Share

Bab 44

Ibu mertua kembali duduk.

"Sarah adalah sahabatnya Nila, Bu."

"ART baru kita lebih tepatnya." Aku menimbrung.

"Si Sarah? ART baru kita? Dia sahabatnya Nila?"

"Iya Bu, dan namanya ikut tertulis pada surat-surat bukti kejahatan Mila."

Ibu lagi-lagi terperangah dan menggeleng tak percaya.

"Ya Tuhan ... apalagi ini?"

"Ayo Sultan, kita gak bisa nunggu lagi, kita harus pergi ke rumahnya Sarah sekarang juga." Ibu mertua kembali bangkit dan bergegas menuju rumah Sarah.

Aku dan ibu akhirnya mengekor.

Tok tok tok.

Tak ada jawaban.

Ibu mertua mengetuk lebih kencang.

Tok tok tok.

"Iyaaa, tunggu sebentar." Suara seorang perempaun asing kudengar.

Tak lama pintu terbuka.

"Eh Masitah, aku kira siapa, ayo masuk, tumben nih," kata wanita tua seumuran dengan ibu mertuaku.

Kami disuruh masuk lalu duduk di kursi rumahnya.

"Sarah mana, Nah?"

"Sarah ada lagi mandi, bentar lagi selesai kok."

Wanita tua itu yang kuyakini itu adalah ibunya Sarah lalu kembali bangkit dan mengambil air minum untuk kami.

Tak lama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status