Share

43. Sabrina

“Kalian pacaran?”

Aku dan Kukuh saling melempar pandangan lalu menunduk bersama. Kami sudah seperti anak muda yang sedang terkena cinta monyet.

Sabia tertawa mengejek. Suasana seperti ini tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Siapa yang menyangka jika sakitnya Papa akan membuat kecanggungan aku dan Sabia sedikit mengikis.

“Gue mau ketemu Papa,” ucapku menghindari tatapan meminta penjelasan dari Sabia.

“Gue juga,” kata Kukuh.

Sabia mengumpat kesal. Kami yang seperti ini seperti anak kecil yang berebut mainan. Senang sekali rasanya, kami tertawa bersama. Suasana rumah sakit padahal sudah sepi karena sudah larut malam.

Tapi bagi kami seolah tak masalah dengan keadaan, tetap tertawa bersama. Hingga kami masuk ke dalam ruangan Papa sedikit tertegun dengan pemandangan di depan mata.

Papa, sedang tertawa bersama Pak Rully. Aku melirik Sabia yang juga menatap tak percaya. Pandai sekali lelak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status