Share

Satu Kamar

Bohong itu seperti candu,sekali melakukan kebohongan seterusnya akan melakukan lagi dan lagi. Hingga suatu saat kebohongan itu terbongkar dengan sendirinya.

Mungkin saat ini Mas Adam bernafas lega, tapi suatu saat bom itu akan meletus dan membakar sekelilingnya. Bila saat itu terjadi aku harus siap dengan segala hal buruknya.

Mas Adam asyik bercengkrama bersama umi dan abi di ruang keluarga. Ada rasa sedih saat aku melihat pemandangan itu. Teringat kebersamaan aku dan ayah dulu. Semoga Ayah tenang di sana. Maafkan Aisyah belum sempat membahagiakan Ayah. Tak terasa bulir bening mengalir dari sudut netra.

Berjalan perlahan menuju dapur, piring kotor bekas makan malam tadi sudah menumpuk di wastafel. Segera aku bereskan,karena aku ingin segera merebahkan badan di kasur empuk.

"Umi, Abi, Aisyah ke kamar dulu ya."

"Iya Aisyah..." jawab umi dan abi serempak.

Perlahan kulangkahkan kaki menuju kamar tamu yang sekarang menjadi kamar pribadiku. Rasa lelah membuatku ingin segera masuk ke dal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
ternyata gambaran wanita sholehah versi penulis seperti aisyah ya. penuh drama,pembohong,menye2,menerima aja dihina. katanya terpelajar tapi g waras. koq ikut2an membohongi mertua dan juga gampang baper
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status