Menatap Felix tidak percaya atas apa yang baru saja didengar dan ekspresinya tampak santai saat mengatakan hal tersebut, Wijaya hanya bisa menggelengkan kepala karena meski dirinya tidak dekat dengan Elok yang notabene adalah adiknya beda ibu dan baru bertemu hanya dalam hitungan jari tetap saja tidak masuk akal bagaimana bisa ayah mereka melakukan hal gila seperti itu.
“Semua terjadi secara kebetulan dimana saat itu ada lowongan sebagai sekretaris dan kita tidak prediksi sama sekali jika diterima, jadinya dengan Elok berada disana bisa membuat kita tahu apa yang direncanakan mereka.”
“Bekerja sama siapa dia?” menatap tajam pada Felix.
“Sonny dan tenang saja Elok tidak memasukkan nama ayah disana karena dia memiliki dua akta yang ada nama ayah dan tidak, Elok ingin bekerja tanpa orang tahu siapa dia sebenarnya.”
“Lantas apa yang akan Elok lakukan?” Muklis membuka suara saat kedua pria tersebut saling menatap
Rencana mereka untuk menguatkan perusahaan masing – masing dan juga kerjasama diantara mereka berjalan lancar, gangguan Bian atau Sonny tidak terdengar sampai detik ini. Tahun berganti dimana hubungan Wijaya dengan Vita tidak banyak mengalami perubahan dimana tetap sama seperti dahulu, hal yang membedakan adalah dimana tepat saat Via berusia tiga tahun dan Devan empat tahun berita membahagiakan datang yaitu Vita tengah mengandung anak mereka.Kehamilan Vita disambut banyak orang termasuk sahabat – sahabatnya yang sangat senang dengan keadaan Vita saat ini terutama Mira yang tidak bisa hamil kembali karena kesehatan Regan yang tidak cukup baik, namun tetap saja bersyukur pasalnya Regan masih berada bersama semua. Yuta sendiri sudah menikah dengan Fenny dan masih setia menjadi orang kepercayaan Austin, sedangkan Austin sendiri sudah resmi bercerai dimana sang istri tidak lama kemudian menikah dengan ayah dari bayinya yang tidak lain adalah Sonny. Keadaan Austin send
Mentari atau Tari memberi warna berbeda pada rumah tangga Wijaya dan Vita dimana mereka tampak bahagia dengan begitu anak dengan jenis kelamin berbeda sudah mereka dapatkan, Wijaya sedikit bersyukur karena perhatian Vita pada Via tidak berkurang bahkan tetap sama seperti sebelumnya.Saat ini mereka sudah duduk dibangku putih abu – abu kecuali Tari yang masih berseragam putih biru, Devan pria satu – satunya adalah penjaga bagi kedua adiknya dan juga Tina. Devan menjadi pria protektif dan posesif jika sudah berhubungan dengan ketiga perempuan tersebut membuat sering bertengkar dengan Via.Wijaya sendiri sudah kehilangan kedua sahabatnya dimana yang pertama pergi terlebih dahulu adalah Austin, dirinya hanya bisa bertahan hingga Tari duduk di bangku sekolah dasar dan selalu menjadi paman kesayangan bagi putrinya tersebut dan itu sangat berdampak pada kehidupan Tari yang selalu menangis ketika teman – teman Wijaya datang tapi tidak menemukan Austin. Mereka
Kejadian mengejutkan membuat kami semua tidak habis pikir dengan apa yang Devan lakukan pada Tina dimana mereka melakukan hubungan terlarang didalam kamar Devan dan yang menemukan adalah Via, kedua remaja beda jenis kelamin ini hanya diam menunduk tapi Tina masih tampak shock atas apa yang terjadi.“Kalian melakukan karena habis pesta?” Regan menatap tajam pada Devan yang hanya diam “lantas apa yang harus dilakukan saat ini?”Devan menatap keempat orang tua yang membesarkan dirinya selama ini, pandangannya mengarah pada orang tuanya yang memandang kecewa pada dirinya. Menghembuskan nafas pelan karena semua terjadi secara tidak sengaja dimana dirinya meminta Tina untuk menemani dirinya dan ternyata dalam keadaan mabuk ditambah ada yang memberikan minuman pada Tina dimana telah terisi obat perangsang.“Aku akan menikahi Tina”Hal yang tidak diduga adalah reaksi dari wanita – wanita tua tersebut yang langsung berpelu
Pernikahan Devan dilaksanakan di rumah sakit karena kondisi Regan yang tidak memungkinkan, Wijaya baru menyadari saat sahabatnya tersebut jatuh kembali dimana tidak pernah mengatakan apa pun pada dirinya atau Vita. Suasana penuh haru terjadi didalam kamar dimana saat Regan melihat putri tercintanya menikah, semua keluar dari ruangan memberikan ruang pada mereka saling berbicara. Wijaya menarik Vita kedalam pelukan ditempat lain terlihat Yuta melakukan hal yang sama pada Fenny, sedangkan Lila berbicara dengan Via dan Tari untuk mengalihkan perhatian pada kondisi saat ini.“Papa diminta untuk masuk” suara Tina membuat mereka menatapnya “papa dan Om Yuta diminta buat masuk”Wijaya dan Yuta saling berpandangan satu sama lain dengan segera melepaskan pelukan pada istri masing – masing untuk masuk kedalam, didalam tampak Regan menggenggam tangan Mira erat sedangkan Devan hanya diam disalah satu sudut ruangan. Wijaya dan Yuta berjalan mendekat di
Pesta perusahaan sudah diadakan dalam waktu yang cukup lama dan menjadi tradisi dari perusahaan yang Wijaya pimpin, tidak setiap tahun tapi setidaknya di angka – angka tertentu mereka pasti akan mengatakannya. Biasanya di acara seperti ini Wijaya akan bertemu dengan Bobby tapi sayangnya kali ini tidak bisa karena Bobby telah pergi untuk selama – lamanya, beberapa bulan setelah kepergian Regan dan cukup membuat Wijaya dan Yuta bingung karena banyak yang harus dipegang. “Pestanya sudah sampai sejauh mana?” menatap Muklis yang menatap catatan yang sedang dipegangnya. Muklis sebenarnya tidak sendiri karena Lila sudah mulai berada di kantor ini sejak Regan meninggal dunia, meski Lila anak Yuta tetap saja proses untuk masuk sesuai dengan proses yang ada dan berakhir dengan berada di posisi menggantikan Muklis. Devan sendiri sudah mulai bekerja tapi tidak di bagian yang dekat dengan Wijaya melainkan berada di bagian marketing, awalnya Devan protes tapi Vita dan Wijaya meyak
Acara yang dinantikan terjadi dimana semua keluarga sudah bersiap dengan acara perusahaan ini, bicara mengenai Elok yang merupakan satu – satunya keluarga Wijaya dimana memutuskan menikah dengan sahabatnya dan mereka sudah menjadi orang asing semenjak kedua orang tua mereka meninggal.“Ayo berangkat” suara Devan membuyarkan lamunan Wijaya.Mereka berangkat dengan sopir yang berada dalam mobil berbeda, pesta ulang tahun perusahaan dimana atas saran Yuta mereka mengundang orang yang berpotensi menjatuhkan perusahaan mereka selama ini. Sonny dan Bian akan diundang dalam acara ini dan Wijaya ingin melihat bagaimana keluarga dari mereka berdua dengan begitu bisa melakukan strategi mengenai apa yang akan dilakukan nanti.Muklis dan Bima mengenalkan saat tiba – tiba ada yang menyalami mereka yang hanya dijawab anggukan dan senyuman dari Wijaya, Bima adalah karyawan baru yang sangat cepat perkembangannya membuat Wijaya memutuskan untuk langsung m
Mengalihkan perhatian dengan sesuatu hal lain karena semenjak kejadian dirinya mencium Vita sang istri bayang – bayang Tania yang sedang menatapnya tidak pernah hilang sama sekali, dirinya bodoh seharusnya tidak terbawa suasana sama sekali. Ketukan pintu membuat Wijaya menatap sang sumber dimana ada Muklis yang masuk dengan wajah pucatnya membuat Wijaya bersiap diri atas berita negatif, mendengar berita yang Muklis berikan dalam waktu singkat Wijaya langsung keluar ruangan dimana Lila berdiri untuk ikut dengannya yang hanya dijawab anggukan.Berjalan tergesa menuju rumah sakit yang ramai dan menurut perawat jika mereka berada di dalam ruang operasi, sampai disana dengan pemandangan awal adalah kedua putrinya menangis serta Fenny tampak diam yang langsung didatangi Lila dan memeluknya erat sedangkan Devan menenangkan Tina. Kedatangan Wijaya langsung diserbu oleh kedua putrinya dengan menangis keras, Wijaya hanya bisa menepuk punggung putrinya pelan dan jika sudah begini
Wijaya menatap Tania yang duduk disampingnya dimana tampak dirinya baik – baik saja membuat sedikit bertanya dalam hati untuk apa gadis ini dirumah sakit, melihat lekuk tubuh gadis kecil ini membuat Wijaya seketika tidak nyaman dimana sesuatu yang asing bangkit membuat dirinya harus bisa menahan diri serta jantungnya yang berdetak semakin kencang.“Kamu ada perlu apa disini?” setelah bisa mengatasi diri mencoba untuk berbasa – basi.Tania tersenyum “habis suntik yang buat syarat nikah itu loh, Om” Wijaya mengangguk paham “aku tinggal dulu jangan sedih lagi”Wijaya mengikuti langkah kaki Tania dimana langkah itu mengarah pada sosok pria yang ditemuinya pada saat pesta perusahaan, pria yang tidak baik untuk gadisnya dan rasanya Wijaya ingin menarik wanita itu untuk menjauh dari lelaki tersebut.Ruangan terbuka tidak lama kemudian membuat Wijaya melangkah kearah dokter yang wajahnya tampak kusut dan itu m