Jasper menyadari respons tegang Selena, jadi dia segera menarik tangannya kembali. "Maaf, tadi ada terlalu banyak orang di sekitarmu."Selena pun langsung melangkah mundur untuk menjaga jarak dengan Jasper. "Iya, nggak masalah, Tuan Jasper. Silakan ladeni para tamunya, nggak usah memikirkanku.""Kalau gitu, kamu juga hati-hati ya. Kalau ada apa-apa, langsung cari aku," kata Jasper sambil menatap Selena dengan saksama sebelum beranjak pergi.Jasper menggerak-gerakkan jemarinya. Ternyata kulit wanita sehalus dan semulus itu?Rasanya ada seperti kobaran api yang mendadak muncul dalam diri Jasper.Semua orang pun akhirnya duduk, kira-kira total yang datang hari ini ada sekitar 30 orang. Mereka semua saling mengobrol dengan gaya yang berkelas.Beberapa dari mereka juga menyapa Rudy, lalu langsung duduk.Mira yang berada di samping Rudy pun selalu menunjukkan senyuman yang terlihat lembut dan ramah.Selena juga tidak mungkin menyadari sifatnya yang sebenarnya jika bukan karena insiden dengan
"Vanessa sudah merawatku cukup lama waktu kami tinggal bareng, jadi aku tahu kebiasannya," sahut Harvey sambil tersenyum dengan sinis.Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan jawaban Harvey. Hanya saja, Jasper salah fokus dengan istilah "tinggal bareng" yang Harvey gunakan.Setelah berkata seperti itu, Harvey pun mengalihkan pandangannya seolah-olah dia tidak habis bicara.Selena juga berusaha untuk tidak mengajak Harvey bicara karena tidak mau sampai menarik perhatian orang lain.Bagaimanapun juga, level acara ini sudah setara seperti jamuan negara. Suasana di dalam aula sangat tenang, yang terdengar hanyalah lantunan musik.Selena menatap setiap hidangan yang secantik karya seni. Bahkan sayur sawi rebus saja dibentuk menyerupai bunga.Setelah makan malam, Rudy meninggalkan aula dengan mengatakan akan membiarkan yang muda-muda saling berinteraksi.Sudah dapat dipastikan acara malam ini adalah sebuah kencan buta besar-besaran. Mira pun menatap Jasper. Para tamu wanita yang diundang ada
Selena mengerutkan kening dan menatap Harvey dengan kesal. Kenapa dia begitu gila?Harvey juga tidak banyak bicara. Dia duduk di samping Selena.Michelle mendekat dan menatap Harvey dengan penuh harap. "Kak Owen, bisa nggak kamu nanti menjadi pasangan dansaku?""Nggak bisa. Aku sudah menemukan pasangan dansa." Harvey menunjuk ke arah Selena.Raut wajah Michelle langsung berubah. "Dia?""Memangnya kenapa kalau dia?" Harvey menoleh ke arah Selena. "Vanessa, ayo kita berdansa!""Oke."Harvey berdiri. Satu tangannya di belakang punggung dan tangan yang lainnya dia ulurkan ke arah Selena dengan isyarat mengundang. Benar-benar sikap seorang pria sejati.Selena menempelkan ujung jarinya di telapak tangan Harvey. Tangan yang besar itu bagaikan bungan yang menguncup dan membungkus tangan Selena dengan lembut.Di balik topeng, wajah mungil Selena itu agak tersipu. Seakan-akan, ini pertama kalinya mereka berdansa.Harvey memeluk pinggang Selena secara terang-terangan. Sementara Selena sendiri ber
Melihat putra-putrinya sendiri berdansa, Mira pun merasa marah setengah mati.Jelas-jelas dia sendiri yang mengatur pesta kencan buta khusus untuk mereka. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang membuatnya puas. Sepertinya hanya Mira sendiri yang mampu menyelesaikannya.Setelah lagu berakhir, Harvey melepaskan Selena dengan enggan. Mira berjalan menghampiri mereka berdua. "Aku benar-benar berterima kasih pada kalian, Harvey dan Vanessa. Kali ini, Rudy bisa lolos dari kematian. Aku bersulang untuk kalian berdua.""Ini memang sudah seharusnya kulakukan, Nyonya. Membantu guru yang berjasa adalah tugasku sebagai murid.""Kamu ini terlalu merendahkan diri. Bagaimanapun, kalian harus meminum bir ini."Mira memberi isyarat kepada pelayan. Pelayan itu datang membawakan tiga gelas bir. Mira mengambil gelas pertama. Mereka berdua tidak punya pilihan selain mengambil dua gelas yang tersisa."Ayo, Vanessa. Sebelumnya, putriku punya masalah denganmu. Semua itu kesalahanku sebagai Ibu yang terlal
Harvey tahu persis apa yang ingin dilakukan oleh Michelle. Dia sudah bisa menebaknya dari bir yang diberikan Mira kepadanya.Cih.Harvey mencibir di dalam hati. Cara ini sederhana, tetapi sangat efektif. Namun, Harvey tidak bisa menyangkal jika dia merasa jika Mira ini adalah orang yang tidak tahu malu. Dengan status yang dimilikinya, Mira berani melakukan hal semacam itu.Mira punya rencana sendiri. Begitu pula dengan Harvey.Setelah mengikuti Michelle setengah jalan, Harvey tiba-tiba saja berhenti. Michelle buru-buru menoleh ke arahnya. "Ada apa?""Kayaknya ponselku jatuh di sofa di sebelah sana. Kembalilah dulu ke kamar. Aku akan menyusulmu nanti."Michelle jelas tidak mau. "Bagaimana kalau kamu nggak menyusul nanti?"Harvey balik bertanya, "Kamu punya petunjuk tentang Seli. Menurutmu, apa mungkin bagiku untuk nggak menyusulmu? Seli itu segalanya bagiku."Meskipun Michelle merasa agak sedih di dalam hati saat mendengar Harvey berkata seperti itu, dia tetap merasa agak tenang setelah
Selena kembali ke kamarnya terlebih dahulu. Begitu sampai, dia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Selain itu, entah kenapa perut bagian bawahnya terasa panas dan aneh.Mungkinkah ada yang memberinya obat?Setelah memikirkannya, satu-satunya hal yang bermasalah adalah bir yang diberikan oleh Mira. Namun, Selena tidak pernah menyangka jika seseorang dengan status seperti Mira akan tega melakukan hal yang kotor seperti ini.Tampaknya, demi bisa membuat Michelle menikah dengan Harvey, mereka sama sekali tidak peduli dengan kehormatan yang mereka miliki.Selena mengisi bak mandi dengan air dan merendam tubuhnya di dalam air. Dia berharap dapat menghilangkan kegelisahan di dalam hatinya.Entah karena airnya yang panas atau bukan, Selena malah makin merasa panas saat berendam. Selena mengenakan jubah mandinya dan berdiri. Tampaknya, dia harus memberikan suntikan pada dirinya sendiri.Memikirkan bir yang disajikan untuknya dan Harvey, Mira mengambil gelas pertama. Gelas itu pasti tid
Jasper masih saja tidak berubah. "Kamu yakin, kamu baik-baik saja?""Tuan Jasper, aku ini seorang dokter. Aku sangat paham akan kondisi tubuhku sendiri. Terima kasih atas perhatianmu. Cuaca dingin dan berembun. Sebaiknya Tuan Jasper kembali saja."Mendengar suara langkah kaki yang makin menjauh, Harvey pun bersandar di leher Selena dan berkata, "Jasper menyukaimu."Sebagai teman yang sudah melalui banyak hal bersama, Jasper telah menunjukkan ketertarikannya pada Selena.Meskipun Selena merasa kemungkinan ini tidak terlalu besar, dia juga merasa jika Jasper terlalu perhatian padanya. Apakah perhatian ini karena perasaan atau karena terima kasih, Selena tidak mengetahuinya saat ini."Jangan berpikiran buruk pada orang lain."Harvey membungkuk dan membopong Selena, lalu membaringkannya di atas tempat tidur. "Kamu masih terlalu naif, Seli. Nggak ada kebaikan tanpa sebab di dunia ini. Terutama ketika seorang pria begitu perhatian kepada seorang wanita. Selain cinta, nggak ada alasan lain di
Untungnya tubuh Rudy belum pulih, sehingga tamparannya tidak terlalu keras. Namun, langsung terlihat bekas lima jari di wajah Mira."Kamu memukulku? Kamu berani memukulku? Aku melakukan ini semua untuk siapa, kalau bukan untukmu?"Mira menangis dengan sedih. "Aku tahu kalau orang yang kamu sukai selama ini adalah Harvey. Dulu, kamu juga takut kalau Harvey akan menjadi satu-satunya yang terhebat dan anak kita akan tertinggal jauh darinya. Itu sebabnya, kamu mempromosikan Hayden. Selama bertahun-tahun ini, aku tahu perasaanmu terhadap Harvey. Kalau bisa menjadikannya menantu kita, semua masalah akan teratasi. Aku melakukannya bukan hanya untuk kepentingan pribadi Michelle, aku melakukannya untuk keluarga kita, untuk kedua keluarga, dan terutama untuk kepentingan generasi mendatang!""Tapi kamu ... nggak seharusnya kamu menggunakan cara yang nggak pantas seperti ini. Apa yang akan dia pikirkan tentang kita nanti?""Bagaimana bisa dia memandang rendah pada kita? Kita sudah memberikan anak