Aralt Canavaro, pria yang telah kesepian ketika ia masih kecil-berumur tiga tahun-Fasha, wanita itu dipercaya oleh orang tua Aralt untuk menjaganya karena mereka harus pergi suatu tempat. Seiring tumbuh kembangnya anak tersebut, Fashalah yang memberinya kasih sayang dan terus menunggu kepulangan alpha dan lunanya. Namun, sampai sekarang, tak ada kabar baik maupun buruk yang diterima, bahkan orang-orang telah menganggap orang tua Aralt telah meninggal, sementara Fasha, terus mengatakan tidak dan memberitahu pria itu bahwa mereka akan kembali.
Sewaktu Aralt berumur 17 tahun, pria itu dinobatkan sebagai alpha, bukan apanya ... walau terbilang begitu muda, Canavaro jelas membutuhkan alpha, maka terpaksalah Aralt menjadi pemimpin di pack tersebut. Dia tahu diri bahwa di umurnya seperti ini, ia belum cukup kuat ketika terjadi peperangan, tetapi Aralt terus bersyukur jika pack-nya sampai saat ini sudah tenang dan menjadi salah satu pack terkuat. Di umurnya yang 24 tahun, jelas kemampuan bertarung baik dari jarak dekat dan jarak jauh, Aralt tidak diragukan lagi, karena keahliannya dalam membusur benar-benar akurat dan tidak pernah meleset walau ia sedang fokus ketika berlari sekalipun.
Kini, ia menjadi kuat dan sulit terkalahkan dan hanya satu kekurangan yang ia miliki, yaitu seorang pendamping yang merupakan belahan jiwa untuk menyempurnakan kekuatannya. Aralt yakin, bahwa orang itu telah ia temukan. Namun, dia tidak akan terburu-buru karena Emely tak merasakan apa pun dalam dirinya, yang membuat pria itu sedikit ragu untuk meng-klaim wanita tersebut.
Sama halnya dengan Aralt, Emely merupakan wanita yang telah kesepian sejak kecil, orang tuanya merupakan omega dan seorang warrior yang memiliki darah campuran, dikarenakan ibunya seorang penyihir setengah peri, sementara ayahnya werewolf setengah manusia. Sampai saat ini, Emely tak tahu, dirinya seorang apa karena ia tak memiliki kemampuan yang spesial, selain berteriak, menangis, dan berlari, serta meminta pertolongan.
"Emely, jangan ke sini, nanti alpha memarahi kami," tegur seorang omega, takut jika alpha atau petinggi lainnya sedang datang memeriksa di tempatnya bekerja, yaitu gudang.
Emely tersenyum, menghela napas kemudian menepuk bahu omega itu. "Jika ini atas kemauanku sendiri, mereka tak ada hak untuk melarangku," ujar Emely, omega di depannya tertegun sejenak, walau di hatinya merasa gugup sekali dan sedikit takut jika seseorang melihat mereka.
"Tapi, saya tetap takut jika seseorang melihat kita."
"Jangan takut, aku berada di barisan terdepan untuk melindungimu, percaya padaku," balasnya begitu tulus dan melayangkan tatapan dalam yang begitu sulit untuk omega tersebut tolak, hingga akhirnya, embusan napas pasrah terdengar lalu disambut oleh anggukannya.
Sebelum ke tempat ini, tentunya Emely izin terlebih dahulu ke Aralt dan meminta tolong agar ditunjukkan jalannya kemudian menyuruh laki-laki itu untuk pergi. Sempat mereka berdebat kecil dan Emelylah pemenangnya karena dia mengatakan, "Aku tak ingin diganggu ketika membaca." Aralt angkat tangan sembari tersenyum, kemudian melangkah meninggalkannya, tapi dengan satu syarat, yaitu ... mengecup pipi Emely sebelum itu. Emely ingin menolak, tapi sayang, kecupan tersebut telah mendarat lalu sang pelaku melesat dengan cepat, diiringi senyum menawannya.
Mengenai perpustakaan, banyak sekali buku yang tersusun berantakan, melihat hanya terdapat beberapa omega saja, membuatnya sedikit iba dan turut membantu mereka sekaligus membersihkan tempat ini.
Cukup lama, untuk menyapu seluruh ruangan dan beralih ke penyusunan buku di rak yang sedikit tinggi. Ketika Emely ingin meletakkan buku di rak yang keempat, dirinya tidak sampai dan ia segera mencari solusi dengan mengambil sebuah pijakan tambahan yaitu kursi, lalu naik ke atasnya kemudian meletakkan buku itu dengan amat rapih.
"Baiklah, tinggal beberapa buku lainnya lagi," ucap Emely, saat dia ingin turun dari kursi, beberapa tikus melewatinya, membuat perempuan itu terkejut dan hampir terjatuh, untungnya ... si Emely dapat menjaga keseimbangan.
"Heuft, nakal sekali tikus itu. Kenapa mereka ada di sini? Kemungkinan kebersihannya kurang, jadi hewan itu masuk ke tempat ini," gumam Emely, lalu mengambil kursi dan menyimpannya di tempat semula.
Selesai membersihkan semuanya, para omega yang dibantu langsung berterima kasih ke Emely, Emely mengangguk dengan jempol yang dinaikkan pula, lalu membalas, "Kita berteman, jika kalian membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk memanggilku. Aku pergi dulu, yah."
"Hati-hati."
"Tentu."
Setelah kepergian Emely. Para omega bergosip ria kemudian. "Dia baik sekali, sebenarnya ... siapa wanita itu? Aku sangat bersyukur mengenalnya, dan kalian harus ingat, bahwa dia pulalah yang menyebabkan kita dapat bergabung dengan petinggi pack untuk makan bersama. Ini tak pernah terbayangkan bukan?"
"Benar sekali, saat makan bersama alpha dan beta, hatiku sangat senang dan aku hampir menangis bahagia di detik itu juga, aku rasa ... mungkin dirinya calon luna di pack ini, dan aku amat mendukungnya, karena dia wanita yang baik."
"Aku pun, mana ada yang tidak ingin memiliki luna seperti Emely? Dia baik hati dan tidak memandang kasta seseorang, bahkan dia mengatakan bahwa dirinya seorang mantan luna, bukan? Tapi sangat disayangkan, dia tak menyebutkan di mana pack itu, jika dia menyebutkannya, aku kurang beruntung tidak bekerja di tempat itu."
"Jangankan kalian, aku juga sangat senang! Beruntung bagi mereka yang telah dipimpin oleh Emely, pasti rakyatnya benar-benar sejahtera, tidak dapat dibayangkan, aku bekerja dengannya."
Pembicaraan itu terus berlanjut hingga seseorang masuk dalam perpustakaan yang tak lain adalah beta the red moon pack. Reinard memandang ruangan ini yang menjadi bersih, berbanding terbalik pada hari-hari sebelumnya yang sangat kotor dan menjijikkan-dikarenakan tikus yang meraja lela di tempat ini-akan tetapi, apakah hewan itu ikut menghilang juga bersama hamparan debu?
"Kalian yang membersihkan tempat ini?" tanya Reinard, setelah menghampiri omega yang nampak sibuk berbincang. Para omega tersebut mengangguk dan salah satunya langsung menyahut, "Juga dibantu oleh Nona Emely, Beta."
Reinard mengerutkan kening, sejak kapan wanita itu datang ke sini? Ia tidak melihat tanda-tandanya. "Lalu, ke mana wanita itu?"
"Dia telah pulang, Beta."
Reinard mengangguk-angguk, pertama kali melihat Emely, ia sudah menebak bahwa wanita itu memang baik dari segi penampilan. Namun, sifatnya juga turut sama dengan penampilannya, dan itu menarik di mata Reinard yang notabennya begitu jarang memikirkan wanita atau pun menilainya langsung.
"Ada fungsinya juga dia berada di sini, bagus ... salamkan terima kasihku kepadanya, aku malas menemuinya," ujar Reinard kemudian pergi dari perpustakaan. Para omega hanya dapat menurut, Beta Reinard sangat susah didekati, apalagi berbicara panjang lebar, kecuali ada hal yang penting.
Emely sendiri kembali ke kamarnya, ia berkeringat setelah membersihkan perpustakaan yang sangat luas, setelah ia membuka lemari pakaian, cadangan pakaiannya semuanya kotor, dan ia tidak ada pakaian pengganti lagi, karena belum mencuci.
Emely pun keluar, mencari keberadaan Fasha yang entah di mana, ia mengelilingi rumah megah tersebut dan menemuinya di ruang tamu yang sedang menjahit sesuatu di sana.
"Bibi, maaf mengganggumu."
Fasha menghentikan aktifitasnya, menengok kemudian bertanya Emely. "Tidak apa-apa, Nak. Ada apa?"
"Eum, maaf, Bi. Apakah Bibi ada pakaian? Hm, aku tak punya pakaian pengganti lagi, bolehkah aku meminjam pakaianmu, Bi?"
"Pakaian Bibi seperti ini, Nak. Tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa, Bi. Sepertinya nyaman."
Sampai di kamar Fasha, dengan senangnya Emely berkaca dengan pakaian yang melekat di tubuhnya terasa nyaman karena begitu longgar, sehingga ia dapat merasakan angin-angin kecil merasuk kulit di balik pakaian. "Bi, aku sangat suka baju ini, hm ... nyaman sekali dan longgar, sehingga aku dapat bergerak sesuka hati tanpa khawatir jika pakaian ini akan mudah robek."
Fasha tersenyum mendengarnya, baru kali ini ia mendapatkan pujian, dan dia senang sekali. "Kalau kamu suka, kamu boleh mengambilnya, Nak. Kalau merasa kurang, ambil saja di lemari, pakaian Bibi sangat banyak di sana, dan memang begitu pas di badanmu yang kecil itu," balas Fasha. Jika dikatakan kecil, Emely tak akan marah, dia menerima dan juga selalu tersenyum, mengapa? Emely mencintai diri sendiri dan juga memotivasi diri jika orang yang kecil rata-rata imut dan nyaman dipeluk atau pun didekap.
"Terima kasih, Bi. Aku menyayangimu." Ia memeluk Fasha dan wanita tua yang dipeluknya juga membalas dengan lembut.Emely pun keluar dari istana, mencari keberadaan Aralt yang tak ada di rumah tersebut. Ketika ia mencari-cari, banyak pasang mata yang memandanginya begitu lekat, ia sendiri menggaruk kepala karena terheran, apakah ada sesuatu yang salah dalam dirinya? Ataukah penampilannya aneh setelah memakai pakaian Bibi Fasha? Tidak dan tidak sama sekali! Karena pakaian Bibi Fasha adalah pakaian yang paling nyaman dipakainya dari semua pakaian yang ia coba, dan juga, pakaian Bibi Fasha seperti daster yang memiliki kain dingin.Yang membuatnya menjadi pusat perhatian adalah, pakaian yang ia pakai membuatnya terlihat imut, sekaligus seksi dikarenakan area di atas dadanya, terekspos begitu saja, apalagi dengan kulit putih dan mulus itu."Permisi, Nona. Apa Anda melihat Alpha Aralt di sekitaran sini? Atau Anda pernah meliha
"Pegang yang erat.""Eum, apakah tidak sakit kalau aku menarik bulumu ini?""Tidak, mate." Emely mengangguk mendengarnya kemudian berpegang erat, tak menarik bulu Jason, melainkan memeluk leher serigala tersebut sembari menikmati sisiran bulunya yang hangat.Sesampainya di Canavaro Pack, Jason memilih masuk ke kamarnya dulu karena tentu dia akan telanjang jika berganti shift di hadapan Emely, sebenarnya tidak masalah juga di depan mate-nya, hanya saja ... dia tidak ingin orang lain menikmati kegagahan tubuhnya selain Emely seorang.Fasha, dia memeluk Emely dengan erat dan terus bertanya mengenai keadaan wanita tersebut. "Astaga, Nak. Kamu buat Bibi khawatir, dari mana aja? Dan kamu gak apa-apa, kan?""Aku baik-baik saja, Bi. Walau sempat diriku ketakutan ketika tersesat di tengah hutan, untunglah Aralt segera datang dengan wujud serigalanya."Fasha
Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri."Kenapa kalian bisa bertarung?""Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut."Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aral
"Baiklah, cukup pembicaraannya Alpha Aralt dan King Sean. Silakan duduk."Setelah keduanya duduk. Hadley pun mengumumkan, "Kerja sama antara kedua pack dengan wilyah red blood dari kerajaan vampire, telah diresmikan."Berbagai jamuan telah disiapkan secara khusus, terutama kepada King Hadley bersama anggotanya yang disediakan darah sebagai pelega mereka."Bagaimana King Sean?""Terima kasih, Alpha Hadley, darah ini sangat segar, kami menyukainya," jawab pria itu, menjilat sisa-sisa darah yang masih melekat pada bibirnya. Reinard yang melihat moment tersebut, berusaha menahan kerutan dari keningnya agar kaum mereka tidak tersinggung.Berbicara mengenai perbincangan mereka, semuanya membahas mengenai belahan jiwa, tentu Aralt hanya terkekeh saja apalagi mengingat mate-nya yang begitu menggemaskan di pack."Bagaimana dengan Anda Alpha Aralt? Anda sudah menemukan
"Eum, kenapa mereka terus melihatku?""Kau tak sadar jika pakaianmu mengundang tatapan mereka yang siap menjelajahi keseksianmu sayang, lain kali, tidak usah memakai pakaian Bibi Fasha karena aku sendiri yang akan membelikanmu pakaian dan memasanginya.""Hei, enak saja. Lakukan jika kau ingin sesuatu yang buruk terjadi.""Sesuatu yang buruk? Ayolah sayang, jangan terlalu jahat kepada pria tampanmu ini, karena aku tak ingin tahu bahwa dirimu harus ke istana sekarang dan mengganti pakaian, mengerti?""Aralt, aku nyaman dengan pakaian ini, aku bebas bergerak dan selalu merasa dingin," balas Emely."Pakai saja jika kau berada di kamarku, tapi untuk keluar, aku jelas melarangmu sayang.""Ish, pokoknya tidak mau!""Harus, kalau tidak maka aku akan mengganti pakaianmu langsung, mau?""Tentu tidak.""Maka dari itu, menurutlah."
Di sisi lain, Emely menemui mate-nya yang sedang berbicara dengan Reinard di taman pack, mereka nampak santai dengan minuman hangat yang menemani percakapan kedua pria itu.Kehadiran Emely disadari oleh sang beta, lalu mengode sang alpha untuk melihat, siapa di belakangnya."Emely?""Eum, aku hanya ingin memberitahu, bahwa omega yang baru tiba itu ternyata mengasyikkan juga, aku baru saja berbincang dengannya, serta membantunya membereskan beberapa piring yang telah dicuci," jawab Emely, mengutarakan kesan pengalamannya terhadap Aralt."Sayang, bukannya aku melarangmu, akan tetapi ... biarkan mereka yang bekerja, jika seperti ini terus, kau sama saja dengan seorang omega, lebih baik dirimu selalu berada di sampingku, bagaimana?" tawar Aralt tapi Emely menolak permintaan pasangannya karena Emely rasa, perkataan Aralt sungguh berlebihan."Tidak, kau selalu menggodaku, jadi ... aku
"Apa maksudmu? Asupan vitamin apa?"Emely melototkan matanya, kemudian menggerutu pelan, "Ish ... tentu dengan para warrior yang latihan, menunjukkan otot tubuh mereka yang benar-benar menawan, dan aw, sangat seksi, jadi setiap hari aku tak boleh melewatkan sesi latihan ini," ujarnya kemudian tersenyam senyum, membuat Aralt melongo juga semakin cemburu karena wanitanya tergoda oleh para warrior yang sedang latihan."Mate, kau membuatku cemburu!""Kenapa harus cemburu, kan aku hanya melihat mereka tanpa berkeinginan untuk menyentuh otot-otot yang perkasa itu, kecuali kau mengizinkanku untuk menyentuhnya dan aku akan sangat berterima kasih Araltku sayang," balas Emely sembari menyentuh rahang mate-nya dengan lembut."Baiklah, sayangku. Aku takkan menahannya lagi, sekarang kita ke istana, dan kalian semua!" Tunjuknya kepada warrior. "Aku harus mengurusi mate-ku terlebih dahulu, baru ka
"Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?""Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini.""Fall?""Yah, omega yang bekerja di sini."Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkata