"Carine adalah teman SMA aku dulu!" lirihnya agak kaget, dan suaranya hampir terdengar oleh semua orang yang berada di dalam ruangan, tanpa terkecuali oleh Imanuel.
Padahal sebenarnya Bernard ini pernah menaksir Carine ketika dia ditugaskan mengurus software yang ada di kampus di mana Carine mengajar. Bernard percaya akan kekuatan Carine ini, dia memang disegani oleh semua rekan-rekan dosen atau pun dari kedinasan.
'Jadi, pria ini pernah menjadi kekasih Carine?' hati Bernard berbisik, sedangkan matanya menatap Imanuel yang ada di hadapannya.
Sedangkan para penyidik segera melanjutkan menginvestigasi Imanuel dan menahannya hingga penyelidikan selanjutnya. Sementara polisi tidak bisa menangkap Carine karena walikota serta petinggi negara melindunginya. Di sini Carine aman.
***
Carine dan Natalie sedang belanja di pusat perbelanjaan terkenal di kota, mereka sangat akrab. Tiba-tiba Carine menarik lengan Natalie, "Nat, kita
Mendengar ucapan dari orang yang sudah menjadi pendukung mental gadis kecil ini, bibirnya tersenyum merekah. Lalu dia pun berjalan ke depan tempat ibadah, tangannya ditumpukkan dan beberapa saat dirinya sedang bersama Tuhannya.Dari luar gedung Ronald sudah menunggu sambil memandangi photo Marsha, air matanya tak sadar berlinang.Tiba-tiba Ann sudah berdiri persis di sampingnya memperhatikan wajah Ronald, kemudian ke photo yang dipegangnya, mulut mungilnya berbicara, "Marsha sungguh beruntung memiliki ayah seperti Bapak, dan Ann malu mengambil posisinya.""Hey, Ann ... justru Marsha akan sangat bangga jika posisi itu kamu yang menempatinya." Ungkap Ronald sambil membukakan pintu mobilnya, "Ayo, masuk, Kevin sudah menunggu!"Nancy dan Julia baru saja melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba Maria berlari menghampiri, "Aku ikut... please!" rengeknya seperti anak kecil.Ann cekikikan, lalu menarik tangan g
Di dalam ruang sidang, pengesahan adopsi telah usai. Kevin yang berdiri di antara Ronald dan Ann memberikan selamat atasnya. "Bro, setidaknya kamu bisa memperbaiki penyesalan pada Marsha." Tuturnya seraya menuntun mereka ke luar dari ruangan.Sidang adopsi memang tidak serumit sidang kriminal lainnya. Hanya membutuhkan beberapa saksi dan dokumentasi saja.Hati Ann sangat puas dibuatnya seolah dirinya sudah terlepas dari sosok ayah yang dibencinya dari semenjak kecil.Mata Julia memperhatikan wajah anak asuhnya ini, nampak dia seperti sedang memikirkan sesuatu, "Pikiran lagi ke mana, Ann?" sapanya sambil merengkuh bahu mungilnya.Ann membalikkan badannya, "Ann, puas dengan ini! Madam Julia!" jawabnya sambil menatap wajah keriput wanita yang telah membimbingnya dalam segala hal.Mendengar perkataan dari Ann, Julia hanya menghela napas pendek. Dia semakin yakin kalau jiwa Ann sudah dirasuki kebencian.
Degup jantung Natalie berdebar kencang, dia kini merasakan kebimbangan, sementara tangannya mengelus perutnya tanpa membuat kesimpulan. Tiba-tiba Carine menghampiri dari belakang, "Nat, kamu masih muda untuk menyia-nyiakan usiamu!Percayalah perkataanku," Carine meyakinkan."...ayo kita pulang...aku kasih kamu waktu semalam untuk berpikir!" ajak Carine menambahkan.Tidak ada pilihan kendati masih dalam keadaan bingung, tidak seimbang dan resah. Natalie melangkah mengikuti Carine yang sudah berjalan terlebih dahulu ke mobilnya. Tiba-tiba Sabela mendekat ke arah Natalie, "Kamu harus ikuti kata hati,atau kamu akan menyesal!" bisiknya. Natalie hanya menoleh disertai anggukan.Tidak begitu lama, Natalie dan Carine sudah berada di depan parkiran rumahnya. Natalie langsung masuk ke dalam kamar begitu saja, sedangkan Carine mengerti apa yang dirasakannya. Namun dirinya seolah sedang menikmati kegalauannya itu, dia hanya mengulas senyuman sinis sambil melangkah ke anak ta
Setelah itu Juan kembali ke rumah dengan senyuman penuh kepuasan. Ya, Juan hanya tersenyum di saat pikirannya pada sosok Ann yang dia temui pertama kali di ladang milik pamannya beberapa tahun lalu.Sosok Juan yang dingin dan serius, disebabkan oleh ajaran disiplin dari semenjak dia bayi. Erick Monterra dan Catherine adalah sosok keluarga yang sangat sempurna. Mereka benar-benar merencanakan dari pertama kali hendak memiliki anak, bukan hanya itu saja penerapan pola pikir pun disesuaikan oleh keinginan mereka berdua. Hingga akhirnya terbentuknya jati diri Juan Derriel seperti sekarang, dia tidak banyak berbicara. Apalagi melakukan sesuatu harus dengan waktu yang tepat, terlebih lagi dia tidak ke luar dari rumah untuk hal yang tidak penting. Ditambah Erick selalu memantau gerak-gerik anaknya dengan memasang mindset dalam dirinya, 'Selama kamu membuang-buang waktu percuma, kamu tidak akan menjadi apa-apa!'***Di dalam apartemen lantai lima belas ini Ann sedang me
Sore hari pukul 17: 37 Ann sudah berada di airport diantar oleh orang-orang yang menyayanginya termasuk Julia, Nancy dan tidak ketinggalan Maria kendati dia pernah membuat Ann tersiksa oleh perbuatannya.Melihat gadis belia ini akan pergi meninggalkan Selandia Baru untuk mencapai cita-citanya, Maria tiba-tiba datang menghampiri lalu meraih jemari Ann. "Ann, tidak ada kata-kata lain selain kamu pasti menjadi anak sukses. Maafkan aku, maafkan ayahmu dan kakakmu Natalie!" ucapnya membuat Ann sedikit agak terkejut.Maria berbicara kembali, "Suster pernah berbuat jahat padamu, Ann! Tapi, kamu sabar menghadapinya! Maka perlakuanlah hal serupa untuk mereka!"Ann tidak bereaksi apa pun, selain mengelus halus punggung gemuk tangan Maria. Lalu melangkah ke arah Antonio selaku pendamping dari sekolah The Youth sampai Ann ke Jerman.Ronald memeluk tubuh Ann untuk yang kesekian kalinya. "Jaga diri di sana!" bisiknya.Ann mengangguk lalu
Ann menghampiri Rania, dengan cepat mengambil buku yang ada di tangannya. Kemudian dia membuka lembar per lembar buku tersebut dan membaca paragraf demi paragraf tanpa ada yang terlewati, 'Ini tulisanku!' hati Ann berbicara."Juan Derriel?" ucap Ann sambil mengelus halus sampul buku yang dicetak glossy mate ini.Ann tersenyum melihat ilustrasi sampul buku yang persis dirinya ketika di ladang dan sedang berlari karena mendengar suara minta tolong yang berasal dari rumahnya.Sylvie mengelus pundak Ann sambil bertanya, "Artinya kamu sudah menerbitkan buku?"Ann tidak menjawab pertanyaan dari Sylvie dia segera menulis alamat perpustakaan Stockholm yang menerbitkan buku tersebut dan bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.Perjalanan yang lumayan melelahkan kalaupun hanya 200 meter jarak antara asrama ke perpustakaan ini. Karena Ann ke sana dengan berlari.Tepat di depan bangunan persegi panjang dengan halaman park
Zayn masih bergeming dengan posisi menghadap ke arah pintu lift.Melihat itu Natalie tersenyum agak keheranan, dengan cepat tangannya menarik lengan dokter tampan ini agar masuk ke dalam lift yang saat ini berposisi terbuka karena ditahan oleh kakinya. "Masuk dulu aja! Natalie buat cake chocolate loh!" ajaknya.Zayn masuk ke dalam lift dalam keadaan masih terpaku, walau inilah yang sebenarnya dia inginkan. Matanya melirik ke arah Natalie yang berdiri di sebelahnya.Pintu lift terbuka.Tetapi Zayn masih saja berdiri, entah kenapa dia canggung dan tidak selincah juga seberani seperti sedang menangani pasiennya."Dokter ini kenapa?" ucap Natalie sambil menggenggam jemarinya lalu menarik ke luar dari lift. Kemudian dia masuk ke dalam apartemen."Duduklah dokter, suka espresso? Atau Natalie buatkan yang lain?" tanya Natalie sambil menatap ke arah wajah kikuk Zayn.Zayn menjawab datar, "Espresso wit
Ronald tidak menjawabnya tapi malah pergi ke dalam kamarnya. Lalu kembali dengan memberikan satu map berwarna coklat. "Aku tidak ada maksud untuk mempermalukan atau menghindar. Hanya saja tidak ingin kita menikah, namun perasaan dan pikiranku pada orang lain," jelas Ronald.Reina tidak mengambil map tersebut, dia masih tidak percaya dengan yang Ronald tuturkan. Spontan dia duduk di atas kursi kecil yang ada di dekatnya.Ronald mengerti dan memahami kalau diri Reina sedikit agak kecewa dan semua karena ulahnya. Maka sebagai gantinya adalah seperempat aset miliknya diberikan pada Reina."Kalau kamu mau tetap di sini, nanti jangan lupa taruh kunci rumah di tempat semula! Jangan lupa bawa map itu!" ucap Ronald sambil ke luar dari apartemennya.Setengah jam Reina termangu dan bergeming. Dia pun mulai menggerakkan tangan mengambil map yang ada atas meja di depannya lalu membukanya. Di dalamnya ada surat tanah dan satu buah tabungan