Untungnya, itu bukan bau bangkai, tetapi aroma lembab karena ventilasi yang kurang baik serta bau busuk dari makanan yang sudah basi.Terlihatlah seorang wanita kurus kering yang kulitnya sangat pucat, kedua tangan dan kakinya diikat dengan rantai besi. Tubuhnya terhimpit dalam keadaan kaku."Henny!" seru Kusno sambil buru-buru mendorong kursi rodanya ke samping tempat tidur.Meskipun Selena telah mengalami banyak hal dalam hidupnya, melihat situasi seperti ini tetap saja membuatnya sedikit terharu.Tak ada orang sekeji Evan di dunia ini yang bisa menghancurkan rumah tangga orang lain dan merebut paksa istri orang, namun tak bisa menghargainya setelah merampasnya, malah menyiksanya.Wanita itu terlihat jelas sudah lama dikurung. Karena banyaknya tekanan yang dialaminya, dia hanya menatap kosong pada orang-orang di sana, tak bereaksi apa pun selama beberapa saat.Dengan mata yang sedikit memerah, Selena pun memerintahkan seseorang mengambil selimut untuk membungkus tubuhnya yang hampir
Selena duduk termenung di teras. Kenapa harus di saat-saat seperti ini?Terdengar suara deringan dari sampingnya, ternyata berasal dari Winnie.Melihat raut wajah Selena yang tidak beres, Winnie pun menggesekkan kepalanya di telapak tangan Selena.Dia telah tinggal di desa tersebut cukup lama dan sangat dekat dengan hewan-hewan kecil di sekitarnya, tingkah lakunya kurang lebih menjadi mirip dengan hewan tersebut.Selena secara refleks mengelus kepala Winnie, dan menatapnya dengan hangat."Kenapa gak main bareng kakak dan adik?"Winnie menggeleng, dan membuat isyarat tangan, yang artinya dia mengkhawatirkan Selena.Mungkin dia mendengar sesuatu dari pembicaraan orang dewasa, dan mengira Selena sedih karena dijahati orang lain.Winnie sangat pengertian. Meskipun dia tak bisa berbicara, tapi hatinya sangat lembut.Selena pun menariknya ke dalam dekapannya, "Ibu gak apa-apa, kok. Hanya saja, takdir orang lain sudah ditentukan dari awal, Ibu gak bisa menyelamatkan semua orang. Ibu hanya ing
Kalung itu tidak memiliki gaya yang rumit, melainkan hanya ikan kecil yang tampak nyata.Selena mengangkat kepalanya untuk mencium pipi Harvey, "Aku sangat menyukainya, terima kasih."Hari sudah larut, Selena bangun tidur lalu merapikan diri. Dia pergi ke kamar anak-anak sebentar sebelum diam-diam pergi.Harvey sebenarnya ingin mengantar, tetapi Selena menolaknya.Dia pergi ke dermaga sendirian dan harus transit di satu tempat sebelum mengambil penerbangan langsung ke pulau kecil.Selena mengubah raut wajahnya saat menaiki kapal motor. Dia mengambil napas dalam-dalam, rasa dingin menyelimuti rongga hidungnya.Setelah beberapa kali perjalanan, akhirnya dia tiba di tempat yang telah disepakati, yang mengejutkannya adalah Yohan sudah menunggunya di sana.Selena tersenyum samar saat mendapati Yohan dalam keadaan utuh, "Kamu secara khusus menungguku di sini?""Tentu saja, seenggaknya kali ini hanya ada tiga orang tingkat S yang datang.""Ada siapa lagi?""Nanti kamu bakal tahu."Selama perc
Selena memandang Markus sembari mundur dengan waspada, kemudian suara yang akrab pun terdengar, "Nadia, kamu nggak bisa kabur."Ini Suara Yohan!Yohan sedang duduk dengan santai di kursi pantai dengan menyilangkan kaki, tiba-tiba auranya berubah.Selena juga menebak identitas Markus, "Jadi kamu bos di balik kelompok gangster X.""Ya, seperti yang kamu inginkan, kamu bertemu orangnya."Selena menatapnya dengan tajam, "Kamu mengkhianatiku!""Selena, satu hal yang harus kamu ingat begitu masuk ke kelompok gangster X, nggak ada teman, hanya ada transaksi."Selena tidak pernah datang dengan niat untuk berteman, dari awal hingga akhir dia hanya ingin lebih dekat dengan bos. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa bos ini ternyata juga seorang pembunuh kelas kakap! Mereka bahkan pernah melakukan beberapa misi bersama."Kelompok gangster X adalah sekelompok tentara bayaran yang menerima semua jenis tugas, ada orang yang menginginkanmu, jadi itulah tugas kali ini."Yohan dengan santai menjelask
Selena mengernyit dan tatapannya tiba-tiba menjadi dingin, "Kamu mengancamku?""Nggak, aku cuma menjelaskan fakta kalau aku sudah berubah dari seorang yang nggak punya apa-apa dan diinjak-injak menjadi posisi seperti sekarang ini. Kamu tahu berapa banyak yang aku korbankan? Kalau aku nggak punya hati yang kuat, aku sudah mati berkali-kali. Jadi, saat aku baik-baik bicara denganmu, lebih baik kamu dengarkan dengan saksama. Kalau nggak, aku nggak jamin apa yang akan aku lakukan."Anak-anak adalah titik lemah Selena. Dia mengangkat tangannya untuk menampar wajah Markus, "Kalau kamu berani mengusik anak-anakku, aku akan membunuhmu."Markus menggenggam erat pergelangan tangan Selena, "Dokter Selena, aku suka semangatmu."Dia dengan cepat melepas topeng palsu di wajah Selena, "Wajah ini masih enak dilihat."Sempurna hingga ke titik maksimal, tidak ada cacat sedikit pun pada wajah Selena, bisa dikatakan sebagai karya seni.Hanya saja Markus tidak terlalu mengerti, mengapa setelah melahirkan e
Dibandingkan dengan Harvey, Markus benar-benar seorang bajingan yang tidak bertanggung jawab, gaya kerjanya tidak logis dan hanya mengikuti perasaannya sendiri.Orang seperti ini justru lebih berbahaya, karena moralitas dan etika biasa sama sekali tidak mampu mengontrol dia.Selena dibawa Markus ke kamar tidur, "Kamu mandi dulu, di kamar ada pakaian yang bisa kamu pakai."Meskipun Markus menyukai Selena, dia tidak terlalu terburu-buru untuk melakukan sesuatu. Dia bisa menipu Selena untuk dibawa ke sini saja sudah mencapai batas Selena, saat ini dia tidak akan sampai sejauh itu terburu-buru untuk menindas Selena.Selena memperhatikan sekeliling. Meski ada jendela dan teras, setiap kemungkinan tempat pelarian akan ada orang yang berdiri di bawahnya.Jika diasumsikan kemungkinan terburuk, meskipun Selena berhasil melarikan diri dan mencapai tepi pantai, berapa lama dia bisa berenang di laut tanpa adanya kendaraan?Markus dengan sengaja menciptakan sebuah penjara untuk Selena.Selena mengu
Tentu saja Harvey tidak percaya, bagaimana mungkin ada kebetulan seperti ini.Pikiran Harvey tetap tenang, "Nggak mungkin!"Alex dengan mata merah menjelaskan, "Aku juga berharap itu nggak mungkin, Tuan sangat khawatir saat Nyonya pergi dan menyuruh kami mengikutinya, orang-orang kami melihatnya naik helikopter itu, kebetulan ada kapal kargo yang lewat dan merekam ledakan helikopter."Sambil berkata, Alex menunjukkan video ledakan helikopter. Mulai dari ledakan hingga jatuhnya helikopter, tidak ada yang melompat keluar dari dalam, semuanya terjadi terlalu tiba-tiba."Aku nggak percaya, periksa segera," perintah Harvey.Harvey ingin menelepon Selena, tetapi tiba-tiba dia tidak bisa mengendalikan jari-jarinya, setelah mencoba berapa kali baru bisa mengeluarkan ponsel dan secara tidak sengaja jatuh ke lantai.Alex segera mengambil ponsel itu, lalu memberikannya, "Bos."Dengan tangan yang gemetar, Harvey menekan nomor yang sudah sangat akrab baginya, "Maaf, nomor yang Anda tuju sedang di l
Harvest yang tumbuh besar sendirian, mana mungkin belum pernah menyaksikan pemandangan seperti ini sebelumnya?Kedua adiknya yang masing-masing di sampingnya sedang menangis tersedu-sedu tak terkendali. Tidak peduli bagaimana dia mencoba membujuk mereka, mereka tidak mau berhenti menangis. Dia juga tidak tahu apa yang telah terjadi.Dia hanya bisa berjongkok dan menghibur mereka, "Ayah nggak kasih tahu Kakak apa yang terjadi. Dia hanya bilang akan segera membawa Ibu kembali dengan selamat, kita harus percaya padanya."Mendengar perkataan kakaknya, kedua anak itu tidak punya pilihan lain selain setuju. "Aku akan mencari Kakek!"Kedua anak kecil yang cerdik itu tahu status keluarga Farrel. Kalau tidak sekarang, kapan lagi mereka membutuhkan bantuan keluarga Farrell?Bagaimanapun, Harvey belum diakui, jadia dia tidak leluasa mencari bantuan ke keluarga Farrell. Namun, kedua anak itu berbeda. Keduanya menggandeng tangan Harvesy, lalu berlari ke ruang baca Kakek.Dari jauh, Rudy bisa menden