Saat pintu terbuka, Agatha masih memegang tangan Maisha dan tersenyum bahagia, kemudian berkata dengan lembut, "Ibu, karena kita adalah satu keluarga, kelak suruhlah Selena untuk sering-sering main ke rumah kita.""Agatha, Ibu lega kamu bisa berpikir begitu, tadinya Ibu takut kalian adik kakak enggak cocok."Maisha sama sekali tidak tahu apa yang dia rencanakan, dan masih bermimpi untuk berbaikan dengan Selena.Tidak ada yang tahu betapa bersemangatnya Agatha saat ini, di perjalanan menuju ke sini dia sudah berulang kali membayangkan betapa menyedihkannya wajah Selena nanti.Pintu terbuka perlahan, dan saat melihat orang di dalamnya, semua orang terdiam.Senyuman Agatha juga terlihat kaku.Mereka berdua bergulat di atas sofa.Harvey melepaskan jasnya dan hanya mengenakan kemeja putih, beberapa kancing bajunya terbuka, menampakkan sebagian besar kulitnya.Dibandingkan dengan penampilannya yang biasa rapih dan teliti, dia yang terlihat kau dan tak berdaya seperti ini sangat jarang sekali
Agatha sebelumnya penuh semangat, sekarang dia basah kuyup dari kepala hingga kaki, tubuhnya dingin sekali, bahkan darahnya pun tak bisa mengalir.Dia menyadari tubuhnya gemetar tanpa bisa menahannya, dan jantungnya juga terasa sakit.Tak lama kemudian, suaranya baru kembali dan berkata, "Ka, kalian sedang apa?"Kalimat pembuka yang tidak asing, dengan suara gemetar yang menunjukkan kegelisahan di hatinya.Tadinya Selena ingin mendongakkan kepalanya untuk melihat raut wajah Agatha, apakah pucat seperti dirinya sebelumnya.Rasanya tidak enak 'kan setelah diangkat tinggi-tinggi tetapi malah dijatuhkan dengan keras.Sebentar lagi perselingkuhan Harvey di pesta ulang tahun anaknya akan menggempar di internet. Dia ingin membuat reputasi Harvey dan Agatha hancur!Tangan yang diletakkan di belakang kepalanya seperti lengan besi, tidak membiarkannya bergerak sedikit pun, hal ini membuat Selena sangat tidak puas.Harvey memeluk Selena, semua orang menunggu dia untuk memberikan penjelasan kepada
Agatha mengacaukan ruangan dengan gila, sangat berbeda dengan Selena yang sekarang berada dalam pelukan Harvey.Ketika tidak ada orang di sekitar, Selena baru mengeluarkan kepalanya dari pelukannya.Di atas geladak yang dipenuhi dengan salju terbang, terdengar suara dingin Harvey, "Apakah kamu senang melakukannya?"Harvey juga tidak bodoh, dengan sifat Selena, mana mungkin dia berhubungan seks di tempat seperti ini, 'kan?Sebelum kejadian dimulai, dia sudah merasakan sesuatu dan sebenarnya bisa menolak.Namun, dia tidak ingin menolaknya hari ini.Hanya saja dia tidak menyangka Agatha begitu bodoh, malah menggali lubang untuk menjatuhkan dirinya sendiri.Selena mengedipkan mata kepadanya. "Kenapa kamu tidak bahagia? Memang sejak awal Agatha yang merencanakan ini untukku, kamu khawatir, ya?"Bola mata Harvey yang hitam pekat menunjukkan kekesalannya, dia menyebut nama Selena dengan muram, "Selena, demi memberinya pelajaran padanya, kamu enggak harus sampai mempertaruhkan reputasimu. Sebe
Selena tersenyum tipis dan berkata, "Kukira dia hanyalah alat untukmu balas dendam padaku.""Kamu kenapa berpikir begitu?" Harvey mengernyitkan keningnya, merasa bahwa Selena malam ini agak aneh.Awalnya dia ingin mengatakan beberapa kata, tetapi karena Agatha mengacaukan semuanya, dia harus membersihkan kekacauan yang Agatha perbuat.Selain Agatha yang menangis, dia juga harus menghadapi Keluarga Wilson yang seperti neraka.Dia memberikan kartu kamar kepada Selena dan berkata, "Kembalilah ke kamar dulu untuk ganti baju."Selama dia mengganti baju, tidak akan ada yang tahu bahwa orang itu adalah dia. Terkait rumor Harvey yang bertebaran, itu semua bisa diatasi dengan mudah.Dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Selena, tetapi untuk mengatasi rasa canggung sebelumnya, kembang api dimulai 2 jam lebih awal.Di cuaca yang sangat dingin, kembang api yang meletus di langit menarik perhatian banyak tamu.Dek yang tertutup lapisan salju tebal dipenuhi orang, sangat ramai.Pertunjukan kemba
Harvest setiap malam selalu berharap bertemu dengan Selena lagi, dia terhuyung-huyung berjalan mendekati Selena.Selena tersenyum lebar dan mengulurkan tangan padanya sambil berkata, "Sayang, mau pergi dengan Bibi?"Harvest tidak tahu apa yang dia maksud, dia hanya meraih tangannya karena Selena mengulurkannya.Tanpa ragu meletakkan tangan gemuknya di telapak tangan Selena, membiarkan Selena mengendongnya sambil memeluk leher Selena.Pertama-tama, dia menggosok-gosok seperti anjing kecil, dan dengan sangat akrab dia berkata, "Ibu."Selena menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Anak bodoh, aku bukan ibumu, kamu harus memanggilku bibi."Pada saat ini, semua orang berkumpul di dek kapal pesiar untuk meyaksikan kembang api di atas air, sehingga Selena bisa menggendong Harvest tanpa hambatan.Selena membawa anaknya kembali ke kamarnya, di dalam kamar ada sebuah kue kecil, dia memasangkan topi ulang tahun pada anaknya, menyalakan lilin, dan dengan lembut menyanyikan lagu selamat ulang tahun
Angin laut bertiup kencang, si kecil bersembunyi dari angin di pelukannya dan serpihan salju berputar-putar di sekitar mereka.Selena menunjuk ke laut yang jauh di depannya, "Bayi Bibi hilang di area laut ini. Dia tidak seberuntung kamu. Dia kehilangan napas begitu keluar dari perut Bibi dan dia belum pernah melihat matahari dunia ini.""Nak, apakah menurutmu dia akan merasa sangat dingin di dasar laut sendirian? Apakah kamu mau pergi menemaninya? Mungkin saat pertama kali masuk air akan terasa dingin. Air akan segera menyebar ke paru-parumu, kamu akan merasa paru-parumu hampir meledak, terasa sangat sakit dan tidak nyaman. Kamu ingin meminta pertolongan, tetapi tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Perlahan kamu akan kehilangan kesadaran dan terjebak dalam kegelapan ....""Akhirnya, kamu akan menghilang untuk selamanya dari dunia ini, meninggalkan bekas luka yang sulit dihapus seumur hidupnya. Kamu adalah putra kesayangannya dan dia akan sedih jika kehilangan dirimu."Selena mencu
"Lihat, salju malam ini sangat indah.""Harvey, hari ini adalah peringatan kematian anak kita. Pernahkah kamu memikirkannya sepanjang tahun ini, meskipun hanya sejenak?""Kupikir dia hanya menjadi bagian dari balas dendammu padaku."Harvey terlambat menyadarinya. Dia pikir tujuan Selena adalah Agatha dan hal itu membuatnya mengabaikan Harvest.Dia sengaja memilih hari ini, agar Harvest menjadi korban persembahan untuk menghormati anaknya.Dengan begitu, dia bisa membalas dendam pada Harvey dan Agatha.Harvey merasa cemas dan marah. Selena tetaplah Selena, dia tidak pernah melakukan ide bahaya seperti ini sejak dahulu!Dalam waktu singkat, hati Harvey bergejolak bagaikan roller coaster dan telapak tangannya berkeringat dingin tanpa dia sadari.Dia berlari ke lantai atas dengan napas terengah-engah. Kembang api sesi ini sudah selesai dan sesi berikutnya sedang dalam persiapan. Seluruh dunia terasa seakan-akan terjeda dan yang terdengar hanya suara langkah kakinya yang menaiki tangga.Dek
Dia pergi dengan meninggalkan sebuah kalimat yang membuat Selena bingung.Tidak ada celaan, tidak ada kemarahan, bahkan tidak ada satu pertanyaan pun.Lalu keputusan terbaik apa yang dia buat?"Bang" pintu ditutup dan sesi baru kembang api kembali meledak. Selena melihat kembang api yang berkilauan dan hilang dengan cepat, seperti kehidupannya yang malang.Selain sinar yang singkat, yang tersisa hanya kesedihan dan kegelapan yang tak berujung.Ketika semua orang tenggelam dalam suasana meriah, Selena tiba-tiba mendengar teriakan seorang wanita."Tuan Muda Kecil!"Apakah dia salah dengar?Selena melihat beberapa pria bergegas melintasi pintu kamarnya, salah satunya bahkan memeluk Harvest!Selena tidak tahu apa yang terjadi, begitu tersadar dari lamunannya, dia langsung mengejar mereka.Suara tangisan Harvest yang menyayat hati menggema di lorong, tetapi saat ini semua orang tenggelam dalam perayaan kembang api, bahkan kebanyakan petugas keamanan juga dipanggil untuk meluncurkan kembang