Share

18. Benih Cinta Di Hati Adara

"Hai Ra," sapa Irwan ketika bertemu Adara di depan warung Acil.

"Hai, Wan." Adara berjalan berdampingan dengan Irwan menuju parkiran bis karyawan.

"Ntar malam aku boleh main ke kos ngga Ra?" Tanya Irwan.

"Boleh kok Wan," sahut Adara.

"Oke, ntar malam aku ke rumah ya," ucap Irwan senang, Adara mengangguk.

Tiinnn Tiiinnntt.

Sebuah LV putih berhenti di depan Adara dan Irwan, Arya melongok dari kaca. "Dek, naik."

"Wan, sorry aku duluan ya," pamit Adara pada Irwan.

"Iya Ra duluan aja," ucap Irwan raut kecewa tersemat diwajahnya.

Adara melambai pada Irwan sesaat,  LV putih milik Arya melaju meninggalkan Irwan yang menatap kepergian mobil itu dengan tatapan kecewa.

"Centil amat dek, pakai lambai-lambai segala kayak pohon kelapa," sindir Arya.

"Ihh Abang, pagi-pagi udah sewot kayak nenek-nenek," sahut Adara.

"Eh, Bang. Mampir kantin dulu adek mau ambil sarapan," teriak Adara ketika mobil Arya melewati mes PT. BIMA.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status