantan kakak ipar tersebut tidak bersedia memberikan info tentang Aliyah. Tidak ada lagi yang dapat kulakukan selain berharap terjadinya keajaiban dalam hubungan kami. Semua anggota keluarganya berusaha menghindariku.Sampai saat ini aku masih sangat heran, kenapa Aliyah harus pergi meninggalkan kota ini? Bagaiman dengan hubungan bersama sahabat masa kecilnya? Kenapa laki-laki itu membiarkan Aliyah pergi? Jika benar dia mencintai wanita tersebut, dirinya tidak mungkin membiarkan perempuan yang disayangi terpisah jarak jauh dengannya.Hari ini Minggu, aku akan menemui laki-laki yang namanya sama persi
POV Mas Arif (Kota)*** Hari ini aku tidak sengaja bertemu dengan Alexa. Dia bersama anak dan laki-laki yang sudah lama menjalin hubungan dengannya. Wanita itu bersikap sangat biasa, seolah-olah tidak ada rasa penyesalan karena hubungan kami sudah berakhir dengan sebuah peceraian. Ia mengembangkan senyuman.Putranya yang dulu aku anggap sebagai darah daging sendiri, juga menunjukkan sikap seperti orang yang tidak mengenaliku. Dia sangat hebat menyesuaikan diri dan situasi. Apa mungkin Alexa sudah mengajarai anak kecil itu agar tidak mendekatiku. Jika seperti itu adanya, wanita itu benar-benar ahli dalam segala bidang.Cinta yang dulu kuberikan untuk Alexa, tidak berarti sama sekali, dia dengan santai menunjukkan kemesraan dengan laki-laki lain di depanku. Betapa sia-sianya diri ini telah mengorbankan perasaan untuk wanita seperti Alexa, dia tidak pantas menerima cinta dari laki-laki yang dulu berharap banyak padanya.“Masih sendiri, ya?” Pertanyaan itu dilontarkan Alexa padaku.“Buka
POV Mas Arif (Kota) *** Aku tidak tahu siapa yang telah mengirim pesan, tapi hati dan perasaan ini semakin tidak tenang memikirkan Aliyah. Aku segera menghubungi nomor itu, tapi tidak aktif. Kenapa tiba-tiba tidak terhubung? Siapakah pemilik nomor tersebut? Tanpa menunggu lebih lama, aku menekan nomor ponsel Kak Radit, semoga dia dapat memberikan petunjuk. “Assalamu’alaikum.” Terdengar ucapan salam dari ujung telepon. Rasanya sangat bahagia karena Radit bersedia menerima teleponku. “Wa’alaikumsalam, Kak, maaf ganggu malam-malam.” “Ada apa?” “Ada nomor yang masuk ke ponselku, dan aku tidak mengenali nomor itu. Isinya memintaku untuk menolongnya. Apa mungkin itu nomor Aliyah?” Aku hanya menduga. “coba sebutin nomornya,” pinta Kak Radit. Aku pun mengaktifkan pengeras suara agar dapat melihat nomor yang telah mengirim pesan. Aku berharap agar si pemilik nomor itu akan tetap baik-baik saja. Setelah menyebutkan dua belas angka tersebut, Kak Radit memberikan jawaban yang mengejutkan.
POV Mas Arif (Kota)***Aku sudah tiba di kota tempat tinggal Aliyah. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera ke rumah suaminya, tapi niat itu aku urungkan. Aku memilih untuk mencari penginapan terlebih dahulu untuk beristirahat sejenak. Sebaiknya terlebih dahulu harus menyusun rencana agar sesuai dengan harapan.Setelah tiba di hotel terdekat dari bandara, aku langsung menghempaskan tubuh. Namun, aku masih sangat penasaran dengan dendam yang diucapkan Kak Radit. Tadi dia belum sempat menjelaskan semuanya karena aku harus buru-buru naik pesawat.Ini adalah saat yang tepat untuk menghubungi kembali mantan kakak iparku. Aku harus menggali informasi lebih lengkap untuk mengetahui apa yang terjadi dalam keluarga Kak Radit. Kenapa kakak sepupu Alexa menikahi Aliyah? Apakah semua ini ada hubungannya dengan rencana dari mantan istri ke duaku?“Assalamu’alaikum, Rif.” Kak Radit memberikan salam dari seberang.“Wa’alaikumsalam, Kak. Maaf, aku nanya tentang dendam yang tadi Kakak ucapkan. Dendam
POV Mas Arif (Kota)***Malam telah tiba, aku pun kembali memantau keberadaan Aliyah, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa penghuni rumah itu akan ke luar. Aku mengamati rumah tersebut dari kejauhan supaya tidak ada yang mencurigakan. Aku sengaja menyewa taksi online untuk memudahkan mejalankan rencana ini.Setelah menunggu hampir satu jam, aku melihat satu unit mobil keluar dari pintu gerbang, tapi tidak tahu siapa yang berada di dalam kendaraan roda empat tersebut. Aku melihat ke arah kamar tempat Aliyah melambaikan tangan tadi sore, semuanya gelap, tidak ada penerangan.Aku merasa aneh melihat istana sebesar itu, seperti memberikan kesan yang menyeramkan. Perasaan saat berada di dekat rumah itu terasa aneh, sepi dan hening. Semuanya bak teta-teki yang harus diselesaikan dengan penuh hati-hati. Aku mencoba kembali menemui penjaga rumah tersebut, dia sedikit terkejut melihat keberadaanku. Mungkin dia merasa aneh karena melihatku kembali berdiri di hadapannya. Laki-laki itu menunjukkan t