Sambil memeluk Molin, tubuhnya gemetar tanpa henti, air matanya terus mengalir tak terkendali.Darah, banyak sekali darahnya!Dia harus berbuat apa agar bisa menyelamatkannya.Kepanikan menyelimuti pria yang selalu cerdik ini. Seperti anak kecil yang panik, dia berkata dengan tak berdaya, "Nona Selena, Anda adalah dokter hebat, tolong selamatkan Moli, saya mohon, tolong selamatkan dia.""Tuan Hayden, sepertinya Molin sudah keguguran, dia harus secepatnya dibawa ke rumah sakit untuk dikuret dan menerima transfusi darah. Apa Anda tahu golongan darahnya?""Tahu.""Tidak ada masalah selama bukan golongan darah yang langka. Tenanglah sedikit, sekarang hubungi rumah sakit agar mereka menyiapkannya. Kita berpacu dengan waktu, kita harus menyelamatkan Molin."Orang normal pasti tidak akan mati saat mengalami keguguran, tetapi karena kondisi tubuh Molin yang memang begitu lemah, Selena tidak mampu menjamin keselamatannya."Baiklah, saya akan mendengarkan perkataan Anda."Dengan kondisi sekujur
Masalahnya sudah sampai sejauh ini, tapi yang dipikirkannya bukan bagaimana caranya meminta maaf atau menebus kesalahannya, melainkan bagaimana caranya agar bisa terbebas dari masalah ini."Kalau keluarga Aswin sampai menuntutmu, kali ini nggak ada yang bisa melindungimu, Michelle."Michelle mundur dua langkah sebelum akhirnya dibantu oleh Mia, tiba-tiba kini dia memahami maksud dari perkataan Hayden.Bukan hanya sekedar putus, maksudnya adalah memberikan batasan.Dia tidak akan melepaskan dirinya begitu saja!"Kak, aku nggak mau masuk penjara.""Kamu tentu nggak akan dipenjara, kamu kan sedang hamil," kata Jasper dengan tenang, "Begitu masalah ini menjadi besar, keluarga Farrell juga akan menanggung malu sekalipun kamu nggak dipenjara."Demi menjaga reputasi keluarga Farrell, mungkin Rudy akan memutus hubungan dengan Michelle.Toh, dia dulu sudah pernah mengatakan akan memutus hubungan dengan Michelle. Setelah kejadian ini, Michelle akan benar-benar ditinggalkan oleh keluarga Farrell.
Tanpa terlihat adanya sedikit pun kesedihan, Gideon berkata, "Tapi itu kan cuma anak kecil. Aku kan dulu sudah bilang padamu kalau tubuh gadis itu lemah, aku juga nggak tahu dari mana asalnya gadis itu. Aku nggak masalah kalau kamu suka main-main, tapi kenapa ini kamu anggap serius?"Mendengar perkataan Ayahnya, Hayden semakin erat mengepalkan tangannya, "Ayah, jangan lupakan kesepakatan kita. Aku bersedia banting tulang demi keluarga Aswin, kalian jangan mencampuri urusanku dengan Moli," jelasnya.Seperti binatang buas yang mengamuk, dia menambahkan dengan matanya yang memerah, "Selama ini nggak ada satu hal pun yang nggak aku lakukan demi keluarga Aswin, aku hanya berusaha melindungi wanita yang aku cintai. Begitu banyak pekerjaan kotor dan menjijikkan yang aku lakukan, tapi pada akhirnya, kenapa masih berakhir seperti ini?"Melihat putranya terlihat hampir seperti orang gila, Gideon meredakan emosinya untuk menenangkannya, "Iya, ini pasti salah Michelle, tapi kamu juga jangan membia
Perasaan Hayden hampir hancur karena orang tuanya terus menyakiti hatinya.Ketika hanya mereka berdua yang tersisa di dalam ruangan, Hayden bertanya kepada Selena dengan tulus, "Nona Selena, Moli gimana ... ""Tenang saja, dia masih bisa diselamatkan, kok. Aku punya cara untuk menyembuhkannya selama dia masih hidup. Namun, dia memang memiliki kesehatan yang lemah seperti yang kamu tahu. Pertanyaannya sekarang adalah apakah dia bisa punya anak lagi di masa depan.""Aku cuma ingin dia tetap hidup, yang lainnya gak penting bagiku."Kelihatannya Hayden sangat peduli pada Molin. Selena tak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya, "Kenapa pacar Molin gak datang saat dia kehilangan bayinya?"Mata Hayden berkedip-kedip, "Sudah kubilang, kan. Kehamilannya itu sebuah kecelakaan. Dia gak punya pacar."Hayden tidak mau bicara lebih lanjut tentang hal itu, dan Selena juga merasa tidak enak untuk terus bertanya."Gak usah cemas, Tuan Hayden. Mungkin perkataanku ini akan terdengar sedikit kejam. Me
Michelle terkenal akan sikapnya yang sering kali impulsif dan ekstrem. Mengingat usia Mia yang sudah tua dan hubungannya dengan Mira, dia seharusnya memberikan nasehat daripada ikut terlibat dalam tindakan buruknya.Selena merasa bahwa Mia bertindak sangat aneh, sangat berbeda dari biasanya."Kakek," Selena dengan tenang mengalihkan pandangannya dari Mia dan menghampiri Rudy."Bagaimanapun juga, dia masih hamil. Lebih baik dia gak berlutut, karena risiko keguguran dalam tiga bulan pertama cukup tinggi."Selena mengingatkan bahwa walaupun Michelle mungkin dibenci, tapi anak itu tidak bersalah.Memikirkan bagaimana Molin yang berusaha keras untuk melindungi bayinya, Selena merasa sedih. Dia tidak ingin lagi melihat kehidupan kecil itu berakhir."Sudah kubilang gak usah pura-pura baik padaku!" teriak Michelle pada Selena.Selena membantu Rudy duduk, sementara pelayan memberikan handuk panas. Setelah membersihkan tangannya dengan handuk itu, Rudy pun berkata, "Kalau kamu ingin berlutut, si
Rudy meletakkan mangkuk tehnya dan berkata, "Benar-benar panjang umur dia. Suruh dia masuk."Hayden masih mengenakan pakaian yang sama meski bercak darah sudah menembus jas hitamnya. Namun, noda merah di telapak tangannya dan kerah kemejanya sangat mencolok.Wajah yang biasanya ramah dan sopan itu tiba-tiba menjadi sangat dingin. Michelle segera berlari menghampiri Hayden."Hayden, dengarin dulu penjelasanku. Aku ... "Di rumah sakit, Hayden melihat rekaman kamera CCTV di dalam kamar. Awalnya, kamera-kamera itu hanya untuk memantau aktivitas sehari-hari Molin di rumah. Tapi, tak disangka, kamera itu malah menjadi alat untuk mengungkap kebenaran.Melihat tindakan gila Michelle terhadap Molin, Hayden merasa dunianya hancur.Hayden menatap Michelle dengan tajam. Matanya yang merah darah memancarkan aura membunuh yang tak tergoyahkan. Tanpa berkata sepatah kata pun, Michelle diam-diam melepaskan tangannya.Hayden mendekati Rudy perlahan-lahan sambil menyapa dengan suara parau.Rudy pun ber
Selena sudah menduganya. Hayden pernah mengutarakan hal tersebut saat mereka berada di perkebunan.Awalnya, Selena merasa agak tidak suka pada Hayden karena dia menggunakan cara yang kotor untuk mencapai kekuasaan.Pria yang tamak akan kekuasaan tiba-tiba memilih untuk melepaskan segalanya demi mencari keadilan bagi keluarganya. Padahal, tinggal sedikit lagi dia sudah bisa meraih dunia yang diinginkannya. Tapi dia memilih untuk menyerah.Selena mulai melihat Hayden dengan sudut pandang yang berbeda. Ternyata, dia masih seorang pria sejati.Michelle terperangah. Semua orang pun tahu bahwa selama ini Hayden telah menunjukkan perhatiannya dan mati-matian mengejarnya.Semua orang bilang Hayden sangat mencintainya. Ketika kata itu terucap dari mulut Hayden, Michelle sangat terpukul. Pikirannya seolah-olah terasa hampa."A-Apa maksudmu?"Dia membungkukkan tubuhnya dan menarik kerah baju Hayden dengan kedua tangannya, "Kamu mau ninggalin aku demi wanita murahan itu?"Sampai detik ini pun, dia
Tidak ada yang lebih memahami ambisi Hayden dibanding dirinya. Dia bahkan sudah siap untuk bernegosiasi dengan keluarga Aswin.Meskipun dia benar-benar ingin mengusir Michelle dan membuat batasan yang jelas, tapi masalah dengan Michelle tetap perlu diurus. Keluarga Aswin tak boleh menderita sia-sia.Tapi, dia tidak pernah menyangka bahwa Hayden akan mengatakan hal seperti itu. Dia sedang bertanya-tanya apakah Hayden memiliki taktik tersembunyi?Dulu, Selena mungkin akan berpikir begitu, tapi sekarang tidak lagi. Hayden benar-benar tulus.Dia tidak ingin Molin mengorbankan nyawanya demi kesuksesannya di masa depan.Ekspresi ramah Mira pun meluntur, "Hayden, jangan gegabah. Haruskah kamu sampai mengundurkan diri? Gak mungkin, benar-benar gak mungkin."Rudy menatap wajah Hayden dengan tajam, "Beri aku satu alasan."Tidak pernah Hayden merasa setenang dan selega ini, "Aku sudah muak dengan persaingan bertahun-tahun ini."Sikapnya ini sama seperti anak generasi Z di tempat kerja, dia bahkan