Kami bertiga panik berada di dalam pesawat ini. Ternyata benda ini semakin naik ketinggiannya. Sialnya Zandila sudah pingsan. Aku baru tahu kalau dia ternyata takut eh mungkin lebih tepatnya phobia. Dova nampak ragu mau menekan tombol yang mana."Ee... mungkin yang ini!""Pesawat ini mulai turun, kurasa tombolnya benar!""PENDARATAN DILAKUKAN!"Saat kupastikan benda ini sudah berada diatas tanah lagi, aku dan Dova mulai berlari ke arah pintu. Ternyata tidak memakai sistem otomatis dan kami harus membukanya dengan menekan tombol biru disampingnya."Kalian bisa menerbangkannya tadi, luar bisa! Lalu dimana Zandila?""Eh, itu dia...."Dova menunjuk ke arah pintu pesawat bernama SKYLAR ini. Nampak Zandila keluar sambil mengusap kepalanya. Cepat sekali dia tersadar! Dia sedikit bertanya tentang apa yang baru saja terjadi padaku dan Dova."Ya, kau pingsan tadi! Kenapa tidak bilang kalau takut pada ketinggian?""Mana aku tahu kalau pesawatnya masih berfungsi?""Tapi naik Pentarec kau tidak apa
Kalhuaros mencium sesuatu mencurigakan dari padang rumput yang menjadi perbatasan area, antara Dome dan pemukiman suku ini. Ia meminta pada kepala suku untuk mengadakan penjagaan disekitar wilayah perbatasan itu."Rex dan Rou adalah prajurit terbaik disini, biarkan saja mereka pergi.""Apa saya perlu ikut dengan mereka, Kalhuaros?""Tidak! Berjagalah di area sekitar, Zandila. Ada yang lain seperti Artemis dan Dova. Mereka juga bisa diandalkan untuk menggunakan senjata modern."Aku hanya terdiam melihat keduanya yang serius membicarakan masalah keamanan. Rasanya aku menjadi biang kerok dari semua ini. Mungkin seharusnya aku tak berada disini, agar tidak terjadi hal semacam ini."Tony pasti mencari adikmu Serenada! Dia tidak akan mencarimu karena kau bukan targetnya.""Memang apa perbedaan saya dan Serenada, Kalhuaros?""Aku mencurigai sesuatu dari Tony, ada yang mau dia manfaatkan dari tubuh Serenada."Zandila terkejut mendengar perkataan lelaki tua itu. Sama, begitupun denganku. Tetapi
Setidaknya tembakan laser itu sudah membuat beberapa robot milik Tony Rodgers hancur. Ternyata Dova tidak sendirian! Ada Rex dan Rou yang datang dan dengan lincahnya menggerakkan Pentarec milik mereka sambil menembakkan laser. Dova mengeluarkan senjatanya yang bisa menembakkan rudal mini dan mengunci sasarannya."Dova, sialan! Tidak akan kumaafkan! Aargh...!""Syuuut...!""Dhuaaar...!"Aku senang melihat Max terpental jauh. Tunggu dulu! Seharusnya dia terjatuh, tapi kemana badannya? Ah, sudahlah! Itu tidak penting untuk dibahas."Dova, lepaskan ikatan kami!""Diamlah, Artemis! Jangan banyak gerak ya!"Satu per satu ikatan Tali Magnetic Stripe kami terlepas. Dova menembak dengan senjata lasernya. Baru kutahu ternyata ini mudah dilepas dengan satu tembakan laser saja. Kudengar suara bising saling menembak antara Rex, Rou dan Tony Rodgers. Novan membawa Kalhuaros dulu masuk lagi ke dalam rumahnya. Vaxia mengikutinya dari belakang."Kita tidak punya banyak waktu! Mana Pentarec milikmu? Bia
Tak pernah kutahu lagi bagaimana kondisi diluar sana. Menurut kabar dari Rex dan Rou, mereka yang mati dalam penyerangan kemarin telah dikuburkan. Aku tak bisa pergi dari rumah Kalhuaros, tubuhku masih sangat lemah. Sekalinya berjalan pun hanya sampai ke toilet lalu kembali lagi ke kamar."Kekuatanmu masih belum terkendali, Artemis.""Apa ayahku dulu seperti itu juga, Kalhuaros?""Tidak juga! Dia masih bisa mengendalikannya, kurasa ini ada hubungannya dengan perkataan Max waktu itu."Menghalangi kekuatanku dengan cara apa? Otakku masih belum bisa menangkap maksudnya. Kalhuaros tak memintaku untuk memikirkan hal itu. Hanya menyuruhku untuk istirahat kembali. Sebenarnya aku bosan berada di kamar ini. Tapi untuk bergerak saja, rasanya lemas sekali dan berulang kali nyaris terjatuh."Halo, Artemis! Bagaimana kondisi badanmu?""Sudah lebih baik, Zandila!"Kalhuaros menyuruhnya untuk pergi lagi dan meninggalkan saja apa yang dia bawa. Namun laki-laki bertubuh tegap dan besar itu tak mau. Dia
"Aku tidak bisa memberikan lebih untuk pesawat SKYLAR ini, setidaknya sudah ada beberapa penambahan untuk sistem operasinya. Oh ya, aku juga baru tahu kalau ternyata ini bisa digunakan untuk menyelam juga!""Kalau untuk berjalan di darat saja, seperti kendaraan jaman dulu menggunakan roda bagaimana?""Tidak ada roda disini! Fungsi itu juga tak kutemukan sama sekali. Hanya bisa untuk terbang dan menyelam di kedalaman dengan batas tertentu."Aku hanya mengangguk saja mendengar penjelasan Dova. Berarti untuk ukuran jaman dulu, pesawat ini sudah terhitung canggih. Sebenarnya yang membuatku takjub adalah benda ini masih utuh meski sudah puluhan tahun lamanya."Sistem AI-nya sudah kuperbaharui. Selain itu ada mode perintah suara, tapi kendali manual tetap bisa digunakan.""Kecepatannya tetap lambat ya! Karena hanya mengandalkan energi dari panel surya saja.""Yaa... seperti layaknya pesawat komersil jaman dulu. Tapi aku sudah menambahkan mode Warp. Cara kerjanya sama seperti alat Black Hole
Aku masih memikirkan kata-kata Kalhuaros. Malam ini sebenarnya adalah waktu yang tepat. Novan dan Dova sudah tertidur saat aku keluar rumah tadi. Hanya ada aku dan Serenada di tempat yang sama seperti dulu."Aku minta maaf kalau selama ini selalu jadi laki-laki yang kurang peka padamu, Serenada.""Huh! Akhirnya kau mau mengakuinya juga, Artemis.""Kenapa jawabanmu begitu, bisa lebih lembut sedikit nadanya?""Akhirnya kau mau mengakuinya juga, Artemis.""Kenapa sekarang jadi seperti ada slow motionnya begitu? Aku jijik!""Lalu aku harus bagaimana sih? Ini sudah asli dari dulu aku juga begitu!"Ya, sudahlah! Susah meminta Serenada agar dia bisa lebih lembut sedikit seperti perempuan lainnya. Eh, dia malah kesal sekarang. Kedua tangannya dilipat diatas dadanya."Terus maunya aku harus bagaimana sekarang?"Kata-kata Serenada yang satu ini membuat moodku jadi hilang untuk mengatakan hal itu. Rasanya kedua kakiku ingin melangkah pergi saja dari sini. Untungnya bisa aku tahan supaya tetap ber
Novan sudah memutuskan dia tidak akan ikut. Kurasa dia sudah nyaman berada disini. Mungkin juga Vaxia menjadi alasan kuatnya untuk menetap disini selamanya. Robot pribadiku W115 tentu saja ikut kubawa. Dia penting untuk ditempatkan dalam bagian dapur. Rex dan Rou sudah pernah bilang tak akan mau ikut, karena ini adalah tanah kelahiran mereka. Bagaimana dengan Zandila?"Kurasa aku juga tidak bisa, Artemis! Janjiku seumur hidup akan menjaga Kalhuaros karena dia sudah berjasa mengobati ibuku dulu.""Tidak masalah, Zandila! Aku hanya menawarkan saja.""Berjanjilah padaku, Artemis! Jaga baik-baik Serenada, jangan sampai ayahku bisa mendapatkannya lagi!"Aku mengangguk dengan mantap padanya. Zandila menepuk pundakku untuk terakhir kalinya. Baru ia pergi meninggalkanku sambil melambaikan tangannya, entah dia mau kemana. Rex menghampiriku sebelum naik ke SKYLAR."Hei, Artemis! Mungkin kau belum tahu bahwa ada air yang rasanya asin dan itu berasal dari tempat bernama laut. Jika kau butuh air be
"Astaga! Tempat apa ini, Dova?""Menurut peta satelit inilah lokasi El Savannah. Tapi aku tidak lihat apapun disini. Hanya ada tempat kosong, sebentar aku cari tahu dulu. Ah, ini namanya padang pasir!""Jadi, semua yang ada disini adalah pasir?"Baru kali ini aku tahu di Bumi ada hamparan pasir luas. Tak pernah kupelajari sebelumnya didalam Dome. Kami bingung mau mengarah kemana karena semua yang ada disini rasanya sama saja!"Lihat, ada sesuatu didepan sana!"Aku mengarahkan SKYLAR agar terus melaju ke depan, tapi tak menemukan apapun. Rasanya kesal dengan Serenada yang sudah berkata begitu."Kau padahal baru saja makan, apa sekarang matamu butuh kacamata?""Aku melihat pantulan sesuatu, Artemis! Ayolah, mataku masih normal!""Sepertinya Artemis yang butuh makan dulu. Sudah, ambil saja makananmu tadi yang kau simpan.""Lalu kendalinya bagaimana?""SKYLAR, aktifkan kendali otomatis!""SISTEM KENDALI OTOMATIS DIAKTIFKAN!"Akhirnya bisa makan juga! Memang rasanya buatku kesal kalau belum