Selena terdiam, sekarang dia bahkan curiga bahwa Markus datang ke Kota Arama karenanya!Usai menenangkan Molin, dia menggulung lengan bajunya sebelum pergi, dia pasti akan mengobati Markus baik-baik.Sebelum tiba di ruang tamu, Selena mendengar suara pria yang marah-marah, "Kok kamu? Keluar," katanya.Di sisi lain, Harvey menjepit kapas dengan pinset, sedangkan tangan yang lain memegang alkohol.Dilihat dari tindakannya, dia terlihat seperti hendak menuangkan alkohol ke kepala Markus dan menyulutnya dengan api."Kamu kan nggak alergi terhadap dokter, kemarilah, aku bukan dokter, aku akan mengobatimu baik-baik. Chandra, pegangi dia," ucap Harvey dengan tenang."Baik," jawab Chandra mendekat.Pemandangan ini membuat Selena teringat akan sebuah kejadian di mana setiap tahun di bulan Desember saat orang-orang di desa hendak menyembelih babi, para tetangga yang kuat akan diundang untuk membantu, kemudian semuanya akan bersama-sama memegangi babi besar yang gemuk, sementara tukang sembelih b
"Maaf saya bodoh, saya tidak mengerti maksud Tuan Markus.""Kalau kamu bodoh, berarti di dunia ini nggak ada orang pintar. Permintaanku sederhana saja, obati aku, maka masalah ini aku anggap hanya bercanda, kalau nggak ... "Jika dia menganggapnya sebagai ancaman teror, masalahnya akan menjadi besar.Selena pun perlahan menghampiri Harvey dan berkata, "Harvey, berikan padaku.""Seli ... "Mengerti apa tujuan Markus, Harvey tentu enggan menyerahkannya.Bila Selena tidak mengenali keluarganya, dia bisa mengabaikannya, tetapi dia tidak bisa tinggal diam karena darah keluarga Farrell mengalir dalam tubuhnya.Demi melindunginya, Jasper sampai terbang sendiri ke Raqqa, sekarang gilirannya untuk melakukan sesuatu demi keluarga Farrell. Dia hanya mengobatinya, bukan menyiksanya, ini tugas yang sepele.Sesudah menepuk-nepuk punggung tangan Harvey, Selena menenangkannya, "Sebentar juga selesai," katanya.Baginya, Markus hanyalah seorang pasien biasa.Namun Harvey mengeryit dengan erat, dia hanya
Hal ini memang mengejutkan namun sudah diperkirakan, lagi pula percobaan pembunuhan adalah perkara yang besar.Dengan sifat Markus yang pendendam, mana mungkin dia melepaskan orang yang hendak membunuhnya begitu saja?Kalau bukan karena Selena mengatakan sesuatu, mana mungkin dia bertindak aneh seperti melepaskan musuhnya begitu saja dan menghentikan penyelidikan?Keduanya tidak memiliki hubungan apa-apa, jadi selain berusaha menyenangkan Rudy, dia hampir tidak bisa memikirkan kemungkinan lain.Karena itu saat Markus menyampaikan hal ini, dia tidak terlalu kaget, namun malah menjawab dengan santai, "Keluargaku punya dua putri, mana yang ingin kamu nikahi?"Awalnya Hayden dipanggil hanya untuk menjadi "boneka pajangan", lalu laporan pengunduran dirinya tidak disetujui oleh Rudy, namun karena Hayden sudah tidak tertarik lagi dengan kekuasaan seperti dulu, dia hanya melakukan pekerjaannya saja.Perkataan Rudy seketika membuatnya bersemangat. Dia tahu baik itu dirinya atau Harvey, ada hal-
Markus mengernyitkan keningnya. Sebagai seseorang yang bahkan belum pernah menjalani hubungan sebelumnya, dia berharap untuk langsung berhasil. Tentu saja dia tidak mengerti kerumitan di dalam hubungan itu."Jika kalian merasa syaratnya kurang memadai, kalian bisa mengusulkannya lagi. Aku siap menurunkan standarku deminya."Selena menatapnya dengan heran, lalu menggeleng sambil tersenyum kecil, "Keluarga Farrell gak perlu menjual putri mereka untuk mendapat keuntungan, dan pernikahan seharusnya bukanlah sebuah transaksi. Kalau Tuan Markus gak tahu arti pernikahan, Tuan boleh mencoba pacaran dulu. Pernikahan itu gak main-main. Kalau Tuan benar-benar ingin menjalin hubungan baik dengan Negara Arama, bukankah kerjasama antar negara adalah yang terbaik bagi kedua negara dan rakyatnya?"Markus mendecih, "Kalau pernikahan ini diabaikan, ngapain juga aku memedulikan kebahagiaan rakyat? Kalau aku gak bahagia, gak ada seorang pun yang boleh bahagia."Selena tak bisa berkata-kata.Harvey langsun
Selama makan malam berlangsung, Rudy sama sekali tidak membicarakan urusan pekerjaan, yang berhasil membuat Markus terdiam.Harvey merasa was-was. Dia sudah menghadapi Markus selama bertahun-tahun dan tahu betul sifat keras kepalanya. Dia pasti tidak akan menyerah begitu saja.Jangan-jangan dia sudah menyiapkan rencana cadangan kali ini.Seusai makan, Markus meminta untuk berbicara empat mata dengan Rudy.Rudy pun tak bisa menolaknya.Tiga jam yang lalu.Setelah beberapa hari istirahat, kaki dan prostetik Agatha sudah mulai membaik, meskipun kadang-kadang masih terasa sakit. Tapi, rasa sakit itu masih dalam batas toleransinya.Tapi Bryan merasa khawatir. Dia takut Agatha akan memaksakan diri dan melukai kakinya lebih parah. Jadi, dia memintanya untuk banyak istirahat dan menggunakan kursi roda untuk sementara waktu.Setelah memasang chip pelacak di kaki Agatha, Bryan menjadi lebih tenang. Dia tahu bahwa tidak peduli ke mana pun Agatha pergi, dia tidak akan bisa lolos dari pantauannya.
Melihat wajah yang sama persis dengan wajah Kavin ini, Agatha pun kaget. Tidak, meskipun jenazah Kavin tidak diserahkan padanya, Harvey tidak mungkin membohonginya.Selain itu, kalau Kavin tidak meninggal, Kavin pasti akan menghubunginya.Dulu saat Kavin mengejarnya, Agatha selalu mengabaikannya. Apalagi setelah malam itu, dia sangat membenci pria yang mencuri keperawanannya itu.Saat itu, Agatha hanya menginginkan Harvey dan berencana untuk melakukan aborsi. Setelah mengetahui Agatha memiliki niat seperti ini, Kavin berusaha membujuknya untuk tidak melakukan aborsi.Kavin berjanji, setelah kembali dari misi ini, dia akan memberikan kepastian pada Agatha.Ketika Kavin pergi, Agatha baru saja hamil dan belum bisa melakukan aborsi.Namun, dia tidak menyangka bahwa hasil dari penantiannya adalah kabar kematian Kavin.Dia sering termenung di tengah malam. Setiap melihat Shearly, dia akan teringat pada Kavin.Saat melihat wajah ini lagi, baik dia adalah hantu atau manusia, Agatha tidak mung
Kalau Kavin tidak meninggal, setidaknya anaknya akan memiliki ayah dan dia tidak akan seterpuruk ini.Setelah menangani luka pasien, dokter menatapnya dengan penasaran. "Nona, ada banyak luka lama di tubuhnya, sebenarnya siapa orang ini?"Agatha memberikan setumpuk uang tunai pada dokter itu. "Jangan mengatakan sesuatu yang nggak seharusnya dikatakan, ini biaya berobat."Melihat begitu banyak uang, mata dokter itu pun bersinar. Terlihat jelas Agatha bukanlah orang biasa, dia hanya perlu melaksanakan tugasnya. "Aku mengerti. Nona, nggak usah khawatir, dia baik-baik saja. Hanya perlu beristirahat untuk beberapa waktu.""Terima kasih banyak."Agatha memanggil Jiko. "Antar dokter pulang."Agatha kembali ke kamar tidur. George yang separuh telanjang itu berbaring di atas kasur, terlihat perban yang melingkari lengannya, sedangkan tubuhnya tertutupi selimut.Sebelumnya lingkungannya agak gelap, dia baru memiliki kesempatan untuk mengamati George dengan saksama. Setelah mengenal Kavin untuk b
Agatha menatap wajah George. Jelas-jelas wajahnya sama persis dengan wajah Kavin, tetapi tatapannya malah membuat Agatha takut."Aku nggak, aku hanya ... ""Agatha, hanya karena kamu mengandung anak kakakku, kamu ingin menikah dengan Harvey. Kamu bahkan melakukan berbagai hal agar dia berpisah dengan istrinya, kamu sungguh jahat."George berusaha untuk bangkit, dia meraih lengan Agatha."Kamu mau ngapain?" tanya Agatha sambil meronta."Biar kubawa ke suatu tempat."George memasukkannya ke dalam mobil secara paksa. Agatha merasa pria ini memiliki kelainan jiwa. Sekarang, dia masih dalam masa pelarian. "Sebenarnya kamu mau pergi ke mana?"George menutup mulut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Mobil melaju dengan cepat di tengah cahaya malam dan tiba di sebuah taman.Taman ini dipenuhi dengan bunga mawar hitam. Di cuaca dingin yang bersalju ini, warna putih yang membaur di atas bunga hitam tampak sangat kontras."Ini ... ""Kakakku ingin melamarmu di sini, memberimu dan anakmu sebua