Setelah menjalani perjalanan satu hari satu malam, Selena bersandar dan beristirahat di bawah pohon besar.Jika dibandingkan dengan negara kaya lainnya, keadaan negara yang terletak di balik gunung ini terlihat sangat menyedihkan.Selama beberapa tahun ini, Selena pernah mengunjungi banyak tempat. Dia pernah melihat berbagai pemandangan, melihat orang-orang yang hidup dengan bahagia dan juga pernah melihat anak-anak yang kehilangan tempat tinggal karena perang.Selena selalu berusaha menolong orang di waktu luangnya. Dia mengirimkan bantuan di tempat terjadinya bencana, menyumbang sekolah bagi anak-anak tidak mampu, mendirikan organisasi untuk menyelamatkan para wanita malang dan mendirikan panti jompo bagi para orang tua yang tidak memiliki sanak saudara.Ketika Selena melihat situasi bencana di depan matanya, dia merasa sangat kasihan. Namun, bagaimanapun Selena hanya seorang diri, dia tidak mungkin bisa membantu semua orang yang ada dunia ini sendirian."Jelas-jelas kamu melakukan p
Selena melihat pesawat Negara Arama dengan perasaan khawatir. Meskipun dia tidak tahu siapa yang ada di dalam pesawat itu, dia juga tidak ingin warga negaranya sendiri mengalami luka.Ketika kedua pesawat itu jatuh, Selena bergegas lari ke arah jatuhnya pesawat itu.Yohan berkata dengan nada riang, "Menurutmu apa mungkin Markus mati dalam kecelakaan ini? Jika memang benar demikian, kita tidak perlu capek-capek membunuhnya lagi."Ketika Yohan melihat Selena sedang melamun, Yohan kembali bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?""Tidak ada apa-apa."Selena sama sekali tidak berani bersikap ragu. Dia bergegas berlari ke arah jatuhnya pesawat. Tidak lama kemudian, Selena melihat ada sebuah parasut bergantung di atas pohon.Siapa itu? Apa orang itu adalah Markus atau orang dari Negara Arama?Tidak peduli siapa pun itu, Selena tetap berlari sekuat tenaga ke arah tempat itu.Sepertinya orang itu jatuh ke atas dahan pohon setelah melakukan pendaratan darurat. Namun, saat ini langit sudah mala
Selena bergegas meninggalkan tempat setelah melihat para anggota Harvey mulai memanjat pohon.Pantas saja Harvey nekat melakukan hal ini, ternyata semuanya ini ada hubungannya dengan Kavin. Bagaimanapun, Kavin adalah orang yang terpenting bagi Harvey.Ketika Selena mengetahui bahwa Markuslah pembunuh Kavin, tatapan mata Selena berubah semakin mendingin dan rasa benci terhadap Markus semakin mendalam.Saat ini, Yohan masih belum menghubunginya, kelihatannya Yohan masih belum menemukan Markus.Selena bergegas mempercepat langkah kakinya karena selain mereka berdua, masih ada orang dari negara lain yang mencari Markus juga.Selena dengan cepat menganalisa letak posisi jatuhnya pesawat kedua orang itu. Berdasarkan letak posisi jatuhnya Harvey, Selena kira-kira bisa menebak letak posisi jatuhnya Markus.Kalau Selena tidak salah menebak, seharusnya Markus jatuh di dekat tepi sungai.Selena bergegas lari ke arah tepi sungai dengan tatapan tajam. Tidak lama kemudian, Selena menemukan seorang p
Inilah alasan mengapa pembunuh wanita kelas S sangat berharga. Dalam situasi seperti ini, jika pembunuh itu adalah seorang pria, dia sudah pasti dibunuh. Paling tidak, wanita masih punya kesempatan untuk berdalih.Selena mengambil napas dalam-dalam. Air mata menggenang di matanya dan dia memulai aksinya."Aku cuma melihatmu pingsan di tepi sungai dan ingin melakukan pertolongan darurat untuk menolongmu ... ""Jadi itu alasanmu merobek bajuku?" Pria itu masih menyimpan rasa curiga.Selena terisak kecil. "Terus? Masa aku mau memanfaatkan keadaan? Kamu toh lagi pingsan, memangnya aku bisa ngapain?"Bola mata Markus bergerak menyelidiki raut wajah Selena, seolah-olah mencoba mencari kebenaran di balik kata-katanya."Memangnya kamu siapa? Kok bisa ada di sini?"Ketika berbicara, darah dari luka di lengan Markus sudah merembes ke baju yang dia kenakan dan menetes ke wajah Selena setetes demi setetes."Aku ini seorang dokter yang ingin mencari tanaman herbal yang mekar di malam hari. Nggak ny
Begitu menyangkut bidang keahliannya sendiri, Selena terlihat jauh lebih tegap dari biasanya. "Kamu nggak akan percaya, jangan gerak."Untungnya, Selena sudah memikirkan segala kemungkinan sejak awal. Dia memutuskan untuk mengambil identitas menjadi seorang dokter. Oleh karena itu, semua barang yang ada di tasnya adalah perlengkapan medis.Dia mengambil kotak akupunkturnya dan menyalakan lampu darurat.Begitu melihat jarum perak di tangan Selena, Markus berkata dengan nada dingin, "Mau ngapain kamu?""Kalau aku mau membunuhmu, aku sudah membunuhmu tadi saat kamu pingsan. Tenang saja, aku akan membantu meredakan sakit kepalamu."Kata-kata Selena tidak salah. Toh gadis ini memang punya waktu untuk melucuti semua pakaian yang Markus gunakan hingga dia merasa tubuhnya kedinginan.Mungkin karena sakit di kepalanya benar-benar tak tertahankan, Markus akhirnya menyerah dan berkata dengan nada dingin, "Lebih baik kamu bisa menyelamatkanku. Kalau nggak, aku akan membunuhmu hingga jasadmu tidak
Selena berpura-pura ketakutan. "Kamu mau ngapain? Aku kan sudah menolongmu, lepasin aku, aku mau cari tanaman obat!"Markus langsung mengangkat tubuh Selena ke atas bahunya dengan kasar seperti mengangkat karung.Dia juga dengan santai mencangklong ransel milik Selena dan berkata, "Aku nggak mungkin melepaskanmu sebelum sakit kepalaku sembuh, lebih baik kamu menyerah saja."Sudut bibir Selena terangkat perlahan. Dia membuat isyarat dengan tangan ke arah Yohan di dalam hutan kecil yang ada di dekatnya.Selena sengaja menunjukkan keahliannya dalam bidang pengobatan untuk membuat Markus merasa bahwa dia berguna, sehingga dia dapat mencari cincin secara diam-diam saat sedang mengobati Markus.Mungkin dia bisa menggantikan Kakek dan Harvey untuk mengorek rahasia lebih banyak lagi.Bayangan orang yang ada di kejauhan terlihat makin dekat. "Bos, Bos nggak apa-apa, 'kan?""Bos, ini tawanan musuh, ya? Kok perempuan?""Gimana kalau dikubur hidup-hidup?""Lebih baik dipotong-potong dan diumpankan
Pandangan matanya dipenuhi kegelapan karena terbungkus pakaian. Selena bisa merasakan dengan jelas kalau Markus sedang membungkuk di atas kepalanya dan berkata, "Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan banyak bacot. Aku toh nggak punya moral, jadi kalian nggak bisa menindasku dengan alasan moral."Selena hanya bisa diam saja.Demi cincin, dia rela menahan emosinya.Cepat atau lambat, Selena pasti akan memenggal kepala Markus dan menjadikannya bola sepak!Entah sudah lewat berapa lama, mobil berbelok-berbelok hingga akhirnya berhenti persis sebelum Selena muntah.Belum sempat dia bernapas lega, tiba-tiba seseorang langsung mengangkatnya.Selena langsung dilempar ke lantai yang dingin dengan kasar hingga membuatnya kesakitan.Selena yang marah langsung melempar pakaian yang sedari tadi menutupi kepalanya. Barusan dia tidak berani bergerak karena takut dia melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat dan dijadikan alasan bagi Markus untuk membunuhnya.Dia bangkit dari tanah dan menunjuk Mark
Meskipun beberapa tahun yang lalu Selena banyak mengalami penderitaan, tetapi baru kali ini dia dihina seperti ini.Saat ini dia sudah tidak peduli dengan identitas orang yang ada di hadapannya dan langsung menampar Markus saat dia masih terpaku."Plak!"Suara tamparan yang cukup keras menggema di seluruh ruangan. Markus langsung mengamuk dan mengangkat kedua tangan Selena ke atas kepalanya.Markus yang dari awal sudah bertelanjang dada, membuat pemandangan ini jadi terlihat makin mesra.Pria muda berpakaian hitam batuk-batuk kecil sambil menutupi mulutnya untuk menyembunyikan rasa canggung.Sepasang mata Markus terlihat berapi-api dan berkata dengan gigi bergemeretak, "Berani-beraninya kamu mukul aku?""Aku memang memukulmu, dasar bajingan! Lepaskan aku, dasar mesum!" Selena mengamuk. Kedua tangannya memang ditahan, tetapi dia masih bisa bergerak dan menghantamkan kepalanya sendiri ke kepala Markus."Buk!" Kepala mereka berdua bertabrakan dan membuatnya merasa pusing. Markus tidak lag