Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part36Mas Dirga masih diam membisu. Kini matanya tertunduk, enggan melihatku." Pak..jawab dong...apa harus ibu ulangi pertanyaan ibu?" Celetukku." Apa sih bu..makin ngelantur ngomongnya.." Sahut mas Dirga, masih tertunduk." Seumpama ibu selingkuh, tapi ibu nggak mau pisah ama bapak. Tapi ibu juga nggak mau ninggalin selingkuhan ibu. Jawab dong pak..apa yang bapak lakukan?" Ku ulangi lagi pertanyaanku." Bapak nggak mau jawab. Karena itu nggak akan pernah terjadi, karena bapak tau ibu itu wanita setia. Udah nggak usah bikin pertanyaan aneh - aneh lagi.." Mas Dirga nampak serius.Tak ada sepatah kata lagi yang aku ucapkan. Percuma, menekan jawaban atas pertanyaanku pada mas Dirga. Nyatanya dia tak mampu menjawabnya.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part37Kami masih saling bertatapan. Bahkan aku masih melanjutkan suapan demi suapan dari sepiring nasi gorengku." Bu..itu ada tamu..." Celetuk mas Dirga padaku." Bapak aja yang samperin, soalnya ibu nggak ada janji ama siapa - siapa. Tamu tak di undang buat bapak kali..." Sahutku, masih sambil menikmati makan siangku." Huh...tamu tak di undang siapa lagi ini..." Gerutu suamiku, sambil beranjak dari meja makan.Mas Dirga berjalan ke luar rumah membukakan pintu untuk tamu itu. Aku masih tetap duduk santai menikmati makan siangku. Ya, memang aku sedang kelaparan." Tuh ada Sofie..." Celetuk mas Dirga dari ambang pintu.Hah, Sofie kesini? Ada perlu apa? Apa ada informasi penting untukku? Batinku penuh tanya." Pak...suruh ke dapur aja pak..." Teriakku pada mas Dirga.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part38Mas Dirga masih tertunduk. Aku tahu, mungkin dia sedang mencari alasan agar dia bisa berbohong lagi. Aku pun tau, bukan cuma sekali kau pernah pergi ke apartement Riska. Tapi, hampir setiap hari. Kau habiskan waktumu pasca jam keluar kantor dengan alibi lembur. Aku hanya berpura - pura tak mengetahui itu mas. Hingga nanti saatnya waktu itu tiba. Akan ku kuak semua, bukti - bukti kecuranganmu." Oh itu...ehm..bapak pernah mampir ke apartement Riska, nemenin Anton bu. Anton lagi cari - cari apartement yang di sewakan bulanan. Kebanyakan kan apartement di sewakan per tahun bu. Nah, kebetulan apartement Riska itu disewakan bulanan, di tambah lagi lokasinya nggak jauh dari kantor bu..." Jawab mas Dirga.Sempurna. Kebohongan yang sempurna, pintar sekali suamiku merangkai kata - kata. Aku pun hanya menganguk, anggap saja aku percaya apa yang telah di ucapkan suamiku.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part39( POV Dirga )Aku bergegas menuju kamar mandi. Ku putuskan untuk mandi lagi, meski sebelum pergi ke luar rumah tadi aku sudah mandi. Ya, aku hanya ingin meluapkan penatku. Ku nyalakan kran, seketika air kran jatuh menerpa wajahku. Lalu, berlahan pun membasahi seluruh tubuhku. Aku resah, kesal, semua rasa penat bercampur aduk di hatiku saat ini. Kenapa kini hidupku tak tenang? Kenapa hidupku semakin pelik? Apa aku harus mengakhiri cinta terlarangku?Aku hanya mampu bergerutu pada kucuran air yang jatuh menerpa wajahku. Aku hanya mampu bercerita pada dinding kamar mandi yang selalu menjadi pelampiasan atas segala keluh kesahku. Lagi, aku hanya mampu mengeluh seorang diri.Hari ini adalah hari yang cukup berat bagiku. Bagaimana aku tak merasakan resah gelisah, hingga cemburu yang membakar hatiku? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Riska keka
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part40Aku sedang bahagia bercanda tawa bersama anak - anakku beserta sahabat - sahabatnya. Rasanya seperti mengulang kembali masa remajaku dulu. Berkumpul dengan sahabat, makan receh dan membahas soal cowok idamannya masing - masing. Ah... rasanya memang masa remaja adalah masa yang paling indah. Tidak ada problem yang pelik. Tidak tau apa itu sebuah prahara. Bahkan masalah sulitnya ekonomi. Ya, masa remaja tak mengenal hal itu. Karena problem yang paling berat ia hadapi hanyalah PR Matematika atau cowok idamannya sudah di tikung sahabatnya sendiri.Ya, memang benar adanya. Kita hidup ada masanya. Masa muda hingga akhirnya masa tua. Perbedaan teramat jauh. Perbedaan segala sikap, sifat dan segalanya berpengaruh dalam setiap hal yang kita lalui. Masa mudaku telah berlalu. Meski bisa di katakan aku belum puas menikmati masa mudaku.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part41Malam semakin larut, dingin angin malam pun mulai merasuk. Aku ingin beranjak dari sofa warna jingga di ruang tamuku, tapi rasanya tubuhku berat. Rasanya enggan bergerak. Sedangkan mataku sudah mulai lelah. Entahlah, rasanya aku enggan untuk bergerak menyusul suamiku yang sudah terlelap di kamar.Akhirnya, ku putuskan untuk tidur di atas soffa warna jingga ini." Bu...bu...bangun..."Terdengar samar - samar suara mas Dirga. Aku pun mencoba membuka mataku yang seperti telah terekat, sulit terbuka." Bu...bangun...jangan tidur disini...hayu pindah ke kamar."Lagi - lagi, suara suamiku berusaha membangunkanku." Malas pak...ngantuk...ibu tidur disini aja." Sahutku dengan keadaan mata yang masih terpejam.Akhirnya aku merasakan tubuhku seakan melayang. Bukan mimpi, ini nyata. Melay
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part42( POV Dirga )Aku bahagia, sungguh sangat bahagia. Akhirnya aku bisa melepaskan rasa rinduku yang membara karena rasa cemburuku. Y rinduku kepada Riska. Cemburuku, akibat seringnya pertemuan tak terduga antara aku, Riska dan adikku. Aku cemburu, melihat Riska dekat dengan adikku. Aku tak rela, tak akan pernah rela jika harus berbagi dengan pria lain bahkan terparahnya adalah dengan adikku sendiri. Tak mau cinta Riska terbagi. Riska hanya milikku, itu yang aku mau.Hari ini aku terpaksa berbohong dengan istriku. Alasan bisnis dengan Toni, sahabatku. Alasan untuk survey keluar kota dan harus menginap, hingga aku tak bisa pulang ke rumah.Ya, itu hanya alasanku saja. Agar aku bisa lebih lama memadu kasih dengan Riska. Ada rasa bersalah pada istriku, karena aku membohonginya. Tapi harus bagaimana lagi, berbohong adalah jalan satu -
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part43Salahkah aku jika detik ini sangat membenci suamiku? Salahkah aku jika jari telunjukku ini menudingnya, seakan semua yang terjadi akibat kesalahan suamiku? Ya, meski memang bukan kesalahan mutlak dari suamiku atas kehilangan calon anakku, tetap saja bagiku semua salah suamiku!!!Aku ingin memakinya. Mencercanya dengan seribu kata sebagai ungkapan atas kecewaku. Tapi, aku tak bisa. Tak sudi lagi rasanya berdebat mulut dengannya. Percuma, mungkin baginya kehilangan calon bayi ini hal sepele baginya. Entahlah, tangis tragis di sampingku tadi benar - benar tulus atau sekedar sandiwara saja. Bahasa kalbuku tak bisa memahami lagi ketulusan suamiku.Karena jujur sekarang aku pun tak bisa membedakan mana sikap yang tulus dari suamiku atau sikap sandiwaranya. Mana kejujuran mana kebohongan, semua nampak sama. Semua seperti fatamorgana.Aku ke